XELLECIA
Beberapa hari kemudian setelah Jonathan datang padaku waktu itu, kami tinggal di Hotel Lasson sekarang.
Jonathan melepas bajunya dan bersandar di sofa. "Haaaahhhh melelahkan sekali ya" Ujarnya. Aku tersenyum.
Dia menatapku. "Kenapa senyum senyum? Aku lucu ya? Jelas dong" Ucapnya pede. Aku mengedikkan bahu.
"Bahkan nenek kolot pun tau kamu ngga lucu" Ucapku jahil. Dia menatapku datar.
"Wah jahat" Ucapnya sambil tersenyum miring.
"Hihi bercanda kok" Ucapku.
Dia tertawa kecil dan menepuk sofa disampingnya. Aku beranjak dan duduk disampingnya. Dia merangkulku.
"Duh jadi pengen lama lama begini" Ucapnya. Aku mencubit pinggangnya. Dia mengaduh.
"Kalau lama lama terus ya gabakalan kelar kelar" Ucapku. Dia tertawa.
"Yah lagian aku lebih suka begini" Ucapnya.
Aku memutar bola mataku. Aku menatap jam dan sudah jam 10 malam.
"Jonathan ini sudah malam, bagaimana kalau kita tidur?" Tawarku.
"Bagaimana kalau olahraga ranjang sedikit? Kurasa singa ini mau masuk ke kandangnya" Ucapnya dengan nada seksi. Aku merinding.
"A-apa maksudmu?! Jangan macam macam!!" Ucapku sambil menatapnya tajam.
Dia menatapku lekat dan dia menggenggam tanganku erat.
"Jonathan? Apa yang k--"
Ucapanku terhenti karena dia menciumku lekat. Ciumannya.. Dewasa.. Ah tidak tapi menggairahkan..
Aku terbawa hanyutan bibirnya yang manis.
"Hmm Jo.." Desahku. Dia merobek bajuku dan mencium leherku.
"Hhmm.. Cia.. Kamu selalu wangi.. Dan kali ini aku rindu tubuhmu" Ucapnya dengan suara serak. Wajahku berubah menjadi merah.
"Jonathan.. Ini dihotel!! Bukan dirumah!! Nanti kalau terdengar orang lain bagaimana?? Kalau ada cctv bagaimana??" Ucapku.
"Seumur hidupku tidak ada tuh cctv didalam kamar hotel dan kamar hotel itu perdam suara sayangku" Ucapnya. Aku merinding.
Dia memberiku tanda dileher. Ah sial!! Tanda kiss mark itu kan susah hilangnyaaaa!!
"Hmm Jonathan.. Ahh!!" Desahku. Dia menggigit leherku.
"Ayo ke kasur" Ucapnya mantap.
"Ta-tapi.. Pelan pelan ya.. Takut bayinya.." Ucapku takut.
"Oh iya bayinya ya.." Ucapnya bingung.
"Yasudah akan kulakukan pelan pelan kok" Ucapnya sambil menggendongku dan menidurkanku dikasur.
"Janji?" Ucapku.
"I'm promise~" Ucapnya.
Lalu kami berdua melakukan aktifitas ranjang yang sangat sakral.
JONATHAN
Aku bangun dengan rasa remuk di tubuhku. Rasanya badanku habis tergilas truk besar.
Aku meraba sampingku dan kosong.
"Aku tidak mimpi kan? Kemana dia?? KEMANA CIAAA?!!!" Teriakku.
"Jonathann!! Kamu kenapaa?!! Kenapa teriak teriak begituu?!!" Cia datang menghampiriku dengan celemek dan dia memegang spatula.
Tunggu.. Berarti dia sedang masak?
"Ah kamu bikin kaget saja.. Lain kali bilang padaku kalau kamu masak.. Aku gasuka kamu tinggal aku begini" Ucapku badmood.
"Ah maaf ya sayang.. Habisnya aku tak tega bangunin kamu" Ucapnya tertawa.
Aku bangun dan mendekatinya lalu menciumnya lekat.
"Harusnya pagi pagi begini kasih morning kiss dong ke aku" Ucapku. Dia menatapku kaget.
"Gaaaa!! Ngga mau!!" Ucapnya. Wajahnya semerah tomat sekarang. Ahh yaampun dia membuatku gemas.
"Kamu masak? Kamu ngga bakalan kuat memasak.. Biar aku saja yang memasak" Ucapku mantap.
Dia menggeleng. "Trus apa tugasku? Hanya sebagai wadah hamil dan melahirkan? Lalu tak melakukan apapun? Omong kosong!" Tukasnya.
Aku tersenyum miring. "Yah baiklah tapi aku tak mengizinkanmu melakukan hal hal berat ya" Ucapku.
Dia mengangguk dan menatapku malu.
"Kenapa?" Tanyaku.
Dia menutup matanya. "Pakai dulu celanamu bodoh!!!" Tukasnya sambil melemparkan boxerku.
"Ah iya benar boxerku~ Love you honey~" Ucapku manja.
"Berisiiikkk cepat pakai atau kamu gabakalan boleh tidur lagi sama aku!!" Ancamnya.
***
JANE SOUTHWELL
Aku mengigit permen yang kuemut. "Sialan! Kenapa si jablay itu bisa bertemu lagi dengan Jonathan?!" Umpatku pada cermin didepanku.
Aku masih menginap di hotel Tawnkins dan masih dikamar yang sama.
"Aaarrrghh!! Pokoknya harus kudapatkan Jonathanku kembalii!! Apapun caranya akan kulakukaaaannnn!!" Teriakku pada cermin dan memukul cermin itu.
"Demi Jonathan.. Hehe demi Jonathan.. Hahaha~" Tawaku pecah.
"Sampai kapan kau mau tertawa lepas seperti bekantan didepan cermin itu?" Ucap Bryan menatapku dibalik pintu.
Aku menatapnya tajam.
"Brengsek! Caramu itu tidak berhasil!" Tukasku. Dia menghela nafas.
"Yah aku lupa kalau Jonathan punya sekretaris dan dia punya Darwin" Ucap Bryan.
Aku mendengus.
"Tapi kali ini aku punya rencana yang lebih bagus.." Ucapku. Aku mengambil pistol dan pisau di lemari pakaianku.
"Bryan.. Kau mengerti kan?" Tanyaku.
"Pakai cara kekerasan maksudmu? Baiklah jika kau memaksaku" Ucapnya sambil tersenyum miring.
Aku mengangguk.
Kali ini rencanaku pasti akan berhasil! Jonathan! Tunggulah aku! Aku adalah jodohmu yang asli! Bukan si jablay bajingan itu!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romansa#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...