Seminggu berlalu..
JONATHAN
Pagi hari sudah kuawali dengan berolahraga di Gym hotel. Aku sudah mencoba Dumbbell, Hyper extension bench, Treadmill, dan Barbel machine selama berjam jam secara bergantian. Aku melirik jam yang terpasang di dinding Gym. Masih jam 10 siang. Nafasku masih terengah engah karena lelah. Samar samar kudengar ada suara sepatu mendekatiku. Aku menatapnya dan ada seorang wanita.
"Mau minum?" Tanyanya sambil menyodorkan sebotol air mineral. Aku mengambilnya dan langsung kuminum sampai habis. Dia menatapku dengan berbinar binar. "Ada apa dengan tatapanmu?" Tanyaku sinis.
Dia terkejut. "Ah tidak, kau hanya sangat-- tampan" Ucapnya malu. Dia mengambil handphone-nya dan menyodorkannya padaku. "Boleh minta nomor atau akun instagrammu?" Tanyanya dengan memohon. Jujur saja dia sangat cantik menggenakan baju training dan rambut yang diikat renggang. Membuatku ingin menidurinya. Ah Jonathan sadarlah sekarang kau punya Xellecia!
"Tidak terima kasih" Ucapku. Aku langsung berbalik dan menuju pintu keluar. Saat aku membuka pintunya aku terkejut melihat Cia ada didepan pintu hendak membuka pintunya.
"Jonathan? Aku disini mau membawakanmu makan" Ucapnya kaget. Aku melihat makanan yang dia bawa. Fried chicken! Makanan kesukaanku!"Wah thank you honey" Ucapku senang. Aku mencium keningnya dan membawanya ke kamar hotel. "Kamu tau? Fried chicken is my favorite food!" Ucapku semangat dan memakan makanannya. Dia tertawa kecil. "Aku baru belajar mencoba membuat ayam krispy karena aku belum terlalu jago memasak" Ucapnya sambil tersenyum kecil.
"Belum jago? Kamu bercanda? Ini sangat lezat!" Ucapku semangat. Aku melahapnya. Dia tersenyum. Tiba tiba aku teringat bahwa semalam dia belum makan. "Cia kamu sudah makan?" Tanyaku. Dia mengangguk.
"Make apa makannya?" Tanyaku. "Pake ayam krispy sepertimu kok" Ucapnya sambil menunjuk ayam dengan dagunya. Aku menghela nafas lega. 12 menit akhirnya aku selesai menyantap makananku. Seketika ruangan hening tanpa ada yang bicara.
"Cia bagaimana jika kita pindah tempat Honeymoon?" Tanyaku. Dia terkejut. "Kau gila? Untuk ke sini saja sudah menghabiskan banyak uangmu dan aku tak mau menguras uangmu hanya untukku" Ucapnya. Aku bingung.
"Kenapa kamu protes tentang uang?" Tanyaku heran. Dia memutar bola matanya. "Kau pikir mencari uang itu mudah? Tidak Jonathan! Itu sama sekali tidak mudah" Tukasnya. Aku tertawa kecil. Dia benar benar tidak mau hartaku.
Aku menarik nya dan menciumnya dengan lekat. Dia terkejut. "Jonat-- Hentikan!!" Tukasnya. Aku tak bergeming. Aku langsung menciuminya bagaikan ciuman terakhirku. Entah berapa lama akhirnya dia kehabisan nafas. Aku tersenyum goda. Aku langsung menggendongnya dan membawanya keluar hotel. Di depan hotel sudah ada limosinku. Kami memasukinya dan pergi ke bandara. Aku masih tetap memeluknya dalam pelukanku. Rasanya hangat. Aku ingin seperti ini lebih lama.
XELLECIA
Aku mengatur nafasku dan samar samar melihat aku sudah ada di dalam sebuah-- ruangan mobil yang sejuk dan luas. Pertama kali yang kulihat adalah Jonathan yang sedang-- Menggendongku! Aku bangun dalam satu tegakan dan menatapnya tajam.
"Jangan membuatku kehabisan nafas seperti itu!!" Tukasku sambil mencubit perutnya. Dia mengaduh kesakitan dan tertawa. Apanya yang lucu?
"Kamu makin gemes aja deh, makin sayang jadinya" Ucapnya lembut dan mengelus pipiku. Wajahku merona. "Tidak ada alasan seperti itu tau" Tukasku dan aku turun dari pelukannya. Tapi dia menahanku dan menciumku lagi. Aku tak bisa lepas darinya, dia memelukku dengan erat. Rasanya aku hanyut dalam ciumannya. Ciumannya dewasa dan bergairah.. I like it.
"Tuan? Mau kemana kita?" Ucap sopir didepan sambil menatap kami. Aku sontak kaget dan menatap sopir tadi. "Ke bandara ya" Ucap Jonathan. Sopir itu mengangguk dan limosin melaju menuju bandara. Aku segera melepaskan pelukannya dan duduk menjauh dari Jonathan.
"Lho kenapa ga deket deket sama aku? Emang aku bau?" Tanyanya ketawa geli. "Ngga ah" Tukasku kesal. Aku hanya memalingkan wajahku. Sejujurnya aku suka Italia. Aku hanya bisa menatapnya berlalu sekarang. Aku juga kesal karena Jonathan melakukan hal ini di limosin dan sopirnya pun tau.
Membuatku kesal saja. Batinku. Tak lama setelah aku menatap kota Italia aku mulai mengantuk. Aku menutup mataku dan bermimpi kota Italia yang indah. Semoga mimpiku menjadi kenyataan yang terulang lagi. Ucapku dalam hati sebelum aku terlelap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...