XELLECIA
Aku menangis didalam kamar dan tak bisa berpikir jernih.
"Berani beraninya dia!! Lihat saja!!" Gumamku kesal.
Aku langsung membereskan pakaianku dan membuka pintu.
Lho? Kok dikunci? Batinku.
Aku menggedor gedor pintu keras.
"Tolong!!! Bukakan pintunya tolonnggg!! Siapa saja tolong akuu!!" Teriakku.
Aku melihat jendela dan aku membukanya.
Astaga aku berada di lantai 12 dan jika aku lompat maka tamatlah riwayatku.
Aku terus menggedor gedor pintu sambil menahan tangisku.
"Kumohon siapa saja bukakan pintu ini!!! Kumohonn!!!!" Teriakku keras. Aku sudah tak tahan.
2 jam berlalu aku tetap terdiam ditempat dan terus menggedor pintu.
"Kumohon.. Siapa saja bukakan pintunya.." Ucapku lemas.
"Apa ada orang disini? Halo?" Ucap seorang wanita dari luar.
"Yaa!! Ini aku!! Kumohon bukakan pintu ini!!" Ucapku antusias.
Tak lama dia membukakan pintunya, dan aku langsung memeluknya erat dan menatapnya senang.
"Astaga terima kasih!! Aku tak tau harus bagaimana, tapi terima kasih banyak!!" Ucapku meringis pada wanita itu.
"Kenapa kau bisa terkunci disini? Ini kan kamar rusak?" Tanyanya. Aku mengangkat alisku.
Aku melihat bagian depan pintu dan benar saja. Ada tulisan 'Kamar rusak!'
Aku menahan tangisku dan menatap wanita itu senang.
"Terima kasih banyak! Ahh apa kau mau uangku??" Tawarku.
"Tidak usah terima kasih nona, aku hanya sekedar lewat kok haha" Ucapnya. Aku menghela nafas lega.
"Baiklah begitu.. Tapi aku tak bisa memberimu apa apa kalau begini. Ah begini saja, bagaimana kalau besok kau kubelikan pizza rasa baru?" Tawarku.
"Wah benarkah? Aku senang sekali!" Ucapnya bahagia.
"Baiklah kau di kamar nomor berapa?"
"Nomor 216" Ucapnya. Aku mengingatnya.
"Baiklah terima kasih banyak~ Ah namaku Xellecia. Salam kenal" Ucapku.
"Yup aku Diana dovana~ Salam kenal juga" Ucapnya.
"Baiklah aku duluan ya, sekalilagi terima kasih" Ucapku dan pergi.
Aku turun ke bawah dan melihat keadaan sekitar.
Baguslah tidak ada Jonathan.. Batinku.
Aku langsung keluar dari Hotel dan pergi sejauh mungkin darisana.
"Jahat! Tidak ada satu orang pun yang baik padaku! Bahkan orang tuaku jugaaa!!" Tukasku pada diriku sendiri.
Hari sudah mulai gelap dan badanku terasa seperti hampir mau hancur.
Aku duduk ditaman sepi dan mengelus perutku yang besar.
"Sayang.. Mama ngga sabar mau lihat kamu kedunia ini" Gumamku. Tapi ada rasa penyesalan dalam diriku, karena aku telah memisahkan anakku dan ayahnya.
Tunggu, kenapa aku harus peduli? Lagipula ini semua salahnya.
Aku duduk termenung dan mengelus keningku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...