HONEYMOON 2

12.4K 243 1
                                        

     JONATHAN

Aku menatap Cia heran. Kenapa dia melepaskan ciumannya? Aku menoleh kebelakang dan melihat orang tua ku terngaga sambil melihat aku dan Cia.

"Mom? Dad? What's wrong?" Tanyaku risih.

"Oh sayang maaf mengganggu mu, tapi kami kesini untuk mengembalikan barang barangmu yang tertinggal dirumah kami" Ucap ibuku sambil mengulurkan sekantung kotak cokelat.

Aku menghela nafas dan mengambilnya. "Oke Mom, Dad ada apa lagi selain ini?" Tanyaku.

"Kapan kalian Honeymoon?" Tanya ibuku penuh harap. Ayahku hanya tertawa dan aku menghela nafas. "Entahlah Mom aku tidak tau destinasi yang tepat untuk Honeymoonku bersama Cia" Ucapku bingung.

"Kau masih cuti kan?" Ucap ayahku.

"Ya, karena aku lelah setelah acara pernikahan dan bermain dikasur" Ucapku sambil menggaruk tengkuk.

"Ahh Cia kau sedang memasak apa? Serius sekali sepertinya" Ucap ibuku semangat sambil menghampiri Cia.  Aku dan ayahku hanya menatap mereka.

"Jadi?" Tanya ayahku.

"Nanti akan kucari lagi Dad" Ucapku malas.

     XELLECIA

Wajahku berubah menjadi merah saat Jonathan bilang ' Ya, karena aku lelah setelah acara pernikahan dan bermain dikasur'. Tapi aku segera menghiraukannya saat Anastasia ada disampingku dan menatapku sedang memasak.

"Wah kau telah selesai makan rupanya, kukira sedang memasak lho haha" Ucap Anastasia jahil. Aku hanya menggigit bibirku.

"Ma-maaf tante, a-aku tidak tau jika kalian akan da--" Ucapanku terpotong karena Anastasia mulai berbicara dahulu.

"Ah tidak apa apa lagipula aku sudah makan kok" Ucapnya tenang sambil mengibas tangannya lembut. Aku hanya tersenyum manis dan dia memelukku hangat. Aku suka pelukannya. Begitu dalam dan hangat.

"Ohh iya Cia apa hobimu? Atau kesukaanmu?" Tanya Anastasia sambil memelukku. "Umm.. Aku suka memasak,melukis dan traveling" Ucapku sambil tertawa.

"Nah kalo begitu Honeymoon kita keliling Eropa, bagaimana?" Ucap Jonathan tiba tiba disamping kananku dengan hembusan nafas memburunya. Aku merinding.

"Nah itu boleh kok, kamu memilih destinasi yang tepat ya Jonathan!" Ucap semangat Anastasia sambil tersenyum pada Jonathan.

"Entahlah, aku masih agak lelah" Ucapku. Tiba tiba ada tangan besar dan kokoh memegang pinggulku dan menggendongku. Jonathan menggendongku!

"A-apa apaan ini!! Turunkan aku!!" Ucapku keras sambil memukul dadanya yang bidang. Dia hanya tertawa. Dia membawaku ke ruang keluarga dan menurunkan ku di sofa panjang berwarna merah.

"Wow Son, kau mirip aku ketika masih muda dan baru menikah dengan ibumu" Ucap Jhony sambil merangkul istrinya dan menciumnya. Aku hanya mengalihkan pandanganku.

"Cia, tatap aku" Ucap Jonathan sambil memegang pipiku. Aku menoleh dan dengan cepat dia menciumku. Aku terkejut. Aku mencoba mengambil bantal sofa tapi terlalu jauh. Dis terus menciumku dengan hangat. Aku bisa merasakannya. Akhirnya aku bisa menggapai bantal dan memukulnya ke Jonathan. Dia hanya tertawa kecil.

"Baiklah Jo hanya itu yang ingin kami bicarakan. Kami pulang ya" Ucap Orang tua Jonathan sambil melambaikan tangannya pada kami. Akhirnya ruangan kembali sepi.

"Lalu bagaimana lagi?" Tanya Jonathan sambil menatapku. Aku hanya terdiam dan memalingkan wajahku. Ini masih pagi dan aku tidak mau membuat masalah dengannya.

***

     JONATHAN

17:56 PM
Kami terdiam dikamar. Aku hanya menatapnya sedang membaca buku-buku milikku. Entah kenapa aku suka melihatnya. Aku masih berkutik dengan dokumen dan pekerjaanku di depan laptopku. Aku melepaskan kacamata ku dan menghela nafas.

"Cia, mau makan?" Tanyaku. Dia hanya menoleh kearahku dan kembali membaca buku. Sudah 14 kali aku dicampakkan seperti itu dan aku mulai kesal. "Cia.. ayolah berbicara padaku" Ucapku tak tahan.

Aku menghampirinya dan duduk disampingnya. Tapi dia berpindah posisi dan menjauh dariku. Apa salahku? Apa aku bau? Batinku sambil mencium ketiakku.

"Ciaa.. bicaralah padaku sayang? Ada apa denganmu?" Tanyaku sambil menghampirinya. Dia terdiam. Arrghh!! Aku mulai kesal dengan ini.

Aku membopongnya dan berjalan keluar rumah. "Paolo, cepat bawa kami ke bandara" Ucapku kesal. Supirku langsung bergegas membukakan pintu. Kami masuk dan aku melihat Cia menatapku tajam. Akhirnya kami berangkat ke bandara.

"Apa yang kau lakukan?! Aku mau istirahat dan menenangkan pikiranku!" Ucap Cia marah. Aku tersenyum kecil. "Karena aku kesal dan tau jika kamu mau cepat cepat Honeymoon" Ucapku.

"Hoax banget! Aku tidak mau begitu" Tukasnya sambil memutar bola matanya. Aku hanya tersenyum kecil dan mengambil laptopku di meja limosin.

"Sebenarnya kau punya laptop berapa sih? Dan sebesar apa kekayaanmu sampai kau belagu begitu" Ucapnya sambil menatapku.

"Entahlah aku tidak tau. Tapi yang penting cintaku lebih besar daripada dunia ini" Ucapku. Dia membentuk mulut huruf 'O'.

24 Menit kami dilimosin akhirnya kami sampai di bandara. Aku turun sambil menggendongnya. Dia terkejut. "Turunkan aku bodoh! Jangan permalukan aku didepan umum!" Ucapnya sambil meremas bajuku.

"Aku tidak peduli, yang penting kamu harus ada didekatku" Ucapku santai. Aku langsung masuk ke bandara dan memasuki jetku.

"Kenapa nama seluruh pesawat dan jet disini di namai Blue? Kau itu siapa hah?!" Ucapnya tidak percaya. "Nanti juga tau kok" Ucapku sombong. Aku nenurunkannya di sofa panjang dan dia menatapku tajam. "Kau tau? Tadi banyak orang yang melihat kita!" Ucapnya marah.

"Bagus dong" Ucapku tenang.

"Kok bagus?" Ucapnya bingung.

"Karena aku bisa memamerkan mu Xellecia earls sebagai istriku" Ucapku sombong. Wajahnya seketika berubah menjadi merah merona. Aku hanya tertawa kecil.

Semoga aku benar benar bisa melakukan sesuai yang kuucapkan. Batinku.

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang