JONATHAN
Tiiittt... Tiiittt.. TIIITTTT.. TIIITTT!!
Brak!!
Aku menekan keras alarm ku. Aku mengucek mataku dan melihat sekeliling. "Cia.. Kamu diman--"
"Meong~"
Sontak aku kaget dan turun dari kasur. Bagaimana bisa ada kucing dikamarku??!!
"Hei kau keluar cepat!!" Ucapku pada kucing putih berbulu lebat itu. Kucing itu malah kembali tidur dan berguling guling diatasnya. Sialan!!!
Aku mengambil selimut dan membungkus kucing itu didalamnya. Aku berjalan ke balkon dan niatku adalah ingin membuangnya. Aku membuka selimut itu dan kucing itu menatapku dengam tatapan berbinar.
Arghh!! Sialan! Kenapa bisa bisanya dia mencuri tatapan tak tega begitu. "Baiklah, kuijinkan kau hidup tapi jangan didalam kamarku" Ucapku sambil menunjuk jariku padanya. Kucing itu malah menjilat jariku.
"Jonathan? Lagi ngapain ngomong sendiri?" Ucap seseorang dibalik pintu.
"Meooongg!!" Kucing itu melompat ke kepalaku dan berlari ke pintu.
"What the fuck!! Akan kubunuh kucing itu!!" Umpatku. Aku langsung pergi ke pintu dan melihat Xellecia sedang mengelus kucing itu dipelukannya.
"Lihat deh Jo! Kucingnya lucu kan?? Aku nemu ini di depan rumah" Ucapnya sambil menempelkan kucing itu dipipinya.
"Ngga,ngga lucu. Buang kucing itu. Akan aku belikan hewan yang lebih lucu dan bagus dari ini" Tatapku kesal pada kucing itu.
"Ngga mau!! Maunya kucing ini!" Tukas Cia. Dia turun kebawah dan pergi ke taman belakang. Aku menghela nafas. Aku turun dan pergi ke dapur.
Aku mengambil susu segar dan meminumnya. Baru saja satu tegukan, ada satu pukulan panas mendarat di punggungku.
"Ciee yang bangun pagi! Tumbenan kamu bangun pagi" Ucap Mom. Aku tertohok.
"Mom, kebiasaan deh bikin orang jantungan" Gumamku. Ibuku berdecak kesal. "Kamu hari ini kerja kan Jo?" Tanya Mom. Aku mengangguk.
"Jam berapa berangkat?" Tanyanya. Aku melirik jam. "Nanti aja deh lagi pengen dirumah sama Cia" Ucapku. Mom menggeleng kepala.
"Ayahmu sedang mengurus perusahaan kita didaerah lain. Cepat sana bantu ayahmu" Ucapnya. Aku melihat jam. "Baru jam 8 pagi Mom" Ucapku malas.
"Huu dasar playboy" Tukas ibuku dan pergi dengan senyum kemenangan. Aku mengangkat alisku. Aku menghela nafas.
XELLECIA
Aku mengelus kucing putih itu dengan lembut. Lalu Mom tiba tiba datang dan memanggilku. Aku menoleh.
"Cia? Mom mau pulang dulu ya" Ucapnya. Aku mengangkat alisku. "Kok mau pulang Mom? Aku sendirian disini" Ucapku sedih.
"Kan ada Jonathan sayang, dia pasti akan menjagamu" Ucapnya lembut. Aku suka Anastasia. Dia sweet mother.
Aku mengangguk kecil. "Baiklah Mom, aku akan menunggumu kembali lagi" Ucapku.
"Ahh kamu dramatis aja, kan ada Jonathan ini haha yaudah deh Mom pulang ya" Ucapnya sambil memelukku dan pergi keluar rumah.
Aku menghela nafas dan masuk ke dalam rumah. Aku melihat Jonathan sedang menelpon seseorang. Aku melangkahkan kaki ku ke kamar dan mengambil semua baju baju kotor bekas Jonathan.
"Ciaa!!" Ucap Jonathan dari bawah. Aku terkejut dan sontak berjalan cepat menuruni anak tangga.
Yang kupikirkan hanyalah cepat cepat turun.
Krek!!
Bruak!!
Aku terjatuh dari tangga dan untungnya masih berpegangan pada penyangga tangga. Aku memegang perutku yang sakit sekali. Dan kaki ku terasa seperti keseleo.
Aku kaget melihat darah mengucur melewati kakiku. Sontak aku memanggil Jonathan.
"Jonathannn!! Jonathann!!!" Teriakku. Jonathan datang dan terkejut.
"Astaga!! Apa yang terjadi denganmu Ciaa??!!" Ucapnya panik dan mendekatiku.
"Tolong.. Anak kita.." Ucapku lirih dan mengusap perutku. Dia membelalakkan mata dan menelpon ambulan. "Bertahanlah sayang!! Aku disini!! I'm here honey!!" Ucapnya sambil mencium keningku.
Aku mengatur nafasku. "Jonathan.. cepat.." Ucapku lirih. Dia semakin panik dan membawaku ke limosinnya.
"MICHAEL!! CEPAT KE RUMAH SAKIT SEKARANG!!" Bentak Jonathan pada Michael. Supirnya.
Michael nampak sigap dan langsung tancap gas. Dia memeluk ku dan mencium kening ku.
"Bertahanlah sayang! Aku disini! I'm here honey! I'm here!" Ucapnya sambil menempelkan tanganku ke pipi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...