HONEYMOON

13.1K 246 0
                                    

     JONATHAN

Pagi hari tanggal 15 September. Aku terbangun dengan sinar matahari yang memancar dari balik jendela. Hal yang pertama kulihat adalah Xellecia. Ah dia sungguh cantik dalam tidurnya. Membuatku tambah ingin menginginkannya.

Aku memeluknya dengan protektif. Mencium rambut dan wangi tubuhnya. Bagaikan parfum dia sangat wangi sekali. Tak lama setelah aku memeluknya dia tersadar dan menatapku dengan matanya yang indah. I want to kiss you babe! Batinku.

     XELLECIA

Aku terbangun dan mengucek mataku. Saat aku mulai tersadar aku melihat dada bidang sangat dekat denganku. Ada apa ini? Mengapa dada ini sangat dekat? Dan tangan yang menggenggam bokongku dengan erat. Saat aku menatap wajah ternyata Jonathan.

Kukira dia sudah bangun duluan. Aku terkejut dan menutup wajahku dengan tanganku. Dia tertawa kecil.

" Bonjour ma femme ¹" Ucap Jonathan.

" Bonjour a-aussi mon m-mari ²" Ucap ku gugup. Aku tidak terlalu lancar berbahasa perancis.

"Mana ciuman selamat paginya? Masa fisrt day after married ngga dikasih" Ucapnya tertawa kecil. Aku hanya terdiam.

"Bisa kau lepaskan aku? Akh tidak tahan seperti ini Jonathan!" Ucapku.

"Kamu harus panggil aku dengan nada sayang" Ucapnya goda. Aku memutar bola mataku.

"Ayolah!! Aku tidak tahan!" Ucapku sambil memukul dadanya. Dia hanya tertawa.

"You must kiss me babe" Ucapnya lembut. Akhirnya dia menciumku dengan panas sambil meremas bokongku. Aku terbawa suasana akibat ciuman mematikannya.

Kruyukk!!

Di terkejut dan melepaskan ciumannya. Dan menatapku bingung. "Kamu lapar? Kenapa tidak bilang?" Tanyanya.

"Aku tidak mau merepotkan mu" Ucapku dengan nada rendah.

"Aku tidak mau anakku kelaparan Xellecia Blue" Ucapnya sambil menggendongku. Aku tertegup. "Hey hentikan! Aku bisa jalan sendiri!" Ucapku keras.

"Tapi aku ingin menggendongmu" Jawabnya.

"Aku bahkan belum memakai baju Jonathan blue!" Ucapku kesal. Dia hanya tertawa.

"Kalau begitu ngga usah pakai. Kok susah amat?" Ucapnya sambil menatapku. Aku mendengus. Aku langsung mengambil selimut dan membalutnya ke tubuhku.

"Baiklah baiklah" Dia mengambil sebuah kotak pita merah dan membukanya. Didalam kotak itu sudah ada beberapa pasang baju lengkap dengan pakaian dalamnya.

"Kalau begitu kamu coba dulu ya" Ucapnya santai.

"Ka-kau tau darimana ukuran pakaian dalamku?!" Tanyaku frustasi. 

"Saat aku menjelajahi tubuhmu aku melihat segala ukuran bajumu jadi aku tau" Ucapnya sambil tersenyum menang. Shit! Aku menghela nafas dan mengibaskan tanganku kearahnya. Dia bingung.

"Apa maksudmu Cia?" Tanyanya.

"Kau tidak tahu? Pergi sana" Ucapku sambil memutar bola mataku. Dia tertawa dan keluar kamar. Aku bisa bernafas lega dan segera memakai bajuku. Setelah selesai aku segera turun kebawah. Dibawah aku tidak menemui Jonathan. Mungkin hilang? Ah bodo amat.

Aku membuka freezer dan mengambil beberapa bahan makanan dan memasaknya. Aku ingin membuat pancake diawal pagi hariku ini.

"Wow pagi pagi sudah masak aja" Ucap seorang pria dengan suara berat yang menggoda dibalik tubuhku. Jonathan! Dia hanya memakai boxer dan topless! Aku memalingkan wajahku.

"Kok cuek? Ayolah bicara sayang" Ucap Jonathan sambil memelukku dari belakang dan mencium leherku. Bulu kudukku berdiri. "Hentikan! Aku sedang memasak!" Ucapku tegas.

"Lalu? Jika kamu sedang memasak aku harus berhenti menciumi mu? Tidak ada alasan bagiku" Ucapnya santai. Aku mendengus. Aku sibuk membuat pancake untuk sarapan.

"Oiya kita Honeymoon mau kemana?" Tanyanya. Aku terkejut. "Kenapa harus bulan madu? Aku tak butuh itu" Jawabku malas. Padahal aku menginginkannya tapi-- tidak dengannya.

"Ayolah harusnya kita berbahagia setelah hari pernikahan kita" Ucapnya sambil mengigit kupingku. "Aww! Sakit!" Ucapku kencang. Dia tertawa kecil.

20 menit aku membuat pancake akhirnya selesai. Aku menyajikannya dengan siraman madu dan stoberi diatasnya. Dan memberikannya pada Jonathan. Kulihat dia agak terkejut.

"Kamu bisa masak?" Tanyanya.

"Tidak" Jawabku cepat. Aku duduk dan segera menyantap pancake-ku dengan lahap. Aku yakin anakku menunggu makanan kesukaanku ini. Tapi ada hal risih yang daritadi mengintaiku. Jonathan menatapku lekat.

"Ada apa?" Tanyaku risih.

"Ah tidak" Jawabnya. Lalu dia memakan pancake-nya hingga habis. "Cia nanti kita siap siap ya" Ucapnya sambil menatapku.

"Mau kemana?" Tanyaku bingung.

"Lakukan saja perintahku" Ucapnya. Aku menghela nafas dan mengangguk. Aku tidak punya kata kata lain untuk meladeni semua permintaanya. Aku membereskan semua piring dan membersihkannya. Tiba tiba ada pelukan hangat di pinggangku dan nafas hangat berhembus di leherku.

"Aku tau kamu menginginkan ku" Ucapnya. Aku merinding. "Tidak! Jangan geer!" Tukasku kesal. Tapi kenapa setiap dia pergi aku selalu khawatir? Ah persetan!

"Yakin tidak menginginkanku? Aku tidak yakin akan hal itu sayang" Ucap Jonathan sambil memutar balik badanku. Sehingga kami berhadapan. Dia mengelus daguku dan menciumku dengan lekat.

Aku terkejut tapi lama kelamaan dan entah kenapa sensasinya menjadi nikmat. Aku hanyut dalam ciumannya yang kuat. Dia meremas bokongku dan memelukku dengan erat.

"Jonathan.. hentikan! Aku kehabisan na-nafas.." Ucapku terengah engah. Dia mencium pipiku. "I like your lips" Gumamnya di kupingku.

Dia menciumku dan melumat bibirku lagi. Ahh rasanya aku ingin hanyut di air sekarang. Tapi mengapa hatiku merasa bahagia seperti ini?

Aku memeluk leher Jonathan dan merogoh pundaknya. Aku tak kuat menahan nafasku. Lalu dibalik pundak Jonathan aku melihat wanita dan pria yang sedang menatap kami terang terangangan dan tidak mengeluarkan sedikit katapun.

Shit! Itu orang tua Jonathan! Aku langsung mendorong Jonathan dan menutup wajahku.

Fuck! Kenapa ketahuan lagi! Kenapa aku begitu bodoh?! Batinku.

***

TERJEMAHAN

1 : Selamat pagi istriku

2 : Selamat pagi juga suamiku

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang