UNPREDICTED

7.8K 233 13
                                        

JONATHAN

"Cih, manusia rendahan.. Kau pasti dari generasi goblok yang hanya bisa menyakiti orang lain" Ucapku.

Dia menatapku tajam.

"Gausah banyak bacoooooottttt!!!" Teriaknya sambil mengacungkan pisau itu dengan tinggi.

'Duar!!' Selongsong peluru menembus kepala Bryan.

'Brukk!!' Bryan jatuh terkapar dilantai.

Aku menahan nafas panik. Apa yang barusan--

"Ck!! Jangan mengganggu kau sialaaannnnn!!!" Teriak Jane sambil mendongkan pistolnya ke Cia.

'Duar!' Selongsong peluru menembus lengan Jane.

"Arrrgghhh!!" Geram Jane.

"Anda kami tahan!!" Sergap FBI.

Aku menghela nafas lega, aku segera menghampiri Cia.

"Sayang? Apa kamu terluka?"

"Humm, Uhh Jonathan--" Ucapnya sambil memelukku dan menangis.

"Tenang sayang, aku disini.. Semuanya akan baik baik saja.." Ucapku menenangkannya.

"Kupikir kamu ngga akan datang.. Mungkin aku akan dijual sekarang.. Entah apa yang akan terjadi.." Ucapnya sesegukkan.

"Aku disini, tenanglah, aku datang untukmu" Ucapku sambil mencium kepalanya.

Beberapa menit kemudian, semua anggota FBI meneliti tempat kejadian perkara itu. Aku memanggil helikopter rumah sakit hendak membawa Cia ke rumah sakit.

Kami menaiki helikopter dan bergegas ke rumah sakit.

Sesampainya disana domter segera menangani kami, dan Cia.

4 hari kemudian..

XELLECIA

"Klek!" Suara pintu terbuka dan kulihat Jonathan datang.

"Hello my love~" Ucap Jonathan. Dia mendekatiku dan menciumku lekat.

"Uhh, kamu ini, ngga pernah berubah dari dulu" Ucapku sambil menatapnya.

"Lho? Ngga pernah berubah gimana?" Tanya nya.

"Selalu aja nyosor nyosor tanpa seizinku" Ucapku.

"Hahaha~ Maaf ya sayang, tapi kalau bibir ini sudah terlihat dimataku, aku jadi ingin terus menciumnya" Ucapnya sambil memegang bibirku.

"Uhh hentikan Jonathan, kita dirumah sakit" Ucapku.

"Oke" Ucapnya tersenyum miring.

"Bagaimana kondisi bayi nya?" Tanya Jonathan.

"Hmm baik, itu--" Tiba tiba perutku merasa tidak enak.

JONATHAN

Melihat raut wajah Cia berubah, aku terkejut.

"Sayang? Kamu kenapa? Apa--"

"Jonathan, bayi nya.. Sepertinya-- mau keluar" Ucapnya tertegah.

"Astaga!! Dokterr!!" Aku bergegas memanggil dokter. Dokter datang dan segera menanganinya.

"Maaf sir, tapi anda tidak boleh menunggu disini" Sergah perawat.

"Tapi-- aku ingin melihat istriku!!" Ucapku.

"Akan kami persilahkan nanti jika sudah siap, silahkan tuan" Ucap perawat sambil membukakan pintu.

Aku keluar dari ruangan itu dan duduk di kursi berderet.

"Arrghh sial.." Gumamku.

10 jam berlalu..

"Kenapa belum boleh masuk sih?!!" Desis ku frustasi.

"Kriett" Suara pintu terbuka dari ruangan sebelah.

Disitu kulihat seorang pria yang keluar dari ruangannya dan bajunya robek disana sini.

Dia duduk disampingku.

"Hey, sedang menunggu istrimu melahirkan ya?" Tanya nya.

"I-iya" Angguk ku.

"Asal kau tau saja, keluar dari ruangan itu kau akan jadi gembel sepertiku.. Bajuku habis robek seperti ini" Ucapnya.

Glek!! Aku panik.

"Tuan Jonathan? Silahkan masuk" Ucap perawat.

'Mampus gua!!'

"Oke" Aku memasuki ruangan itu dan kulihat Cia sedang mengejan keras.

"Hhmmmmmppppp!!! Ahhhhh!!" Teriaknya. Dia menoleh menatapku.

"Sayang.." Gumamku. Aku mendampinginya melahirkan. Aku menggenggam tangannya.

"Aku disini, kuatlah sayang, ayo ikuti aku"

"Ba-baik.." Ucapnya lemas.

"Tarik nafas.. Hembuskan perlahan.. Tarik nafassss--" Ucapku.

Cia menarik nafas.

"Dorong!!" Ucapku.

"Ekkkkkk!!! Hhhhmmmpppp!!!" Cia mengejan.

"Ayo sayang!! Jangan me--"

"Ahhh sakit sekali!!!" Teriaknya sambil menjambak rambutku.

"Ah Ci--"

"Kyaaa!! Sakit sekaliii!!" Dia merobek bajuku, menjambakku.

Yah aku tau rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa jambakan ini.

"Ayo Miss!! Sedikit lagi!!" Ucap dokter.

"Hmmmpppp ahhhhh!!" Cia mengejan keras.

"Anak pertama lahir~" Ucap dokter.

Aku terkejut. "A-anak pertama?!"

"Ayo miss sedikit lagi!! Anak kedua!!" Ucap dokter.

"Eeeegghhhh!!!" Mengejannya keras.

"Anak kedua lahir~" Ucap dokter.

"Hah.. hah.. syukurlah.." Ucap Cia.

Aku membatu ditempat.

"Selamat tuan dan nyonya~ Miss Cia melahirkan anak kembar laki laki yang sehat!" Ucap dokter sambil meletakkan bayi di dada Cia.

"Ahh anakku.." Ucap Cia.

"Syukurlah sayang.." Ucapku haru. Aku mencium keningnya.

"Terima kasih sudah memberiku hadiah terindah dalam hidupku.. Kamu dan anak kembar kita.." Ucapku.

"Huum, sama sama sayang.. Aku mencintaimu.." Ucap Cia.

"Aku lebih mencintaimu.." Ucapku.

***

Jangan lupa baca THE MORE BLOOD OF VAMPIRE dan DREAMER ya~

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang