JONATHAN
Aku melajukan kendaraanku dengan cepat.
"Sir, Miss xellecia berada di hutan Xavoski" Ucap Darwin di telpon.
Aku tertegun.
"Baiklah! Dengar, aku akan kesana untuk mencari istriku, kau jangan putus telpon. Dan satu lagi, cepat telpon kepolisian setempat!" Tukasku dan melempar ponsel ku. Aku memacu mobil lebih cepat.
Sayang! Bertahanlah! Aku akan menjemputmu!. Batinku.
XELLECIA
Kontainer ini terus bergerak, tak ada cahaya sedikit pun disini, disini gelap, sembab dan membuatku sesak nafas.
Aku termenung dipojok kontainer sambil menangis.
"Beginilah akhir dari hidupmu Cia.. Kau tau kan, kau ini wanita jalang.. Tak pantas kau hidup.." Gumamku.
"Yah setidaknya.. Aku masih punya bayiku.." Ucapku pelan sambil mengelus perutku.
Tiba tiba kontainer berhenti mendadak dan terguling ke arah kanan.
"Astaga apa yang terjadi?!!!" Teriakku.
Kontainer pun terguling dan seperti menghantam sesuatu. Aku pun terombang ambing di dalam nya.
"Uhh astaga.. Sakit.. Apa yang terjadi.." Ucapku kesakitan.
Tiba tiba pintu kontainer terbuka dan aku melihat Bryan dan Jane.
"Ayo putri brengsek, kita kabur" Ucap Jane.
Bryan membopongku dan membawaku ke hutan.
"Lepaskan aku!! Aku ingin pulangg!!" Tukasku sambil memukul pundak Bryan.
"Shut up!!! Kau diamlah atau akan ku jahit mulutmu itu agar diam selamanya!!" Tukas Jane.
Aku menunduk.
Jonathan.. tolong aku.. Batinku.
Samar samar kulihat kami memasuki rumah tua dan rapuh.
Bryan memasukkanku dan melakban mulutku dan mengikat tanganku.
Tapi, Jane menyiapkan tali gantung diatas ku.
"Siap?" Tanya Jane.
Bryan mengangguk pelan.
Tunggu, apa mereka mencoba membunuhku?!!
"Hmmpphhh!!! Hhhhh!!" Desahku histeris.
Bryan memaksaku untuk naik keatas kursi dan berdiri dibelakang tali gantung.
"Ayo cepat masukkan lehermu kedalam!" Ucap Jane.
Aku menggeleng.
"Hmmm!!! Huhuhu!!! Hmmmpphh!!" Desahku memohon.
Bryan membukakan lakbanku.
"Kumohon! Ampuni aku! Aku janji aku tak akan melakukan apapun tapi tolong jangan sakiti aku dan anakku! Kau boleh jual aku ke luar negri atau jadikan aku wanita penghibur, tapi kumohon jangan bunuh aku" Ucapku memohon.
Tiba tiba suasana menjadi hening.
Ckiiiitt!!
Suara rem mobil berhenti sampai terdengar dari rumah tua ini.
"Baiklah Jean, kita cari nona Xellecia, kau cari disekitar sini dan cek rumah itu. Aku akan mencari ke hutan dalam" Ucap seorang polisi tua.
"Baik pak, menurut kejadian diatas, kontainer tadi nampaknya di tumpangi oleh 3 orang, dengan 2 orang sebagai tersangka dan 1 orang sebagai korban.. Sepertinya korban habis di aniyaya.. Banyak sekali bercak darah di kontainer" Ucap polisi lain lagi.
"Baik laksanakan tugasmu" Ucap polisi tua.
"Yes sir" Ucap polisi lain.
Srakk!!
Bryan dan Jane menutup seluruh gorden dan pintu di rumah tua ini. Kemudian mereka mengeluarkan senjata tajam dan beberapa pistol.
"Kau, jangan berteriak!" Ucap Jane sambil mengeretku ke tengah tengah ruangan.
"Ampun!! Ini sakit!!" Ucapku.
POLISI
'Ampun!! Ini sakit!!'
Apa itu? Apakah itu nona Xellecia? Gumamku.
Aku hendak membuka pintu.
"Lho? Pintunya tidak terkunci? Ah iya ini kan rumah tua" Gumamku.
Aku membuka pintu dan melihat seorang wanita yang diikat dan terduduk di ruang tengah.
"Astaga nona?!!" Pekik ku dan aku langsung menghampirinya.
"Nona? Anda tidak apa apa?" Ucapku sambil membuka ikatan tangannya.
"Anda nona Xellecia kan? Jangan takut, saya ada disini untuk menyelamatkan anda" Ucapku ramah. Tapi dia menatapku ngeri.
"Di-di belakangmu.." Ucapnya gemetar.
Aku mengangkat alisku. Lalu aku menoleh kebelakang.
***
Yo reader.. Sekarang author lgi mager magernya nih :-[
Oke sip segitu aja dah kalo mao komen kuy aja wkwk.
Jangan lupa vote ya~
#Aldelard
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...