MAN

7.1K 194 0
                                    

XELLECIA

Aku melepaskan ciumanku. Jonathan menatapku lekat. Aku menggumpalkan pipiku. "Jangan menatapku seolah olah aku ini barang berhargamu!" Tukasku. Dia tertawa.

"Sejak awal kamu memang wanita berhargaku" Ucapnya. Wajahku berubah semerah tomat. Aku mendorongnya menjauh dan pergi ke ruang tamu.
Dia mengikutiku dan memelukku dari belakang.

"Sayanggg~" Ucapnya. Aku menengok. "Apa?" Tanyaku. "Mau tanding makan poky?" Ucapnya. Aku sumringah.

"Tau aja lagi pengen poky!!" Ucapku histeris. Dia mengambil poky dan memasukkan ke mulutnya.

"Ayo ambil" Ucapnya. Aku mendengus kesal. "Bukan begitu!! Harusnya tuh begini!!" Tukasku. Aku mengambil poky dan memakannya habis. Hanya tinggal sisa 1 batang di mulut Jonathan.

"Berikan itu padaku" Tatapku pada Jonathan. Dia mengedikkan bahu. "Ngga mau ah~" Ucapnya.

Aku langsung mengambil paksa poky nya. Tapi dia menahanku dan langsung menindihku di sofa.
"Jonathannn!! Lepaskan ak---" Dia menaruh poky nya dimulutku dan mengunyahnya perlahan. Semakin lama bibirnya semakin dekat.. semakin dekat.. semakin dekat..

"Jackpot!!" Ucapnya. Dia menciumku lekat. Aku terkejut. "Mmmpphh!!! Nnnhhh!!" Desahku kesal.

Dia melepaskan ciumannya lalu mengecup pipiku. "Haduh cantik cantik kok liar banget hahaha" Ucapnya. Aku menjulurkan lidah. "Biarin" Tukasku.

"Yaudah aku mau ke--"

Drrrrttt!! Drrrrttt!! Hp Jonathan bergetar.

"Argh siapa sih yang nelpon pas lagi mesra begini!!" Tukasnya.

JONATHAN

"Siapa kau?! Akan kupecat kau kalau memanggilku disaat begini!!" Bentakku pada telpon. Cia terkejut.

"Halo Jonathan? Ini aku ayahmu. Dan tolong lihatlah dulu siapa yang menelponmu" Ucap ayahku. Aku melihat namanya ditelpon. "Ah iya maaf Dad.. Ngga liat namamu soalnya" Ucapku.

"Baiklah aku butuh bantuanmu sekarang Jonathan" Ucap ayahku. "Hah? Bantuan apa?" Tanyaku.

"Cepat datanglah ke kantor di Berlin sekarang! Kita ada rapat penting tentang kerjasama antar perusahaan kita dengan yang lain" Ucap ayahku.

"Ah ayolah Dad.. Aku tak bisa kesana.. Lagipula aku harus menjaga istriku" Ucapku sambil melirik Cia.

"Titipkan Cia pada Veronica atau asisten pribadimu si Darwin! Jangan banyak protes dan cepat ke Berlin sekarang!" Tukas ayahku. Aku mendengus.

"Baiklah Dad. Tunggu aku disana" Ucapku sebelum mematikan telpon.

"Ah sayang, maaf ya aku harus meninggalkanmu hari ini, aku ada urusan dengan ayahku di Berlin. Kamu ngga apa apa kan ditinggal disini? Atau mau ikut aku kesana?" Tanyaku sambil mengelus rambutnya.

"Umm engga deh. Aku mau disini aja nonton tv sambil wifi an" Ucapnya.

"Ohh yaudah deh" Ucapku. Aku langsung mandi dan bersiap siap pergi ke Berlin.

Aku memakai setelan jas hitam lengkap. "Baiklah Cia jangan kemana mana ya. Oh iya pakai ini ya" Ucapku sambil memakaikannya anting emas. Dia menatapku bingung. "Ini untuk apa?" Tanyanya.

"Ah sudah pakai saja" Ucapku. Dia tersenyum manis. Rasanya aku ingin menciumnya sampai dia kehabisan nafas.

"Baiklah sayang aku kerja ya. Dan hati hati dirumah" Ucapku dan menciumnya lekat. Aku berat hati karena berpisah dengannya. Ah dasar ayah.

"Silahkan tuan" Ucap Darwin sambil membukakan pintu mobil limosin.

"Darwin, setelah kau mengantarku tolong jaga Cia dirumah. Dan siapkan pengawal di sekeliling rumah dan jangan biarkan dia pergi dari rumah ini. Kalau kau melakukan sesuatu diluar dugaanku. Akan kubuat kau menderita seumur hidupmu" Bisikku pada Darwin.

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang