XELLECIA
Apa apaan sikapnya tadi? Melakukan hal seperti itu didepan umum dan dia tak tau malu.
"Yah terserah kau saja" Ucapku kesal. Kami berdiam dan menunggu makanan yang sudah dipesan. Entah kenapa makanannya lama sekali datang. Padahal aku sudah lapar.
Karena tak sabar aku langsung berdiri dan meninggalkan Jonathan di meja. "Cia? Ada apa? Kenapa pergi?" Teriaknya dari kejauhan. Aku tidak peduli. Entah kenapa hari ini mood ku sangat buruk.
"Hey Cia? Ada apa denganmu?" Tanyanya sambil menggenggam tanganku dari belakang. Aku menoleh kecil. "Aku ingin pulang" Ucapku dingin. Kejadian tadi dan makanan yang datang sangat lama membuatku bertambah Badmood.
Dia menghela nafas berat dan merangkulku. "Yasudah ayo pulang" Ucapnya. Akhirnya kami menaiki limosin dan menuju Hotel tempat kami tinggal.
Sesampainya di Hotel, Jonathan mendekati meja resepsionis Hotel. Dan berbisik pada seorang pria disana. Aku bingung. Samar samar kudengar Jonathan meminta maaf dan pria itu tersenyum kecil dan tertawa sambil mengangguk seakan akan memaklumi hal itu.
Aku hanya termenung dan pikiranku kosong saat mereka berbincang lebih dari 15 menit. Tiba tiba ada tangan besar memeluk pundakku. "Ayo kita ke kamar" Ucapnya. Aku hanya terdiam. Kami menaiki lift dan berhenti di lantai teratas di Hotel. Aku bingung.
"Kenapa bukan kamar yang semalam Jo? Kok ganti kamar?" Tanyaku bingung. Dia tersenyum kecil. "Aku harus mengganti pintu kamar mandi yang kudobrak dan kasur yang ambruk saat kita bermain dikasur" Ucapnya sambil mencium pelipisku. Oh God! Shit! Apakah dia memberi tahukannya pada orang lain?
"Apa kau memberi tahukannya pada orang lain?!" Tukasku sambil mendorongnya. Dia tertawa kecil dan mengecup bibirku dengan hangat dan lembut. Entah kenapa aku suka ciumannya. Menghanyutkan diriku dalam ciumannya. Entah berapa lama kami berciuman ada suara dehaman yang menyadarkan kami berdua. Ternyata kami masih berada di depan pintu kamar!
"Ehmm Maaf Sir, ini kunci limosin anda tertinggal" Ucap salah satu pegawai Hotel pria dan menyerahkan kuncinya. Jonathan hanya mengangguk dan membawaku langsung kedalam dan mengunci pintunya. Dia berdecak kesal dan membuka bajunya. Jujur saja aku tak tahan jika dia bertelanjang dada didepanku.
"Sudah malam, sekarang kamu tidur saja" Ucapnya sambil melepas celananya. Aku memalingkan wajahku. "Malas" Tukasku. Aku masih kesal saat dia mengancam pegawai restoran tadi. Tidak tau malu.
"Hey sayang ada apa? Ceritakan padaku" Ucapnya sambil memelukku dan mencium leherku. Aku tidak bergeming. "Lain kali jangan berlaga sok pahlawan begitu" Ucapku. Dia terkejut. "Memang kenapa? Hal itu kulakukan karena reflek" Ucapnya santai. "Tapi bukan be--" Ucapanku terpotong karena dia menciumku lagi.
"Aku tidak peduli yang penting aku ingin melindungimu" Ucapnya dengan suara serak. Sialan! Aku tidak bisa tahan darinya. Dia merobek bajuku. Aku terkejut. "Jonathan! Apa yang kau lakukan?" Ucapku. Dia menidurkanku dikasur dan mencium pundakku.
"Tidurlah sebelum aku yang menidurkanmu" Ucapnya sambil menciumi badanku. Aku tersenyum licik. "Try me" Ucapku menantangnya. Dia tersenyum menggoda.
Apakah dia benar benar serius padaku? Apa aku hanya dijadikan mainannya? Kenapa dia menjadi possesive begitu? Perasaan ini membuatku bingung.. Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...