JONATHAN
Tanpa kusadari, kami sampai di bandaraku dan kulihat Cia tertidur pulas. Aku suka melihatnya tertidur begitu nyenyak dengan bibir terbuka dan berwarna merah muda. Begitu membuatku semakin menyukainya.
Aku menggendongnya dan membawanya ke jet pribadiku. "Tuan, mau dibantu?" Ucap seorang pramugari dengan menatapku lekat. Aku hanya berjalan melewatinya dan tidak mempedulikannya. Tidak boleh ada yang menyentuhnya selain aku. Karena Cia hanya milikku.
Aku langsung duduk didekat jendela. Aku menghela nafas. Sejenak aku menatap wajahnya yang cantik. Sangat cantik. Berbeda dari wanita yang biasa kulihat, dia memiliki hal yang lebih indah dari permata.
Aku mencium keningnya. Tak lama akhirnya jet kami berangkat dan aku menatapi kota Italia dari atas langit. "Jonathan.. Jangan tinggalkan aku.." Ucap Cia pelan. Tapi wajahnya sedikit menampilkan ekspresi takut. Aku terkejut. Dia memimpikanku? Aku berpikir positif saja. Aku tertawa.
"Aku janji tak akan pernah meninggalkan wanitaku" Ucapku sambil mencium bibirnya sedikit. Entah kenapa aku sangat senang saat dia menyebut namaku. Bahkan jika perlu aku akan meneriakkanya pada dunia.
Setelah 5 jam perjalanan dari Italia akhirnya kami sampai di Jerman. Jerman adalah rute Honeymoon kami selanjutnya. Begitu sampai di Jerman aku langsung turun dari jet dan menaiki mobil ku yang sudah terparkir di bandara. Aku langsung tancap gas sambil memeluk Cia.
Rute ku selanjutnya adalah rumahku yang berada di dekat Frauenkirche. Aku langsung masuk ke dalam rumah dan meniduri Cia di kamar. Dia tidak berat hanya saja terkadang badanku yang pegal. Aku langsung melepas pakaian ku dan tidur disampingnya. Aku menatapnya sejenak dan mencium keningnya. "Mimpiin aku lagi ya" Ucapku pelan.
***
XELLECIA
"Tidakk!! Jonathan tolong aku!!" Ucapku teriak kesakitan dan terikat dalam tali simpul mati di sebuah tiang yang besar. "Untuk apa aku menemanimu? Kau hanya sampah bagiku" Ucap Jonathan sambil tersenyum licik. Dia menepuk pundak seseorang dihadapanku yang sedang memegang pisau. "Tuntaskan semuanya dan ambil sisanya untukmu" Ucap Jonathan. Pria yang disuruhnya itu tersenyum menatapku.
Habis badanku sudah di beset olehnya dan sekarang dia mau menghabisiku!!
Dia terus menerus menusukku dengan pisaunya. Samar samar kulihat Jonathan meninggalkanku. Aku benci melihat punggung itu pergi. "Jonathan.. Jangan tinggalkan aku.." Ucapku lemas. Dan tiba tiba pria itu tersenyum dan menusukkan pisau itu kemataku.
"Ahhh!!!" Aku bangun dengan teriakan keras dan dalam satu tegakan. Aku melihat sekeliling dengan perasaan takut. "Cia?!! Ada apa?!!" Ucap Jonathan yang ikut terbangun karena teriakanku.
Aku menatapnya berkaca kaca. Aku langsung memeluknya. "Jangan tinggalkan aku" Ucapku gemetar dan memeluknya erat. "Hey sayang ada apa? Apa kamu bermimpi buruk?" Tanyanya. Aku mengangguk dan dia mengusap pipiku yang basah.
"Aku disini sayang jangan takut" Ucapnya lembut. Dia memelukku dan mengusap punggungku. Aku suka usapannya. Lembut dan menenangkan.
"Kamu mimpi apa sayang?" Ucapnya pelan. Aku menyeka air mataku. "Aku bermimpi, disana ad- ada kau dan se-seorang pria yang hendak membunuhku" Ucapku sambil menunduk. Aku masih merasa trauma karena mimpiku tadi.
"Ada aku? Lalu siapa pria itu?" Ucapnya tidak percaya. "Aku tidak tau yang penting aku sangat ketakutan" Ucapku gemetar. Dia menatapku sendu. "Jangan menangis, aku disini Cia" Ucapnya sambil mencium pipiku. Aku mulai bisa menenangkan diriku.
"Kalau takut sini tidurnya aku peluk ya" Ucapnya senyum kecil dan menarikku ke pelukannya. Wajahku memerah. Disaat seperti ini dia malah mengambil kesempatan.
Tapi aku hanya menurut agar mimpi itu tak terjadi lagi. Aku mulai menutup mataku dan kembali ke alam mimpiku. Jonathan.. Tetaplah seperti ini selamanya.. Batinku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...