STEEL

6.4K 162 13
                                    

XELLECIA

"Makanan siaaapp!!" Ucapku dan Jonathan langsung menghampiriku.

"Wow masak apa cantik? Dari baunya saja sudah menggoda apalagi yang masak" Ucapnya. Aku menatapnya heran.

"Ralat, apalagi masakannya" Ucapku. Dia terkekeh.

Aku menyajikan makanan di meja makan dan dia langsung mendekati meja makan.

"Aku hanya memasak Croissant,Pain au chocolate dan Pain aux raisins.. Maaf kalau rasanya membuatmu muntah ke kamar mandi.." Ucapku takut.

"Kamu bercanda? Aku jelas suka masakanmu" Ucapnya semangat. Dia melahap Croissant perlahan dan menatapku sumringah.

"Astaga!! Ini sarapan terenak yang pernah kumakan!!" Pekiknya. Aku menghela nafas lega.

Syukurlah dia menyukainya.. Batinku.

"Ayo kamu coba juga" Ucapnya. Aku menggeleng.

"Kamu makan saja.. Aku harus beres beres ini sebentar" Ucapku sambil tersenyum.

Tiba tiba tangan kokoh memegang tanganku dan aku berbalik. Jonathan sudah berada dibelakangku!

"J--jonathan?!" Ucapku kaget.

"Ayo kita sarapan bersama.. Aku ngga mau si kecil kenapa napa karena kamu ngga makan" Ucapnya sambil mengelus perutku.

Karena aku terbawa suasana jadi aku ikut Jonathan. Jonathan menarik kursi disampingnya. Aku pun duduk disitu dan dia memberiku makanan yang kumasak.

"Silahkan dicoba sayang" Ucapnya manis. Aku terkekeh.

Aku memakannya dan terkejut.

"Umm enak hahaha" Ucapku. Jonathan tersenyum.

"Kamu harus coba karena itu masakanmu" Ucapnya duduk disampingku.

Aku tersenyum. "Yah kamu benar juga.." Ucapku sambil mengelus perutku.

Tiba tiba Jonathan membuka kausku dan mencium perutku yang sudah membesar.

"Nak.. Aku tidak tau kau ini perempuan atau laki laki.. Yang jelas baik baik disana ya dan jangan sakiti ibumu.. Ah aku ingin sekali kau lahir" Ucapnya dan mencium perutku.

Refleks aku tersenyum haru dan mengelus rambut Jonathan yang hitam dengan lembut.

'Duk!' Suara tendangan dari dalam perutku.

"Wah suara apa itu?" Tanyanya gemas.

"Dia senang karena ayahnya datang" Ucapku senang.

Jonathan beranjak dan duduk disampingku.

"Cia" Ucapnya lembut. Aku menoleh.

Tanpa seizinku dia telah menciumku secara kilat. Ciumannya menggairahkanku. Aku suka ciumannya. Entah kenapa aku tak bisa lepas dari ciumannya.

Dia memelukku erat dan aku mengalungkan tanganku dilehernya.

"Hmmmpphhhh!!" Desahku ditengah tengah ciuman kami. Dia melepaskan ciumannya dan menatapku lekat. Aku mengatur nafasku.

"Kalau ciuman jangan lama lama.. Aku bisa kehabisan nafas.." Ucapku pelan.

"Sepertinya kamu harus berlatih menahan nafas lebih lama" Ucapnya sambil tersenyum miring.

Aku memutar bola mataku.

"Baiklah bagaimana kalau kita ja--"

Tiba tiba ponsel Jonathan berdering. Dia menggeram kesal.

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang