JONATHAN
09:12 AM
Aku membuka mataku. Aku meraba sampingku dan ada yang hilang-- Cia? Kemana dia?!! Aku bangun dan mencarinya. Kucari di kamar mandi, ruang tamu, ruang kerja dan sebagainya tidak ada. Aku panik dia kemana. Aku langsung menuju dapur dan melihatnya sedang menyeduh secangkir kopi dan menatapku."Selamat pagi" Ucapnya sambil tersenyum kecil dan kembali mengaduk kopinya. Aku menghela nafas lega. "Kamu kok ngilang gitu aja? Aku panik" Ucapku sambil memeluknya dari belakang. Dia terkejut.
"Tadinya aku mau membangunkanmu hanya saja aku takut kau marah" Ucapnya. Aku tertawa kecil. "Kalau kamu yang bangunin justru aku makin semangat deh jadinya" Ucapku sambil mencium lehernya. Shit! Dia sangat wangi. Tubuhku semakin menginginkannya.
"Jonathan! Hentikan! Kita sedang didapur!" Ucapnya kesal sambil mencubit pinggangku. Aku terkejut dan melepaskan pelukanku. Sial cubitannya sakit amat.
"Ini kopi untukmu" Ucapnya. Wah benar benar wanita idamanku. Pagi pagi sudah disuguhi kopi. Tanpa pikir panjang aku langsung meminumnya. Dia menatapku.
"Kenapa menatapku? Mau kopinya?" Ucapku bingung. Sial! Aku sangat ingin menciumnya. Dan mata itu menatapku dengan lekat.
"Bagaimana rasa kopinya? Kurang manis atau kepahitan?" Ucapnya takut. Aku tertawa kecil. Dia takut soal rasa rupanya. Menurutku kopi ini sudah enak apalagi ditambah yang membuatnya adalah istriku sendiri. Membuatku semakin menyukainya.
"Udah enak kok. Aku suka rasanya" Aku langsung menghabiskan kopinya. Dia menghela nafas lega.
Drrtt!! Drrtt!! Hp-ku bergetar.
Aku melihatnya. David is calling...
Aku mengangkatnya. "Halo? Ada apa vid" Ucapku malas. "Hey my dude, bagaimana kalau kau datang ke tempatku?" Tanya david ditelpon.
"Kau bercanda? Aku sedang di Jerman dan aku sedang honeymoon dengan istriku" Ucapku malas. "Hey tenanglah, aku juga sedang ada di Jerman bung. Bagaimana kalau kita bertemu?" Tanyanya.
"Kau ingin apa? Uang?" Tanyaku. David tertawa di balik telpon. "Hey dick jangan sombong ya, begini juga aku yang mendesign semua pakaianmu bukan? Kau bahkan membeli merek pakaianku" Ejeknya. Aku mendengus.
"Baiklah kau mau kita bertemu dimana?" Tanyaku. "Kita bertemu di bandaramu saja. Kebetulan aku juga akan mengantar adikku ke Arab" Ucapnya. "Baiklah kutunngu Dude" Ucapnya dan menutup telponnya.
Aku melemparkan hapeku ke kasur dan duduk disofa dengan menghela nafas berat. "Jo? Apa kau ada kerjaan?" Ucap Cia sambil mengelus perutnya. Aku menggeleng. "Tidak, cuma ada teman ngajak main aja" Ucapku dan mensejajarkan tubuhku dengan perut Cia. Aku membuka kausnya dan mencium perutnya. I love my baby.
XELLECIA
Aku terkejut saat dia mencium perutku. Tapi entah kenapa aku suka dia melakukannya. Aku yakin bayiku senang karena dapat merasakan ayahnya. Aku mengelus rambut Jonathan. Tanpa kusadari aku terbawa suasana dan merasa nyaman dengan ciumannya di perutku. Menenangkan.
Tiba tiba aku teringat dia dipanggil dengan temannya. "Sudah sudah, sekarang kau pergilah ke temanmu dan sampaikan salamku padanya" Ucapku tertawa geli. Dia mendengus. "Tapi aku ingin menciumnya lagi" Ucap Jonathan manja dan mencium pipiku.
"Kau bisa menciumnya lagi nanti" Ucapku senyum kecil. Aku langsung mempersiapkan pakaian untuk Jonathan dan Jonathan segera bersiap siap. "Ngga mandi?" Tanyaku. Dia menggeleng. "Cuma sebentar kok, lagipula aku ngga mau bau badan kamu yang menempel ditubuhku hilang begitu aja" Ucapnya. Aku memalingkan wajahku. Shit! Aku blushing.
Dia memakai jas dan memakai dasinya. Dia menguap. Kulihat dia tidak begitu benar saat memelipat dasinya.
"Astaga Jonathan kau ini bagaimana sih? Pakai dasi aja ngga bener" Ucapku. Aku langsung menariknya dan membenarkan dasinya. Dia tertawa kecil. Dia mengusap daguku. "Sudah cantik, baik, jago masak, perhatian lagi" Ucapnya dengan suara serak.
Aku hanya menunduk. Tak berani menatap wajahnya yang sekarang menatapku. Aku melanjutkan memakaikannya dasi. "Selesai" Ucapku.
Dia mengusap dasinya dan tersenyum senang. "Wow thank you honey" Ucapnya sambil mencium keningku. Aku tersenyum kecil. Tanpa sadar aku melihat jakunnya. Entah kenapa jakunnya sangat menggoda. Jonathan menatapku dan memegang jakunnya.
"Kamu kenapa? Suka sama jakun ku? Mau pegang?" Ucapnya. Aku mengangguk dan memegang jakunnya. Ah sialan! Besar san keras. Aku sangat penasaran apa isi didalamnya. Apakah biji besar? Atau dulu dia pernah tersedak buah secara bulat bulat?
"Cia.." Jonathan memanggilku dengan suara seraknya. Aku menatapnya. Tanpa kusadari sia menciumku dengan cepat dan lekat. Dia menciumku bagaikan ciuman terakhir kami. Aku tak bisa bergerak.
Aku lemah oleh ciumannya. Ah sial. Aku harus sadar. Aku langsung mencubit tangannya. "Cepat berangkat sana! Nanti telat! Kasihan temanmu yang menunggu!" Ucapku sambil mendorongnya ke depan pintu. Dia tertawa. "Baiklah sayang tunggu aku pulang oke?" Ucapnya dan mencium keningku.
"Bye" Ucapku. "Bye. Love you" Ucapnya sambil tersenyum dan pergi keluar rumah.
"Love you too.." Gumamku kecil. Aku menghela nafas.
Cepatlah pulang.. Temani aku disini.. Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...