XELLECIA
Hatiku berdegup kencang saat Jonathan menciumku. Entah kenapa aku merasa ingin menangis ketika mengingat dia tidak mencintaiku. Entah sudah berapa lama kami berciuman aku melepaskan ciumanku.
Dia mengangkat alisnya. "Ada apa? Kenapa berhenti?" Tanyanya heran. Aku memalingkan wajahku dan menatap bayanganku di air. Aku hanya bisa melihat bahwa diriku adalah wanita buruk yang tak pantas menikah dengan seorang pengusaha hebat kedua didunia sekaligus pemilik bandara terbesar kedua didunia.
"Hey ada apa?" Tanyanya heran sambil merangkulku. "Tidak kok aku hanya sedang termenung memikirkan orang tuaku di Jepang" Ucapku pelan sambil menatap bayanganku dengan sendu.
"Orang tuamu di Jepang? Apakah mereka sedang ada acara atau semacamnya?" Ucapnya dengan nada heran. "Mereka bekerja kok tapi--" Ucapanku menggantung.
"Tapi apa? Katakanlah padaku" Ucap Jonathan penasaran. Aku menghela nafas berat. "Kupikir mereka menyayangiku dan aku dianggap keluarganya. Sejak aku masuk ke universitas dan menjalani jurusanku di bidang fashion, orang tua ku tidak setuju dan meninggalkanku. Pada awalnya mereka berjanji akan merawatku, melihat aku saat wisuda dan menemaniku sampai saatnya kematian tiba tapi kenapa mereka meninggalkanku?" Ucapku panjang lebar. Tanpa sadar air mataku berjatuhan dan menetes di air Danau Venice.
"Astaga!! Kenapa mereka meninggalkanmu begitu saja?! Teganya!" Ucap Jonathan sambil menyeka air mataku. Aku tertawa kecil.
"Tidak kok, lagipula itu salahku karena aku tidak menuruti perkataan mereka. Dan pada akhirnya dari awal semester satu hingga sekarang semester delapan aku membiayai kehidupanku sendiri" Ucapku berusaha tegar.
"Dengan cara bekerja sampingan di Raflesia's restoran?" Ucapnya. Aku mengangguk. Dia mengusap air mataku. "Aku tau perasaanmu sayang dan aku tak akan membiarkan kejadian seperti itu terulang kembali padamu" Ucapnya sambil mencium pipiku yang basah.
Aku tersenyum kecil.***
JONATHAN
Setelah kami berada di Venice dan mengitari sekitar danau bersama gondola yang kami naiki akhirnya kami beranjak setelah matahari beranjak tenggelam dan meredupkan cahaya di Italia.
"Bagaimana kalau kita makan malam?" Tanyaku. Dia hanya mengangguk. Tumben dia menurut biasanya meronta. Kami berjalan tak jauh dari tempat gondola dan menemukan restoran yang terkenal di Italia yaitu RIVIERA'S RESTOURANT.
Restoran yang terletak di pinggir pantai dan ada di suasana terbuka dan sejuk. Sesampainya disana kami disambut para pelayan ramah dan menunjukkan meja privat untuk kami berdua. Cia duduk dihadapanku dan aku duduk dihadapannya. Tak bisa kubayangkan betapa bahagianya aku saat berdua dengannya. Memang tak banyak orang di restoran mewah ini karena membutuhkan uang yang besar.
Tak lama kami duduk seorang pelayan pria datang dan memberi daftar menu yang ingin dipesan. Aku membuka daftar menu. Saat aku sudah memilih makanan yang ingin kupesan kulihat pelayan itu berbincang dengan Cia! Cia tampak membalasnya dengan hangat. Dan pelayan itu menatap kearah badan Cia dan menatap ke belahan dada Cia.
Aku langsung berdiri dan menarik kerahnya. "Jika kau cari mati aku bersedia menarik mata bangsatmu itu keluar dari kepalamu" Ucapku dengan nada serius dan mendorongnya ke arah danau.
"Jonathan! Hentikan!" Ucap Cia sambil menangkanku. "Tidak! Dia menatapmu dengan pandangan mesum dan aku tidak bisa terima itu!" Ucapku keras sampai orang lain dan pelayan menatap kami.
"Jonathan! Hentikan kumohon! Dia hanya bercanda padaku dan tolong jangan dorong dia ke danau itu!" Ucap Cia sambil menatapku dengan memohon dan dia menggengam lenganku dan mencium lenganku. Entah kenapa ciumannya di lenganku memadamkam api membara di dadaku.
Aku melepaskan cengkramanku dan berbisik pada pelayan itu. "Sekali lagi kau melakukannya bersiaplah masuk kedalam catatan kematian bulan ini" Ancamku. Dia menenggak ludah dan menunduk sambil meminta maaf.
Aku hanya buang muka dan menarik Cia agar pindah ke tempat yang jauh dari tempat tadi. Akhirnya kami berada di sisi utara restoran yang terbuka sangat luas namun agak padat karena terlihat berbagai kota sehingga terlihat padat walau sebenarnya tidak.
"Ada apa denganmu? Bahkan sikapmu berubah seratus delapan puluh derajat!" Ucapnya bingung sambil menatapku tajam.
"Dia mencoba menggangu-mu dan aku tak akan membiarkan itu" Ucapku tenang. Dia memutar bola matanya. "Dia hanya pelayan dan jangan coba coba untuk membunuhnya!" Tukasnya kesal.
"Aku berhak melalukan apa saja padanya karena dia telah melakukan pelecehan terhadap istriku yang kucintai!" Ucapku serius. Dia terkejut. "Kenapa sikapmu berubah menjadi possesive seperti ini?" Tanyanya bingung. Aku tertohok.
Ucapannya barusan membuatku tertohok dan membisu. Apa yang terjadi sebenarnya? Ada apa dengan perasaan ini? Batinku.
![](https://img.wattpad.com/cover/120859651-288-k116475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...