JEALOUS?

8.2K 208 0
                                        

     XELLECIA

Pagi hari ini rumah kami kedatangan orang tua Jonathan. Anastasia, mertuaku ada disampingku sedang menemaniku. Sudah lebih dari 15 menit kami berbincang bincang. Aku tertawa saat melihat kelucuan di tengah tengan pembahasan topiknya. Mulai dari meramal calon anak Jonathan, sikap Jonathan saat kecil dan tingkah lakunya bagaikan anak bayi yang sangat manja.

Aku dan Anastasia sudah lelah tertawa bahkan sampai perutku sakit. "Cia, kamu sudah makan?" Ucap Anastasia. Aku mengangguk. "Udah kok tan, sekalian sama Jonathan tadi" jawabku.

"Emang Jonathan kemana?" Tanyanya.

"Ke kantor tan" Jawabku. Anastasia menggeleng kepala. "Harusnya dia kerja aja dirumah kan sekalian bisa ngurusin kamu lho" Ucapnya. Aku menggeleng pelan. "Toh aku ngga mau nyusahin Jonathan tante, aku gapapa kok ditinggal ke kantor kan cuma sebentar" Ucapku senyum tipis.

Tiba tiba suara telpon rumah berbunyi nyaring. "Sejak kapan ada telpon rumah? Jonathan ngga pernah beli deh" Ucap Anastasia heran. Aku tertawa kecil. "Semenjak aku ngga punya ponsel tan" Ucapku sambil meraih gagang telpon rumah dan menjawabnya.

"Halo?" Ucapku.

"Ciaa!! Ohh I miss you so muchh!!" Ucap seorang wanita di telpon sangat keras. Aku mengusap kuping ku yang pengang. "Ah maaf ini siapa?" Tanyaku. "Aku Sophia!! Kamu ingat?!! Aku teman sekelas kuliahmu!! Oh God jangan bilang kau melupakanku?!!" Ucapnya histeris dibalik telpon. Aku membelalakan mata.

"Ah benarkah Sophia?!! Itu kau?!! Ohh I miss you so much!!" Balasku. Sophia adalah teman akrab ku yang sangat kusayangi. Tapi, bagaimana aku bisa lupa dengannya?

"Hey bagaimana kalau kita ketemuan di Taman kota? Aku ingin sekali bertemu denganmu" Ucapnya. Aku tertawa kecil. "Baiklah aku akan kesana, jangan telat ya!" Ucapku semangat. Aku menutup telpon dan menghampiri Anastasia. "Tante, aku mau keluar dulu ya" Ucapku lembut.

"Keluar? Mau kemana sayang? Ngga sama Jonathan?" Tanyanya. Aku menggeleng pelan. "Aku sendiri saja" Ucapku mantap.

"Baiklah hati hati ya sayang, minta anter saja sama Darwin" Ucapnya sambil menunjuk Darwin yang berada di taman rumah. Aku mengangguk.

Aku langsung mengganti bajuku dan berangkat dengan Darwin ke taman kota. Sesampainya di taman kota aku menunggu Sophia. 8 menit berlalu dia belum kelihatan.

"Xellecia!!" Teriak seseorang dibelakangku. Aku menoleh. "Ahh yaampun Sophia!!" Ucapku histeris. Aku langsung memeluknya erat begitupun dengannya. "Aku sangat merindukanmu Cia!! Kau ini kemana saja?!! Aku mencari cari nomor telponmu, bahkan alamatmu, pekerjaanmu dan semacamnya" Ucapnya panjang lebar.

"Maaf hihihi, aku tidak tau kau mencariku" Ucapku gemas. Dia hanya tersenyum lega. "Ayo ikut aku" Ucap Sophia sambil menggandeng tanganku.

"Eh? Mau kemana? Jangan ke tempat aneh aneh! Aku belum izin sama su--" Aku langsung menutup mulutku. Sial, aku hampir keceplosan.

"Izin sama susu? Ngapain kamu izin sama susu? Udah punya susu kok izin sama susu~" Ucapnya jahil. Memang kemesumannya tidak pernah hilang sampai kapanpun.

***

Sesampainya di Kampusku yaitu Universite pierre et marie curie di Paris.

Sophia menggandengku masuk kedalam kampus dan masuk ke dalam kelas. Orang orang di kampus melihatku. Aku merasa risih dengan tatapan mereka yang bagaikan mengintai mangsa.

"Sophia, kau mau apa? Kenapa membawaku kesini?" Tanyaku pelan. Dia tertawa pelan. "Hari ini ada pelajaran kebetulan, jadi aku membawamu untuk mengikuti pelajaran ini" Ucapnya sambil mendudukanku dikursi.

Aku menggeleng pasrah. "Harusnya kau bilanh Sophia. Aku bahkan tidak membawa apapun untuk alat tulis" Ucapku lirih. Sophia langsung membuka tasnya dan mengeluarkan satu paket alat tulis lengkap.

"This is for you" Ucapnya sambil tersenyum. Aku sangat senang. Dia memberikannya padaku. "Wow thank you" Ucapku sambil memeluknya. Dia tertawa. "Tapi bayar ya" Ucapnya jahil. Aku memutar bola mataku.

22 menit kami berada di kelas. Tapi belum datang dosen juga.

"Sophia, mana dosennya? Kok lama banget?" Ucapku tak sabar ingin belajar. Dia menggeleng. "Biasanya dosennya on time kok. Entahlah ia telat atau kita dapat dosen pengganti lihat saja" Ucapnya mengedikkan bahu.

 
     JONATHAN

Aku merasa jenuh di kantor. Tanpa ada hal yang kusukai. Biasanya aku menikmati pekerjaanku tapi kenapa sekarang aku jadi malas mengerjakannya? 15 surat menumpuk dimejaku. Aku bahkan hanya menatapnya saja. Kupegang saja tidak.

Aku selalu teringat istriku dirumah, Xellecia. Entah kenapa aku rindu badannya, wajahnya, ciumannya, pelukannya, nada lembutnya, nafasnya dan lain lain. Aku memutuskan untuk menghubunginya. Aku menelponnya.

"Halo?" Jawab suara wanita yang sudah berumur 40 tahunan. Aku terkejut. "Ini siapa?!" Ucapku kaget.

"Aku ibumu Jonathan, jangan gunakan nada keras saat meneleponku!" Ucap ibuku. Aku mengelus dadaku. Kukira siapa.

"Ohh sorry Mom, oh iya Mom, dimana Xellecia? Aku ingin bicara" Ucapku.

"Dia sudah pergi ke Taman kota katanya, ingin bertemu temannya" Ucap ibuku. Aku membelalakan mata. "Apa?!! Kok ngga izin sih?!!" Ucapku kasar. Aku langsung menutup telpon dan bergegas menuju taman kota. Sekaligus aku menghubungi Zaq. Zaq adalah tangan kananku sejak aku menjabat menjadi CEO.

"Zaq! Cari keberadaan Xellecia segera!!" Ucapku padanya sambil menyetir mobil sportku dijalanan. "Yes sir" Ucapnya.

"Cepatlah! Jangan pakai lama!!" Ucapku tak tahan. Lalu Zaq menjawab.

"Mrs.Xellecia berada di Universite pierre et marie curie, Tuan" Ucapnya. Aku terkejut. Ngapain xellecia kesitu? Kenapa dia datang ke Universitas milikku? Ah persetan!

Aku langsung tancap gas menuju Kampus.

Sesampainya di kampus, semua mata menatapku. Mungkin mereka mengira aku adalah malaikat datang ke bumi. Aku langsung mencari ke kelas kelas. Great! Aku menemukan Xellecia, tapi ngga ada dosennya. Dan kulihat pria dikelas itu menatap Cia dan menggodanya. Aku muak dengan mereka. Aku langsung masuk ke kelas dan menatap mereka semua.

"Halo semuanya perkenalkan saya Jonathan blue sebagai dosen pengganti kalian" Ucapku dengan nada keras. Semua mahasiswa menatapku kagum. Aku melirik Cia, dia terkejut.

"Hari ini kita akan belajar tentang matematika jadi kerjakan soalnya dan jangan berisik" Ucapku. Aku langsung menulis di papan tulis. Selesai menulis aku menatap Cia yang sama sekali tidak menulis. Aku tersenyum dan dia tertunduk malu.

"Untuk kamu yang sedang nunduk, cepat keluar dari ruangan ini" Tunjukku pada Xellecia. "Tapi kan dia ini perempuan dan sudah ak--" Balas seorang wanita dan aku segera memotong ucapannya.

"Ngga ada alasan!" Ucapku keras. Seluruh pria didalam kelas menatapku tajam, aku hanya tersenyum menang. Xellecia mengangguk dan keluar kelas. Aku langsung mengikutinya.

"Astaga sayang!! Kamu ngapain dikampusku?? Kamu tau kan kalau kamu lagi hamil??" Ucapku dengan nada pelan sambil menggenggam tangannya. Dia mengedikkan bahu.

"Aku diajak Sophia kesini" Ucapnya nunduk. Aku menghela nafas. "Ayo kita pulang, aku ngga mau kamu digodain sama cowo cowo berdebah sialan itu" Ucapku sambil merangkulnya. "Memangnya kenapa? Kamu jealous sama mereka? Mereka cuma tanya tanya sama aku kok" Tukasnya kesal. Aku menghela nafas.

"Jonathan!!" Ucap seorang wanita dibelakang dengan nada keras. Aku menoleh dan membelalakan mataku.

Bagaimana dia bisa kembali kesini? Batinku.

***

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang