XELLECIA
Aku mentap wanita yang memanggil Jonathan. Dia sangat cantik. Dia menghampiri Jonathan dan memeluknya dengan erat.
"Ohh baby!! I really miss you!! Really really miss you!!" Ucapnya histeris sambil memeluk Jonathan. Aku mengelus dadaku. Kenapa hatiku sakit saat melihatnya begitu, Cia kau harus tahan emosimu. Ingat kau sedang hamil. Batinku.
"Siapa wanita jalan ini sayang? Kenapa dia bersamamu? Dia tidak selevel denganmu" Ucapnya. Aku menatap Jonathan tajam dan bergegas pergi meninggalkan mereka.
Tiba tiba Jonathan menarik tanganku dan memelukku erat. "Jangan seenaknya bicara Jane! Dia adalah istriku" Ucapnya tegas. Wanita itu menatapku tajam.
"Kau menikah dengan wanita murah yang suka bermain diklub malam dan suka minuman keras seperti ini? Terlebih lagi dia adalah seorang jalang brengsek huh!!" Ucapnya sambil mengedikkan matanya padaku.
Aku mengepalkan tanganku. Aku sangat emosi, aku langsung melepaskan pelukan Jonathan.
"Aku tidak seperti yang kau pikirkan! Ingat! Aku bukan wanita jalang seperti mu yang memeluk suami orang seenaknya saja!" Bantahku. Kulihat semua orang menatap kami. Aku langsung berbalik dan pergi meninggalkan mereka. Aku melepaskan sepatuku dan pergi menaiki taksi. Aku menangis sejadi jadinya didalam taksi. Kenapa ini sangat menyakitkan.
JONATHAN
"Jane! Jaga omonganmu! Istriku tidak seperti yang kau lakukan!" Ucapku. "Tapi sayang, hanya aku cinta sejatimu. Bukan wanita penipu seperti dia! Dia cuma mengincar hartamu sayang!" Ucapnya.
Aku menatapnya tajam. "Persetan dengan omonganmu, aku tetap mencintainya!" Tukasku kesal. Aku langsung keluar dan mencari Xellecia. Dia tidak ada dimana mana. Kucari dimobil. Kosong. Aku langsung menaiki mobilku dan menelpon Zaq.
"Zaq! Cari keberadaan Cia! Jika kau salah akan kubunuh kau!" Bentakku di telpon. Aku memacu mobilku dengan kecepatan tinggi dan menunggu balasan dari Zaq.
"Mrs.Xellecia berada di jalan ujung kota tuan" Ucap Zaq. Aku terkejut. Bagaimana dia bisa cepat pergi ke ujung kota?
Aku langsung mencarinya dengan keadaan frustasi.
XELLECIA
Sesampainya di taman kota yang sudah tak di kunjungi, aku langsung turun dan meninggalkan taksi. Aku duduk dibangku dan menyeka air mataku yang telah mengalir sejadi jadinya di taksi. Aku mengelus perutku.
"Sayang, mungkin aku telah salah memilih calon ayah yang baik untukmu ya" Ucapku sedih. Aku meringis. Kejadian tadi membuat hatiku seperti habis tergilas truk dan anehnya Jonathan tidak melawan ketika dipeluk wanita bernama Jane itu.
"Hey nona, sedang apa disini?" Ucap seseorang di sampingku. Aku terkejut. Kulihat seorang pria tampan berdiri disampingku dan menatapku.
Aku menggeleng pelan dan menyeka air mataku. Dia langsung mengambil sapu tangan dan mengelap air mataku.
"Kenapa kau menangis? Ada masalahkah dengan dirimu nona?" Ucapnya lembut. Aku menghela nafas. Aku bergeser tempat duduk agar tidak dekat dekat dengannya. Jonathan bilang aku tak boleh dekat dekat orang yang tak kukenal.
"Hey nona, tenanglah aku tidak akan macam macam. Aku cuma ingin membantu. Oke perkenalkan namaku Michael Stevard. Kau bisa panggil aku Mic" Ucapnya sambil menyodorkan tangannya.
Aku bersalaman dengannya. "Namaku.. Cia" Ucapku sendu. Dia mengelus pipiku. "Sudah jangan menangis, aku ada disini kau bisa cerita tentang masalahmu tapi kalau tak mau tidak masalah" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...