14. Plak

1.6K 158 1
                                    

Anyeoong..

Tanpa banyak intro.. Let's get it...

And Don't be silent reader..











Happy reading

























Tak seperti yang dibayangkan Lisa ataupun anggota tim lain, dengan berakhirnya pertunjukan kolaborasi itu, latihan setelah akhir pelajaran akan dihentikan sejenak. Alih-alih beristirahat setelah pertunjukan, Yoongi justru memperketat latihan. Hari Jum'at dan Sabtu yang biasanya bisa digunakan untuk libur dan pulang lebih awal, kini justru full weekend.

Untung saja hari minggu gue masih aman dari serangan Yoongi, batin Lisa.

"Jangan mentang-mentang kalian udah menang di perform kolaborasi trus kalian jadi santai-santai"

Yoongi memang ketua yang bertanggungjawab dan juga tegas. Pria profesional, disatu sisi dia akan sangat hangat dengan humornya yang aneh tapi disisi lain dia sangat dingin dan tegas jika sudah menyangkut kepemimpinannya.

"Iya" jawab semua penghuni ruang latian Band dengan setengah hati karena lelah dengan latihan ekstra hari ini.

"Menang?" tanya Leo yang langsung terlintas sebuah kata, yang seharusnya tak ada dalam kamus perform kali ini. Karena perform itu hanyalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan tahunan. Bukan untuk dilombakan.

"Emangnya kita menang apa? Perform itu kan nggak dinilai juri. Kita cuma disuruh berpartisipasi doang kan?" tanya Mark yang baru menyadari kalimat Yoongi setelah sebuah kata dari Leo.

"Gaes, tanpa sepengetahuan kita semua juri menilai kita. Bahkan sejak kita latihan. Dan tim kollab kita sukses menjadi pemenangnya" Yoongi menjelaskan.

"Serius lo?"

Yoongi hanya mengangguk pasti. Kemudian diikuti sorakan dan tepuk tangan semua penghuni tim Band. Keadaan menjadi riuh. Lebih riuh dari suara instrumen mereka saat dimainkan.

"Sukses besar karena crew couple kita pastinya. Ya nggak Lis" kata Taehyung bangga dan menoleh pada si empunya nama.

Taehyung tersenyum dan berbangga pada Lisa sebagai pembawa kemenangan. Namun Lisa hanya terlihat lesu dan tak bersemangat dan menunduk dengan gitar ditangannya yang tak bergerak sedikitpun senarnya. Lisa memandangnya kosong namun mendiamkan gitarnya.

"Lis, wooi" Taehyung melambaikan tangannya di depan wajah Lisa. Namun Nihil. Lisa tak memberikan respon apapun.

"Woi, elo ngelamun?" Taehyung kembali membangunkan Lisa dengan menepuk pundaknya.

"Ha? Apaan Tae?"

Taehyung hanya menggeleng dengan kelakuan sahabatnya yang tak biasa ini. Taehyung mendudukkan bokongnya di kursi yang sama dengan Lisa.

"Elo kalo latian yang serius dong. Jangan ngelamun mulu. Kata Yoongi kita menang tu"

"Menang apaan?"

"Perform collab kita"

"Serius lo Yoon?" Lisa akhirnya merespon meski dengan kesadaran yang belum sepenuhnya mengisi kepalanya.

"Nggak" jawab Yoongi singkat.

"Sialan"

"Ya seriuslah kalo perlu duarius ato Darius gue bawa. Tim kollab kita terpilih mewakili sekolah buat dikirim ke ibukota bulan depan. Makanya latian kali ini akan lebih ketat dan padat" terangnya.




*****





Latihan selesai lebih awal, tapi bukan berarti latihan akan dihentikan. Masih ada hari esok dan esok yang lebih panjang, berisi, dan padat. Yang jelas lebih melelahkan tentunya. Dan Lisa sudah terlalu lelah untuk melangkahkan kakinya menuju rumah sekarang dan kini ia lebih memilih melangakah ke atap sekolah yang selalu sepi.

"Elo kenapa sih, Lis?"

Dimana ada Lisa selalu ada Taehyung. Itulah ungkapan yang tak pernah lekang oleh ruang dan waktu. Ditemani dengan dua kaleng soda ditangan Taehyung, satu kaleng dilemparnya pada Lisa. Lisa bukan pemain basket ataupun bisbol, tapi dia cukup cekatan untuk menangkap minuman gratis dari Taehyung.

"Tae, pukul gue"

"What?"

"Gue bilang pukul gu.."

Plak.

Nyatanya tangan Taehyung lebih cepat dari ucapan Lisa. Sesuai permintaan, Taehyung memukul lengan Lisa ringan.

"Kurang keras. Elo cowok, yang bener dong mukulnya. Kalo gitu tampar gue. Keras" pinta Lisa.

Plakk.

"Auh... Elo gila? Sakit, Tae" Lisa meringis memegangi pipinya yang memerah.

"Elo yang nggak waras. Elo yang nyuruh nampar keras, tapi malah gue yang disalahin" Taehyung menempelkan kaleng sodanya yang masih dingin diatas pipi Lisa.

"Ini beneran"."Ah, nggak nggak" Lisa menggeleng. "Pasti cuma mimpi"

"Apaan sih lo. Aneh"

"Tae, gue pengen nangis"

"Yaudah, nangis aja. Sini"

Taehyung mendekatkan tubuhnya dan meraup tubuh Lisa dalam dekapannya. Taehyung memberikan waktu pada Lisa untuk menangis dipelukannya.

Pluk.

Lisa memukul dada Taehyung.

"Uh, elo abis ngapain sih? Bau kringet"

"Hehe.." Taehyung membau baju dan badannya sendiri. "Sorry. Si Hanbin ngajakin futsal tadi"

"Mending cepet mandi deh lo"

"Iya iya, bentar lagi. Elo kenapa sampek pengen nangis gitu?"

"Bokap gue bakal punya besan"

"Wuuuiiih... Hebat dong" Taehyung bertepuk tangan sendirian, tanpa mencerna kalimat Lisa. "Tapi elo kan anak Om Bagas satu-satunya. Jadi...elo mau nikah??" Taehyung mengalihkan pandangannya pada Lisa, kaget. "Waah... Selamat selamat. Kapan nih?" Taehyung menyalami Lisa, memberi selamat.

"Tae, gue serius"

"Gue juga serius. Abis lelucon elo nggak lucu"

Plak.

Lisa berdiri dan mengeplak kepala Taehyung cukup keras. Hingga membuat Taehyung meringis kesakitan dan terus mengelus kepalanya. Lisa pergi meninggalkan Taehyung setelah meneguk sodanya dan membuang kalengnya kesembarang tempat.

"Lis, woi.. Tungguin"





Vomment Juseyo

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang