Anyeoong..
Q kembali lagi, apa terlalu cepat?? Ah, mungkin aq perlu terlambat datang untuk lebih banyak berpikir..
Oke, Next..
Part ini.. Aq gk tau ada apa..
Sedikit tegang..
#mungkinHappy reading ...
"Tae, tunggu"
Lisa merasa lebih baik setelah mencurahkan semuanya pada Taehyung. Namun kini justru Taehyung yang perasaannya menjadi lebih kacau berantakan tak terdefinisikan. Baru kali ini Taehyung harus menghindari sahabatnya. Taehyung tak pernah meninggalkan Lisa dalam keadaan apapun. Tapi kali ini...
Entahlah.
Taehyung dengan kaki panjangnya berlari lebih dulu dan tak lagi terlihat oleh Lisa. Lisa menuruni tangga secepat kakinya melangkah.
Bruukk.
"Sorry. Elo nggak papa?" Lisa menabrak seseorang. Membuat keduanya jatuh terduduk di lantai putih koridor itu. Lisa yang berhasil berdiri lebih dulu mencoba membantu seseorang yang tak sengaja ia tabrak.
"Gue nggak papa kok" kata gadis itu sambil menutupi pipi kirinya dengan rambut panjangnya.
"Yuri?"
Lisa mengenali gadis itu. Yuri, gadis yang pernah menyukai Taehyung sekaligus gadis yang pernah membuat kaki Lisa terpincang.
"Elo kenapa?" tanya Lisa lagi saat rambut itu tersibak oleh angin dan menampilkan pipinya.
***
"Tae, gue pengen ngomong sama elo"
Lisa berhasil menyusul Taehyung di kelas setelah beberapa waktu tertinggal darinya.
"Hmm?"
Taehyung yang baru saja berhasil mengontrol detak jantungnya harus kembali merelakan jantungnya berdegup tak beraturan. Kedatangan Lisa yang tiba-tiba sudah ada di depan mata bagai hantu teleportasi cukup membuatnya terkejut dan takut jantungnya terlepas. Taehyung seolah terhipnotis dan mengikuti langkah kaki Lisa tanpa bertanya apapun.
Kini mereka sudah berdiri di rooftop sekolah. Lagi.
"Saat gue pingsan di gudang..." Lisa memulai pembicaraan tanpa basa-basi.
"Yang bikin kaki elo terluka sampe pincang?" tebak Taehyung, faham dengan arah pembicaraan Lisa.
Hmm..
Lisa menghela napas untuk memulainya.
"Gue tau pelakunya"
Akankah Taehyung mengakuinya?
Taehyung memandang langit itu -lagi- tanpa ekspresi, bukan berarti Taehyung tak mendengar dan mengabaikan Lisa. Hanya- Taehyung tak tahu apa yang harus ia katakan pada Lisa.
"Gue juga tau" kata Taehyung tiba-tiba.
Lisa sontak menatap Taehyung yang dengan santainya mengatakan itu tanpa ekspresi terkejut atau apapun. Justru Lisa yang dibuatnya terkejut dengan ekspresi tak bersalah itu.
"Elo tau?" tanya Lisa lagi, memastikan apa yang di dengarnya tidaklah salah.
Seperti kata Yuri, Taehyung sudah tahu.
"Pacar kakak yang ngelakuin ini. Gue akui, gue jahat sama Kak Lisa. Sorry, untuk itu. Tapi,..orang di deket Kak Lisa jauh lebih buruk dari gue"
Lisa teringat perkataan Yuri setelah tanpa sengaja menabraknya dan menyaksikan kengerian di wajah Yuri.
Lisa awalnya tak percaya sebelum Taehyung mengatakan bahwa dia tahu pelaku kejadian lampau itu. Lisa diperkenalkan Taehyung pada Yuri sebagai kekasihnya. Tapi mungkinkah Taehyung yang melakukan itu pada Yuri sebagai balas dendam? Apa Taehyung melakukan hal yang berlebihan untuk orang yang disayanginya?
"Ya, gue udah tau dari awal. Private number itu adalah Yuri"
Taehyung mengingatnya. Bagaimana ia mengetahui itu adalah Yuri. Setahu Taehyung, Lisa tak pernah membuat masalah dengan orang lain. Kecuali Jungkook, yang menurutnya itu adalah masalah untuk Lisa. Namun dia tahu, masalah mereka sudah selesai dengan putusnya hubungan mereka.
Meski sekarang ada hubungan lagi diantara mereka, dengan status berbeda.
"Jadi bener? Jadi itu elo?" Lisa mulai mengintrogasi atau lebih tepatnya menghakimi?
"Hmm?" Taehyung tak mengerti.
"Jadi elo yang bikin wajah Yuri hancur??"
"Wajah Yuri hancur? Gue? Maksud elo apa?" Taehyung bertanya. Entah dia memang tak tahu ataukah hanya pura-pura tak tahu di depan orang yang dilindunginya.
"Tae, elo jangan pura-pura nggak tau. Wajah Yuri rusak gara-gara elo"
"Lis, please. Gue beneran nggak ngerti maksud elo"
"Gue tau elo pasti kecewa sama Yuri. Tapi nggak seharusnya juga elo ngelakuin hal sekeji itu" kata Lisa dengan marah.
"Lis"
"Gue nggak ngerti dengan jalan pikiran elo, Tae. Gue terlalu percaya elo tapi ternyata gue kecolongan. Gue kecewa sama elo"
Lisa meninggalkan Taehyung dengan perasaan kecewanya. Benar-benar kecewa saat orang yang dipercayainya tega melakukan itu. Walau mungkin Taehyung melakukan itu untuk Lisa. Tapi rasa kecewanya jauh lebih besar daripada rasa bahagia bahwa Taehyung melakukan itu untuk orang yang disayanginya.
***
Lisa sudah lelah dengan yang terjadi hari ini. Dia tak ingin melakukan latihan lagi walau dia tahu kompetisi akan berlangsung dua hari lagi. Jimin tak menemaninya sore itu karena dia harus bertemu dengan Hoseok. Sedangkan Taehyung, orang yang selalu menemaninya saat hatinya sedang kacau, namun kali ini Taehyung yang membuat perasaannya semakin memburuk. Lisa tak ingin menemuinya dan tak akan menemuinya.
Kini Lisa hanya melangkahkan kakinya menuju orang yang setiap sore menghampirinya di ruang latihan. Tapi kali ini Lisa yang menghampirinya.
Tidak.
Lisa mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruang latihan tim vokal dan memilih duduk di kursi di depan ruang itu, dan menunggu Jungkook keluar.
Hfft
Lisa menghela napas panjang dan memejamkan matanya. Cukup lama dia melakukan itu.
"Lis, sejak kapan elo disini?"
Lisa membuka matanya setelah Jungkook keluar ruang latihan dengan seseorang, seperti dulu. Gadis itu, Iren. Menjadi alasan Lisa untuk enggan masuk dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Jungkook sejak tadi.
"Gue baru dateng" jawabnya bohong.
"Kak, gue duluan kalo gitu" pamit Iren pada Jungkook.
"Oh, Oke. Ati-ati dijalan" kata Jungkook saat Iren berlalu pergi dengan senyuman bangga itu.
"Gue baru aja mau ke tempat elo. Elo udah selesai latihan?"
"Udah" lagi-lagi Lisa berbohong, khawatir Jungkook akan menanyakan banyak hal saat ia mengatakan yang sejujurnya. Sekali lagi-dia sudah terlalu lelah untuk membahas pertanyaannya, yang mungkin bisa sepanjang jalan.
"Pulang sekarang?"
"Oke"
Ini hampir part akhir.. Tp apa bener Taehyung tega gtu? Kenapa? Alasannya apa?
#aq masih bingung dg endingnya..jadi tolong bantu mengakhirinya dg iniGeumawoo..
Don't forget to vomment..
KAMU SEDANG MEMBACA
FINNA [Lisa X BTS]
RandomTuhan, yang maha membalikkan hati dengan mudah. Aku sendiri tak akan tahu bagaimana sebuah kata 'cinta' datang dan pergi. Kadang dia datang membuatku terbang. Seiring waktu, dia juga membuatku terjatuh. Dimana 'cinta' akan tinggal? Cerita ini di...