Anyeoong..
Neomu kamsahaeyo krn tlah menyempatkan diri utk membaca this FF..
Next..
Happy reading..
*-*
"Ke-napa?"
Namjoon terengah-engah, menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Jam di dinding ruangan itu masih menunjukkan pukul 6 pagi. Tapi Taehyung sudah menyeretnya menuju tempat itu dengan panggilan telepon berulang kali.
"Bantuin gue gih" jawab Taehyung yang sudah duduk di bangku dengan beberapa buku-buku tebal terbuka lebar disana.
Terlalu pagi bagi Namjoon, bahkan perpustakaan itu masih sepi pengunjung.
"Apaan?"
"Nih tugas Ms. Aiko buat 3 jam ke depan"
"What? Belum ada perkembangan sama kerjaan elo?" Namjoon membolak-balikkan buku Taehyung yang tak banyak berisi coretan pena.
"Gimana ada perkembangan, Seokjin ngasih kabarnya mendadak banget"
"Kebiasaan lama tu anak. Sumber segala informasi tapi ngasih informasinya pas mepet"
Kim Seokjin, yang dikenal sebagai sumber segala informasi sejak masa SMA hingga kini masih menjadi informan. Namun sayang, informasinya jarang terkuak saat tak ada wartawan yang menanyainya.
"Makanya bantuin"
"Gue bisa apa?"
"Elo kan pernah belajar mata kuliah ini dulu. Pasti masih ingat dong. Elo kan jenius"
Terpaksa atau memang tak ada yang bisa diandalkan, Namjoon si jenius yang menjadi senior di jurusan kedokteran dan universitas yang sama dengan Taehyung menjadi sasaran empuk untuk dimintai bantuan terkait tugasnya.
"Apa kata elo dah. Mudah-mudahan aja masih inget"
Namjoon menyerah.
***
"Bin, elo panasin minyaknya"
Cklek.
Hanbin menyalakan kompor sementara Lisa memotong sayurannya dengan terburu-buru.
"Ambil telornya"
Kress.
"Berapa?"
Kress.
"Tiga"
Kress.
"Elo bantuin bentar napa sih?"
Lisa berbalik ke meja makan yang hanya berjarak dua meter dari dapur kecil itu. Menatap June yang mengunyah roti panggangnya tanpa ekspresi apapun.
June hanya menggedikkan bahu, masih menikmati sarapannya.
"Gue tunggu setengah jam lagi" katanya setelah meneguk setengah gelas sisa susu terakhirnya lalu menuju ke ruang tengah.
"Aish.. Sial. Salah apa gue sampek harus berhadapan sama cowok kayak dia" Lisa merasa kesal dengan ulah June yang super nggak peduli dengan kawannya yang sedang memburu waktu yang tak banyak.
"Sabar Lis, masih ada gue yang selalu setia sama elo"
"Cuma elo Bin yang ngerti perasaan gue. Kita harus kuat menghadapi makhluk kayak dia"
***
"Thanks, Joon. Kalo nggak ada elo gue pasti udah keteteran tadi"
Taehyung dan Namjoon meninggalkan perpustakaan setelah hampir tiga jam menyelesaikan tugas Taehyung dari Ms. Aiko.
"Beres.. Elo bisa ngandalin gue apapun dan kapanpun. Gue bisa ngelakuin apapun buat elo. Apa sih yang enggak buat elo" kata Namjoon sambil menepuk dadanya sendiri, bangga.
"Aish.. Kenapa kesannya jadi nggak enak gini"
"Apaan?"
"Ngeres"
"Elo yang ngeres"
*
"Joon, elo kan bisa gue andalin tu"
"So pasti. Apaan lagi kali ini?"
"Bantuin gue buang duit"
"Gila lo. Duit dibuang-buang. Banyak orang membutuhkan, Tae. Sampek mereka mencari sampai di kolong jembatan. Elo malah buang-buang tu duit. Kalo elo nggak mau boleh kok buat gue" kata Namjoon mulai berceramah.
"Sabar-sabar. Maksud gue.. Elo punya link ato info apa gitu buat gue bisa nyumbangin duit"
"Wah, elo udah jadi orang kaya rupanya" Namjoon menepuk pundak Taehyung, bangga.
"Bukan masalah kaya ato enggak. Masalahnya tu toples udah hampir penuh dan gue nggak mau nyokap curiga aja"
"Makanya elo berhenti aja dari semua kegalauan elo"
"Kegalauan gue berhenti juga cuma pake cara itu"
"Emangnya ada berapa tu duit?"
"Nggak banyak sih, tapi lumayan"
***
"Sekian materi dari saya. Ingat itu hanya teori saja, selebihnya kalian bisa berlatih dengan Mr. Hoya"
"Yes, Sir"
"Ohya. Saya hanya mengingatkan, jalan kalian dimulai disini. Kalian bisa menjadi solo stardance, backdance atau apapun dari belajar menari di sini. Tentu semua terbuka jalan terang bagi yang bersungguh-sungguh. Dan.. Semua dimulai pada bulan depan"
"Benarkah?"
"Bukankah kita baru saja masuk?"
"Apa bisa langsung jadi stardance""Tentu bukan langsung stardance. Tapi melalui ini kalian bisa. Bersiaplah karena tiap minggu akan ada penilaian. Diakhir bulan akan ada penilaian akhir yang akan membawa kalian menuju pertunjukan bertahap, dimulai dari panggung kecil"
*
"Elo yakin?" tanya June.
"Ya, sebesar ambisi Hanbin atau mungkin lebih"
"Kita pasti bisa dengan menatap tujuan kita. Ya nggak, Lis" jawab Hanbin membenarkan perkataan Lisa.
"Tentu. Sebaiknya elo juga punya tujuan untuk hal yang elo lakuin. Dan gue yakin itu akan membuat elo lebih semakin dekat dengan tujuan itu"
"Gue...hanya menari. Karena itu menyenangkan"
"Gue rasa gue akan bisa menemukan dia jika terus berlatih"
*-*
Vomment juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
FINNA [Lisa X BTS]
RandomTuhan, yang maha membalikkan hati dengan mudah. Aku sendiri tak akan tahu bagaimana sebuah kata 'cinta' datang dan pergi. Kadang dia datang membuatku terbang. Seiring waktu, dia juga membuatku terjatuh. Dimana 'cinta' akan tinggal? Cerita ini di...