2. Room

951 72 2
                                    

Anyeoong..

Next aja..
And Don't forget to vomment..
Thanks..




Happy reading..







*-*

"Waaaah.... Gede banget"

Ketiganya memasuki sebuah ruang cukup besar bagi seorang yang tinggal sendirian. Bukan rumah, hanya apartemen luas, sangat luas karena memang tak banyak perabotan yang bersandar disana. Hanya sofa panjang di ruang tamu dengan meja kecil.

"Anggap aja rumah sendiri"

"Beneran? Gue sering berharap punya rumah sendiri. Dan sekarang semua terwujud. Gue punya rumah sendiri.. Haha"

Lisa dan pria di sana hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Hanbin.







'*-*'

"Jepang?"

Lisa masih tak percaya dengan ucapan Yoongi. Dan sekarang dia membuktikannya sendiri. Pria dibalik kursi mengangguk sembari meletakkan penanya di atas kertas yang telah berisikan beberapa nama.

"Ya, gue rasa itu cukup sebagai apresiasi mereka yang telah berusaha keras. Disana banyak peluang untuk menjadi profesional dan berakhir menjadi stardance"

"Hanya tiga bulan, apa gue bisa?" Lisa merasa tak percaya diri menjadi yang terbaik hanya dalam tiga bulan berlatih.

"Gue denger dari Yoongi tim kalian menang hanya dengan latihan satu bulan"

"Yah, itu dulu. Dan gue berhenti menari setelah kemenangan konyol itu. Gue nggak yakin sekarang bisa"

"Jadi elo sekarang menyerah gitu aja?"

Lisa tak menjawab, kepercayaan dirinya masih lemah tanpa pembangkit.

"Jadi...gue bisa coret nama elo dari daftar?" pria itu menggertak.

"Jangan jangan. Gue terima tawaran ini. Gue hanya perlu berlatih keras bukan?"

"Selamat datang di akademi dance yang belum resmi ini" Pria itu berdiri, menyalami Lisa dengan senyum kembangnya.



'*-*'
*

"Dia bilang 'anggep rumah sendiri' bukan 'elo punya rumah sendiri'" protes Lisa pada Hanbin yang sudah tersungkur di atas sofa empuk itu.

"Sama aja, yang penting gue bisa tinggal sendiri" Hanbin membela diri.

Kim Hanbin, seorang pria yang memiliki mimpi besar untuk menjadi bintang. Hal pertama yang ia sadari bisa menerbangkannya adalah menari. Hanbin cukup berbakat, hanya dalam tiga bulan dia bisa menjadi dua terbaik dari puluhan murid di akademi dance itu.

Dia pria polos dibalik keceriaannya dan selalu tertarik dengan hal-hal baru, yang belum pernah dilihat ataupun belum pernah dilakukannya.

"Enak aja, gue sama June mau elo kemanain? Hah?"

"Kalian nggak usah khawatir. Adek gue yang akan mengurus kalian"

"Thanks Kak Gi, elo emang the best" kata Hanbin bangga.

June mengurus masalah tempat tinggal mereka. Tapi tidak semua yang di urusnya berjalan lancar. Lisa dan Hanbin hampir saja menjadi korban orang hilang di koran karena kecerobohannya, menuliskan nama Lisa dan Hanbin dengan huruf kanji yang tak dimengerti oleh mereka berdua.

June adalah adik pelatih Lisa dan Hanbin di akademi menari yang sekarang sudah resmi menjadi akademi menari 'Gi Go Dance' atas nama Gikwang.

"Hehehe.. Ya.. Setidaknya gue terbebas dari orangtua gue"

"Kalo udah puas, angkatin tu barang-barang" Lisa menunjuk beberapa koper besar yang sedari tadi berdiri di ujung pintu, terdiam menyaksikan ulah Hanbin.

"Kamar kalian ada di ujung sana"

"Oke" jawab Hanbin bersemangat menuju kopernya.

"What?" Lisa menoleh sebelum melanjutkan langkahnya dengan beban koper di tangannya. "Elo bilang 'kalian'? Maksud elo, gue sama Hanbin tidur sekamar gitu"

June mengangguk pelan.

"Masalah?"

Ni cowok emang polos ato bego sih.

"Oke. Emang nggak masalah buat elo. Tapi..apa nggak ada kamar lain?"

"Ada, kamar gue. Elo mau tidur sama gue?" tanya June tanpa ekspresi.

Hffft..

Lisa menghela napas kesal.

"Oke, gue liat kamar elo dulu"

"Lis, elo mau tidur sama June?" teriak Hanbin saat melihat Lisa menuju kamar June.

"Cerewet lo, cepet angkatin"

*

"Hah... Akhirnya gue bisa istirahat dengan tenang"

Setelah seharian lelah dengan mencari dan menunggu June di bandara layaknya kucing yang kehilangan induknya, dan masih ditambah harus berdebat dengan dua makhluk setengah bego berkedok polos hanya karena berebut kamar tidur. June menginginkan kamarnya, Hanbin tidak ingin berbagi kamar dan Lisa menginginkan kamar pribadi karena dirinya satu-satunya wanita di sana yang tak mungkin berbagi kamar dengan pria yang masih belum diketahui kebelangannya. Sedangkan hanya ada dua buah kamar di apartemen itu. Akhirnya Hanbin lah yang mengalah, June mendapatkan kamarnya yang luas bersama Hanbin dan Lisa mendapatkan kamar yang sempit.




*-*

Vomment juseyo

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang