Anyeong..
Hanya 1/6, Lalu kemanakah 5/6 itu?
Just information, maybe gw akan hiatus 1-2 bulan..
So, sorry if this FF late update..Thanks buat yg udah mampir kesini apalagi vomment+nunggu..
Next...
Happy reading
*-*
"Cantik"
Rembulan malam sudah menyinari bumi, berusaha menghangatkan setiap penghuninya. Namun malam itu ataupun malam lain di tempat itu masih sama, tetap dingin seperti biasanya.
Keduanya meninggalkan bangunan yang bisa dibilang tidak besar itu, hingga membuat kehangatan sementara di tubuhnya memudar terganti dingin mencekat.
June membenarkan syal merah yang dikenakan Lisa. Membuat lehernya tak lagi membeku.
"Tentu saja. Setidaknya lebih cantik dari elo" kata June dan meninggalkan Lisa dengan langkah panjangnya.
"Yaish.. Elo belum tau aja pesona gue" tak terima dengan pernyataan June, Lisa menyusul dan membanggakan diri dengan pesona yang tak nampak yang dimilikinya.
"Oya? Gue nggak yakin elo punya pesona"
"Ya.. Buktinya sudah ribuan orang yang tertarik sama gue"
Entah seribu, dua ribu, seratus atau sepuluh insan yang tertarik pada Lisa seperti yang dikatakannya, nyatanya Lisa pernah membuat Jungkook, Jimin bahkan Taehyung yang masih dalam pencarian sempat jatuh cinta padanya.
"Serius? Tapi kenapa elo masih nggak punya pacar? Mana bisa dipercaya omongan elo"
Bukan nggak punya. Ada, tapi memang tak ada status yang mengikat perasaannya. Hanya menunggu atau ditunggu, hanya waktu yang akan menentukan itu.
"Oke. Elo boleh nggak percaya sama gue. Tapi liat aja entar"
"Liat apa? Palingan juga tetep aja. Nggak ada perubahan"
"Awas aja kalo elo sampek suka sama gue" tantang Lisa.
"Nggak akan" ledek June.
***
"Bin, apa-apaan lo?"
Lisa melihat ruang tamu yang hanya berisi sofa panjang dan meja kecil kini sudah menghilang entah kemana. Ruang besar itu menjadi lebih besar oleh ulah Hanbin yang sudah banyak berkeringat.
"Elo ngambek?" tanyanya sekali lagi.
Pasalnya, June tak mengajak Hanbin bersama mereka berkeliling menunjukkan kota.
"Gue ngambek nggak diajakin jalan-jalan"
"Siapa suruh elo tidur sore?"
Bukan tak mau mengajak, tapi Hanbin yang terlalu lelah dengan latihan ekstra harus membuatnya tertidur setelah melihat bantal di kamar June.
"Capek, bro"
"Sekarang udah waras?" canda Lisa.
"Waras? Emang gue gila?"
Dikit.
"Ya, elo udah lompat-lompat gini. Pasti udah ilang kan capek elo?" kata Lisa sembari menarik sofa yang ditemukannya di sudut ruang dan menempatkan pantatnya nyaman.
"Gue nari bego, ngedance, bukan lompat-lompat. Emang main lompat tali?!"
"Syukur deh. Elo udah persiapan buat evaluasi" sahut June sembari menuang air putih dalam gelas beningnya.
"Iya dong, gue kan selalu always siap selalu. Gue jauh-jauh kesini bukan sekedar main lompat tali doang. Tapi gue ngejar mimpi gue"
"Sip" Lisa mengacungkan jempol tanda setuju untuk pernyataan Hanbin. "Kalo elo belum punya mimpi besar setidaknya elo punya tujuan dengan apa yang elo lakukan sekarang, Jun"
*-*
"Tujuan?" Taehyung kembali bertanya, memperjelas pertanyaan yang diajukan Namjoon sembari bolak-balik menatap layar komputer dan buku tebal di depannya.
"Hm" Namjoon mengangguk sembari membaca buku bergambar organ manusia di hadapannya.
Laboratorium di sana sedang sepi, Taehyung memanfaatkannya untuk melatih kemampuannya membaca radiologi tulang manusia. Sementara Namjoon yang memang sedang tak ada kerjaan membantu Taehyung menjelaskannya.
"Gue melakukan semuanya untuk nyokap gue. Jadi tujuan gue...cuma untuk membahagiakannya"
"Lalu, apa elo bahagia?" Namjoon kembali bertanya.
"Gue...gue cuma belum menemukan kebahagiaan di situ. Mungkin suatu saat"
"Elo ingin membahagiakan orang lain, tapi elo lupa cara membahagiakan diri elo sendiri"
*-*
"Terimakasih dan sampai jumpa senin depan"
Lisa melempar botol minuman pada June setelah meneguknya dua tegukan. Lisa mengusap keringatnya.
"Elo masih ragu"
"Ha?"
"Kayak gini" Lisa menunjukkan gerakan yang baru saja diajarkan Mr. Hoya pada June.
"Gue tau"
"Kenapa nggak maksimal?" Lisa duduk di kursi yang sama dengan June setelah memperagakan gerakan untuk June.
"Itu udah maksimal"
"Payah. Emang cuma segitu tenaga elo? Hanbin melakukannya dengan baik" Lisa menatap Hanbin yang masih disana dengan gerakan yang hampir sempurna, sama dengan pelatih Mr. Hoya.
"Dia pekerja keras"
"Dan elo bukan? Elo hanya belum punya tujuan, alasan elo melakukan kerja keras itu"
*
"Adek gue menyukai penari"
Ketiganya berjalan menuju tujuan akhir mereka, apartemen. Hanbin yang selalu terbuai dengan hal baru, sibuk dengan melihat-lihat kota yang penuh dengan lampu dan keramaian manusia.
"Adek? Elo punya adek? Kenapa gue baru tau sekarang? Kenapa nggak tinggal bareng kita? Atau.. Belajar di luar negeri? Dimana?" Lisa yang penuh rasa penasaran menanyakan apapun yang ada dalam otaknya bahkan sebelum pertanyaan pertama terjawab, ia melontarkan semua yang ada dalam kepalanya.
"Dia lebih dekat dengan Kak Gikwang. Katanya menjadi penari itu keren dan gue berusaha menjadi penari untuk dia. Agar gue bisa deket juga dengan dia"
"Oke. Itu keren. Elo melakukannya untuk orang yang elo sayang. Tapi gue rasa elo masih belum berusaha keras untuk adek elo" Lisa merasa yang dikatakan June melakukan untuk orang lain belum sepenuhnya membuat dirinya bekerja keras.
"Ya, karena itu dulu. Udah lama banget"
"Sekarang? Apa tujuan elo itu sudah berubah? Kemana tujuan elo?"
*-*
Vomment juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
FINNA [Lisa X BTS]
RandomTuhan, yang maha membalikkan hati dengan mudah. Aku sendiri tak akan tahu bagaimana sebuah kata 'cinta' datang dan pergi. Kadang dia datang membuatku terbang. Seiring waktu, dia juga membuatku terjatuh. Dimana 'cinta' akan tinggal? Cerita ini di...