1. Japan!??

1.1K 84 2
                                    

Anyeong yorobeun..

Akhirnya aku kembali dengan selamat..

Sesuai permintaan dan harapan aku next dg Lisa..
But,
Aku tambahin beberapa member iKON untuk menggeser sementara BTS..
Tapi tentu saja BTS always ada, hanya saja porsinya dikurangi.. Walau sebenernya ini ttg anak bangtan..

Oke, dengan pedenya aku lanjutin ff ini..

Selamat menikmati dan semoga suka..
:D














Happy reading











*-*







"Kereeeeen"

Satu

Dua

Tiga

Sepuluh

Puluhan, ratusan mungkin ribuan manusia berlalulalang di tempat besar dan luas itu. Sesak menjadi panas yang tak terduga. Sementara gerombolan manusia membentuk arus menuju pintu keluar yang disambut dengan banner ataupun hanya kertas putih besar bertulis nama-nama tak dikenal. Dua manusia lainnya hanya menoleh ke kanan-kiri mencari sebuah kertas besar dengan namanya.

Bukan.

Salah satunya memang sibuk mencari, tapi tidak dengan satu lagi. Oke, dia memang sibuk juga tapi dia sibuk memandangi tempat besar dan arus manusia itu.

"Kita terlantar gini lo masih bilang ini keren?" tegur gadis bersurai panjang sebahu.

Arus manusia itu semakin melemah, namun mata mereka belum juga menemukan nama mereka.

"Nyantai aja kali, Lis. Nikmatin hidup yang cuma sekali ini" jawab pria yang satu jengkal lebih tinggi dari si gadis dengan menikmati pemandangan yang menurutnya langka. Ya, memang matanya langka melihat gelombang arus manusia.

"Nyantai elo bilang? Kalo kita ilang disini siapa yang mau mungut kita. Kita nggak kenal siapa-siapa disini, Bin"

"Sabar...sabar... Orang sabar disayang Tuhan. Mungkin dia lagi dijalan. Positif thinking aja lah" jawabnya santai, tanpa rasa khawatir dan selalu berpikir positif.

"Tapi udah hampir satu jam kita disini kaya orang ilang"

Atau mungkin memang sudah menjadi orang hilang.

"Liat deh tu cowok" Hanbin menunjuk pria yang tengah berdiri dengan selembar kertas putih bertuliskan sesuatu, entah bacaan apa, yang jelas itu adalah huruf kanji yang tak bisa dibaca Hanbin. "Dia juga senasib kaya kita, tapi dia nyantae aja"


Plak.


Apa salah dan dosanya sehingga dia harus menderita.

"Auh. Sakit bego" Hanbin mengelus kepala setelah Lisa memukul kemudian melarikan diri dari Hanbin. "Masih mau main kejar-kejaran aja ni anak setan" Hanbin mengejar Lisa.


*-*


"Elo bego ato apa?"

"Ha?" pria hampir dua jengkal lebih tinggi di hadapan Lisa melongo, tak paham apa yang di maksud gadis itu.

"Lis, udah nih kejar-kejarannya" Hanbin baru saja berhenti saat Lisa sudah tidak berlari dan terlihat berbicara dengan seorang pria tak dikenal "Siapa? Kenal?"

"Kita orang Indo asli. Kenapa nulis pake huruf kanji"

Pria itu mengecek kertas besar di hadapannya.

"Astaghfirullah..." pria itu menyadari ada yang salah dengan tulisannya. "Lisa? Hanbin?"

"Siapa?" Hanbin masih bertanya-tanya tak paham. Pasalnya pria di hadapannya kini menyebut namanya dan Lisa namun dia sendiri tak mengenal si pria.

"Sorry sorry. Udah kebiasaan"

"Ha? Bisa ngomong juga?" tanya Hanbin terheran. "Maksudnya, bisa ngomong Indo juga?"

"Untung aja gue udah belajar meski cuma dikit"













*****

"Yoon, gue nggak bisa"

Berkali-kali gemerincing lonceng terdengar, tanda isi cafe kecil itu mulai penuh pengunjung. Semakin berisik namun tidak membuat dua insan di sudut ruang itu terganggu.

"Elo bukannya nggak bisa, tapi nggak mau"

Min Yoongi, pemain sekaligus pelatih piano diusia mudanya setelah meninggalkan jejak masa SMA. Yoongi melatih piano untuk segala kalangan usia bersama Jennie, pencetus akademik piano sekaligus kekasih Yoongi. Dan tak jarang Yoongi menjadi pianis di acara-acara besar atau hanya sekedar bermain di cafe-cafe, seperti cafe yang ditempatinya saat ini.

"Oke gue emang bisa tapi dulu, setahun yang lalu. Dan..."

"Elo nggak harus mengingat dia, Lis"

Yoongi paham benar dengan maksud sahabatnya itu. Menari memang hal menyenangkan bagi Lisa. Tapi tidak saat dia harus bertemu dengan pria itu. Sakit hati menyelimuti saat rasa sayang terselubung hanyalah rekayasa. Mungkin memang tulus, tapi tak ada ketulusan dalam proses sayang itu. Sayang, hanyalah skenario untuk sebuah rasa sayang.

"Elo tau. Tapi dengan menari lagi artinya gue harus mengingat dia. Dan gue nggak mau, Yoon"

"Cuma tiga bulan, abis itu terserah elo"

Yoongi memang si jenius musik yang memiliki banyak link di berbagai lapisan. Senior Yoongi meminta bantuannya untuk mencarikan murid sebagai syarat berdirinya sebuah tempat pelatihan yang akan didirikannya.

"Nggak, Yoon. Sorry" Lisa berdiri, bermaksud menolak dan meninggalkan Yoongi.

"Gue denger, dia akan mengirim beberapa anak didik terbaiknya ke Jepang"

Dua langkah Lisa mampu terhentikan oleh Yoongi. Yoongi tahu betul apa yang diharapkan Lisa, selama satu tahun penuh merasa kehilangan.

"Jepang? Elo yakin?"

"Kalo nggak percaya elo tanya langsung ke dia"

*****














Sementara segitu dulu yah..

Vomment juseyo

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang