Menghargai itu sulit ya?
******
"Apa dia akan baik-baik saja?" June menatap punggung Lisa yang berjalan bersama Jimin meninggalkannya.
June pikir Lisa dan Jimin perlu bicara baik-baik, menjelaskan keadaan masing-masing. June tahu Jimin adalah teman sekaligus mantan pacarnya di SMA.
"Setidaknya dia akan menjaganya" batin June.
~~~
"Beri gue kesempatan. Gue akan tunjukkan kalo gue udah berubah"
Malam itu langit menampakkan cahaya bulan yang indah. Selama beberapa bulan di Jepang, mungkin saat itu adalah bulan terindah bagi Lisa. Namun bulan disana tak mengantarkan semua keindahannya. Ada beberapa hal yang membuat Lisa tak merasakan keindahan itu sepenuhnya. Jimin menggenggam tangan Lisa yang duduk di sebuah restoran yang menyuguhkan pemandangan malam dengan lampu-lampu kota.
Lisa tersenyum sembari menarik diri tangannya dari genggaman tangan Jimin yang hangat.
"Jim, gue seneng elo udah berubah" Lisa menyentuh punggung tangan Jimin. "Tapi untuk kesempatan itu...."Lisa menggeleng. "gue nggak bisa janji ada kesempatan lain" meski Lisa tahu, orang yang selalu ia tunggu sudah tak sendiri lagi. Tapi untuk membuka hati, dia tak tahu haruskah membukanya sekarang.
Lisa berdiri, meninggalkan Jimin. Namun berhenti karena tangannya tertahan oleh Jimin.
"Oke" Jimin berdiri di belakang Lisa, masih memegang tangannya. "Elo cukup untuk nggak menghindari gue. Mungkin memang perlu waktu, tapi gue akan menunggu waktu itu datang" Jimin memeluknya dari belakang, melepaskan kerinduan yang tertahan.
Lisa memejamkan matanya, menarik napasnya dalam, ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan dikatakan. Tak menghindar. Lisa hanya melakukan permintaan Jimin tanpa penolakan, namun matanya berair sebagai penolakan.
Jangan terus mengeras, lagipula dia sudah berubah. Lakukan saja.
~~~
"Kenapa?" Rose bertanya karena Taehyung yang sama sekali tak merespon pembicaraannya. "Tae?" sekali lagi Rose memanggil Taehyung.
"Nggak apa-apa. Lanjutin makannya, elo bilang suka banget sama udang di sini"
Haruskah aku terus berharap? saat harapan mulai menghilang di depan mata.
"Ini kencan pertama kita. Awas kalo sampek ngelirik cewek lain" Rose mengacungkan pisau steaknya di depan Taehyung.
Ya. Taehyung mengikuti kata Namjoon. Melepaskan Lisa dan menerima Rose. Meski bukan keinginannya, tapi itulah yang terbaik. Dia tahu Lisa sudah menjadi milik orang lain. Benar kata Namjoon, Taehyung tak mungkin merusak kebahagiaan orang lain. Taehyung tak akan memaksakan kebahagiaan orang lain.
Dan Rose?
Taehyung akan mencoba. Lagipula Taehyung sudah terbiasa dan nyaman dengan Rose selama ini, mungkin tak akan sulit untuk membuat dirinya jatuh cinta pada Rose.
"Ya ya, kalo gue ngelirik pacar gue sendiri? Masih nggak boleh?"
Pipi Rose merona.
"Nggak"
"Yakin?"
"Elo nggak boleh cuma ngelirik gue. Tapi liat gue sepenuhnya. Tatap gue" Rose menangkupkan kedua tangannya di wajah Taehyung dengan senyuman. Mengunci mata Taehyung dengan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINNA [Lisa X BTS]
De TodoTuhan, yang maha membalikkan hati dengan mudah. Aku sendiri tak akan tahu bagaimana sebuah kata 'cinta' datang dan pergi. Kadang dia datang membuatku terbang. Seiring waktu, dia juga membuatku terjatuh. Dimana 'cinta' akan tinggal? Cerita ini di...