25. Still the Same

709 63 9
                                    


"Yash... Elo masih sama aja ya..."

June dan Rose sudah kembali ke lokasi perkemahan dan menyerahkan semua bahan kepada Lisa. Sementara yang lain menyiapkan api unggun dan api untuk memanggang barbeque, Lisa bertugas memotong sayur dan daging barbeque dibantu pria di sampingnya. Bukan. Bukan membantu, tapi lebih tepatnya mengganggu dengan terus memakan beberapa snack lain yang mereka beli. 

"Apa?" kata pria di sampingnya sembari menjulurkan lidahnya.

"Bantuin dong. Jangan cuma dimakanin doang" Lisa menyenggol dia dengan sikunya.

"Elo kayak nggak tau gue aja" katanya sambil mengunyah snacknya.

"Ya, gue tau. Hidup untuk makan. Itu kan prinsip elo seumur hidup. Dasar Kim Seokjin" kata Lisa kesal.

"Itu elo tau... Hahaha" Jin tertawa puas karena berhasil membuat Lisa kesal.

"Sialan lo"


"Lis,"

Seseorang memanggil Lisa dan menghampiri mereka.


"Pangeran elo dateng tu" bisik Jin, dan sesudahnya mengunyah snacknya kembali.

"Kalo nggak mau bantuin, mending elo diem deh" Lisa semakin dibuat kesal dengan ulah Jin.



"Lis, perlu bantuan?"

"Jim, hmmm. Mungkin"

Lisa ingin mengatakan tidak untuk bantuan Jimin. Tapi nyatanya dia sangat membutuhkan bantuan yang akan sangat lama jika dia melakukannya sendirian sementara yang lain sudah lama menunggu. Meneriima ketulusan kebaikan Jimin, tidak masalah. Karena Lisa yakin Jimin sudah berubah. Lisa yakin Jimin benar-benar tulus membantunya. Bukan ada maksud dibalik semua kebaikannya.

"Gue bantuin motong ya.." kata Jimin.


"Gue cabut kalo gitu" Jin meninggalkan Lisa setelah berhasil mengambil snack keduanya dari kresek belanja.

"Eh, lu kabur?" teriak Lisa pada Jin.

"Gue bantuin mereka. Kan elo udah ada yang bantuin" teriak Jin.






"Lis, elo nggak marah?"

"Hm?" Lisa masih ragu dengan arah pembicaraan Jimin.

"Apa elo udah bisa menerima ketulusan hati gue?" tanya Jimin sekali lagi dengan pertanyaan berbeda namun nampaknya masih dalam satu konteks yang sama. Jimin menghentikan aktivitasnya dan menatap mata Lisa.

"Apa...gue melewatkan sesuatu? Gue nggak ngerti maksud elo" Lisa pun menghentikan aktivitasnya, mencoba mencari hal yang mungkin ia lewatkan dari percakapannya dengan Jimin.

"Pertunjukan itu"

"Pertunjukan?" Got it. Tapi Lisa belum tahu benar pertunjukkan yang di maksud Jimin.

"Final fake kiss. Bukan. Final kiss kayak yang June lakukan ke Rose. Elo udah menerima gue?"

Show Kiss. Gue lupa itu. Bahkan gue nggak inget hal itu pernah terjadi malam itu. Gue nggak fokus dengan yang ada di depan gue.

"Eeh... Gue nggak tau, Jim"

Mungkin masih sama.

"Nggak apa-apa. Elo nggak perlu cari tau itu juga. Cuma... gue masih sayang banget sama elo. Dan berharap elo bisa nerima gue kembali. Itu yang perlu elo tau"



"ehem... Sorry ganggu" Seseorang datang berdeham, masuk mengusik fokus pembahasan Lisa dan Jimin.

"Elo nggak berubah, Tae. Masih sama. Masih demen gangguin kesenengan orang" canda Jimin.

"Elo kayak nggak tau gue aja. Gue nggak akan berubah"

Begitu juga hati gue. Walau sudah berusaha, tapi masih sama

"Perlu bantuan?"

"Nggak sih. Tapi kalian yang perlu bantuan. Apinya sudah siap. Jadi lebih cepat motong bahannya lebih baik" kata Taehyung sembari menusuk daging dan sayuran dengan penusuk barbaque.


*****






"Thanks, Tae. Akhirnya elo berhasil nyeret mereka kesini"

"Of course. Taehyung be back for you. Kelakuan setannya kumat gara-gara elo" canda Namjoon.

Namjoon juga datang setelah Taehyung berhasil menyeretnya dengan tipuan muslihat yang telah lama tidak dia gunakan.

"Yash... Karena dia udah menemukan pasangan sepersetanannya. Hahaha" tambah Kim Seokjin. Seokjin tahu betul bagaimana cara menggoda Lisa dan Taehyug sebagai pasangan setan yang selalu bersama saat di sekolah menengah. Dan sampai sekarang pun Seokjin masih suka mengolok pasangan ini.

"Sialan. Nggak bakal gue ngundang kalian bedua kalo tau akhirnya gue cuma jadi bahan pelecehan elo" Lisa melempar tusuk barbequenya pada Jin.

Jin membalasnya dengan juluran lidah.


"Susah tau nggak buat ketemu sama gue" kata Namjoon.

"Ya. Gue tau calon dokter selalu sibuk" Lisa membenarkan.

"Siip. Macam orang penting" Seokjin menambahkan.

"Tapi keren. Semua calon dokter ada di sini. Gue nggak nyangka kalian bisa sejauh ini. Apalagi elo. Kim Seokjin" kata Lisa.

"Nggak ada yang nggak mungkin kalo kita punya kemauan kuat bukan?" June menambahkan sembari menatap Lisa.

"Yups. Padahal gue nggak yakin sama muka lesu elo pas jam istirahat" Lisa kembali menggoda Jin.

"Yah,.., dan udah lama banget gue nggak liat elo lari-larian ke kelas gue pas jam istirahat cuma buat nyariin Jungkook" Jin mengingat itu dengan jelas. Rutinitas setiap jam istirahat, sebagai informan penting di kelasnya, dia selalu standby dengan makanan ringan di tangannya.

"Wah... Jadi Jungkook nama pacar elo?" tanya Rose  yang baru saja mengetahui kebenaran tantang Lisa.

"Bukan bukan" Lisa menyangkal Rose. "Yash... apaan sih lo. Makan nih" Lisa mencoba menghentikan pernyataan Jin dengan membungkam mulutnya dengan makanan.

"Padahal gue sempat berharap banget elo langgeng sampek ke pelaminan sama Jungkook. wkwkwk...." kata Jin masih mengunyah makanannya sembari melirik ke arah Jimin.

"Yash, elo masih bahas itu? Emang elo hidup di jaman bahula?" 

"Wah... ternyata gue sudah hidup terlalu lama"

"Kalian bener-bener ya.. Gue rasanya dicuekin diantara orang-orang yang reunian SMA. Ya nggak, Jun" Hanbin yang sedari tadi diam menikmati makanannya mulai memberi suara.


*****

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang