28. Bohong

1K 103 4
                                    

Anyeoong...

Hello Hai..

Next,
Part ini...mohon dicerna krn mungkin sedikit membingungkan..


Happy reading












Malam yang dingin itu menjadi memanas setelah beberapa kali bola api panas menghantam pipi Jungkook. Di lain sisi, ada hal lain yang sudah terbakar sejak awal yang menimbulkan bola api itu. Lisa kecewa dengan pengkhianatan Jungkook. Dan hati Taehyung terluka saat sahabat sekaligus orang yang disayanginya menderita.

"Apa elo mengancam Yuri untuk berbohong?"

Berakhirnya pertengkaran di luar rumah menyisakan perdebatan lain di dalam rumah. Yuri yang datang bersama Taehyung duduk di sofa ruang tamu, di sofa yang sama seperti Taehyung. Sementara Lisa berdiri dan mondar-mandir, merasakan hantaman yang bertubi-tubi tak kunjung berhenti.

"Semua tuduhan elo itu nggak berdasar Lis" alih-alih menjawab pertanyaan Lisa, Taehyung malah membela diri.

"Nggak berdasar? Elo tau Yuri yang melakukannya. Elo balas dendam untuk gue kan" sekali lagi Lisa juga menguatkan argumennya dengan dasar dari apa yang diketahuinya.

"Kak, apa kalian pacaran?" Yuri menarik masker hijau yang bertujuan menutupi pipi kirinya. Ia membuka suara setelah lama mendengarkan tuduhan-tuduhan Lisa pada Taehyung.

Lisa terdiam. Memang akhir-akhir ini perasaannya sering nggak jelas ke Taehyung. Memang mereka hanya sahabat selama ini. Tapi Lisa sempat menjadi pacar sementara Taehyung di depan Yuri. Dan itu mungkin masih berlaku hingga sekarang, bagi Lisa.

"Gu-gue...gue pacaran" jawabnya terbata. Walau dia nggak yakin dengan jawabannya karena tentu saja dia tahu hubungan mereka sudah berakhir.

"Pertanyaannya, apa Kak Lisa dan Kak Taehyung pacaran?" Yuri mengulangi pertanyaannya yang dirasa kurang jelas bagi Lisa. "Gue tau Kak Lisa pacaran. Tapi bukan dengan Kak Taehyung"

"Taehyung baru saja ngasih tau elo?" tanya Lisa dengan tuduhan tak berdasar, lagi.

"Dia yang ngasih tau"

"Benarkan? Dia? Tae-Taehyung?" meski Yuri menjawab sesuai dugaannya tapi ekspresi Lisa tak puas dengan jawaban itu.

"Bukan"

"Terus?"

"Pacar Kak Lisa. Orang yang melakukan ini. Orang yang menghancurkan wajah gue" Yuri sedikit menaikkan nada bicaranya, tanda kecewa dan marah. Taehyung yang duduk di samping Yuri mengelus punggungnya, memberikan ketenangan.

"Meskipun Jungkook pria brengsek yang selalu mengkhianati gue. Gue tau Jungkook nggak akan tega melakukan hal sekeji itu. Lalu bagaimana dia tahu elo yang ngelakuin itu ke gue?" bela Lisa karena begitu yang ia tahu.

"Menurut elo, Jungkook nggak tega? Trus kenapa dia tega berulang kali menyakiti hati elo? Mengkhianati elo" kata Taehyung marah saat Lisa masih membela mantan kekasihnya yang jelas-jelas selalu menusuk hatinya dari belakang.

"Kak Tae, udah" kali ini Yuri yang meminta Taehyung untuk tenang.

"Jadi.. Jungkook yang melakukannya? Tapi kenapa?" Lisa pasrah.




*

"Gaes, hari ini hari terakhir latihan kita. Siapkan diri kalian dan selamat beristirahat untuk kompetisi besok" Yoongi mengakhiri pidato singkatnya.

-


"Pulang bareng Jungkook lagi?" tanya Jimin yang sudah hafal dengan kebiasaan Lisa setelah selesai latihan. Dijemput dan pulang bersama mantan kekasihnya sekaligus calon suaminya.

"Dia ada janji dengan orang lain" jawab Lisa mudah. Seolah saat calon suaminya pergi bukanlah masalah besar baginya.

"Iren? Apa dia berhasil?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Berhasil? Elo tau hubungan mereka? Jungkook dan Iren?" Lisa sejenak terheran. Ah, Lisa mungkin lupa telah mengatakan tentang hubungan mereka pada Jimin.

"Ah, maksud gue. Jungkook pernah selingkuh dengan Iren kan? Jadi mungkin sekarang dia juga berhasil mengelabuhi elo dan main di belakang elo lagi" kata Jimin memberi penjelasan.

"Ya, gue udah tau tanpa dia harus membodohi gue"

"Apa perlu gue kasih pelajaran ke dia? Gue bisa membuatnya sekarat ataupun tak bernyawa sekalian" kata Jimin sambil mengepalkan tangan berototnya.

"Jangan" Lisa langsung mencegah dan menggenggam tangan Jimin, dan melonggarkan kepalannya.  "Elo nggak perlu ngelakuin itu"

"Oke kalo itu yang elo mau" Jimin tenang kembali. "Jadi...apa perjodohan kalian akan dibatalkan?"

"Nggak"

"What? Kenapa enggak?"

"Dia punya orang yang ingin di bahagiakannya. Begitu juga gue. Gue nggak mau Ayah kecewa"

"Tapi dia.." Jimin masih tidak terima. Karena Jimin pasti berharap Lisa akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Kita udah mutusin untuk bersandiwara di depan orangtua kita. Jadi nggak akan ada yang terluka ataupun kecewa"

Bukankah yang ada hanyalah kekecewaan saat semua terbongkar?

"Tapi gue?? Elo?? Elo pasti akan terluka Lis. Bagaimana elo bisa hidup dalam kebohongan seperti itu"

"Elo bener, Jim. Gue nggak bisa hidup dalam kebohongan. Gue nggak bisa hidup dengan pembohong dan melakukan hal-hal buruk dibalik topeng emasnya" Lisa menatap tajam manik mata Jimin.

Jimin terdiam.

"Elo.. Gue siap jadi pelarian elo saat lelah dengan kebohongan itu"

"Atau...gue nggak bisa lari kemanapun. Karena tak ada kejujuran di sekitar gue" kata Lisa tanpa ekspresi, seolah dia tak punya lagi pilihan ataupun tak ada tempat tujuan saat ia berlari dari masalahnya.

Jimin kembali terdiam.


"Uh, oke. Kita pulang sekarang?" Jimin mengakhiri pembahasan berat itu dengan mengajak Lisa pulang.

"Elo duluan aja"

"Elo? Gue bisa anterin elo menggantikan si brengsek Jungkook"

"Thanks, Jim. Elo nggak perlu jadi brengsek seperti Jungkook. Cukup jadi diri elo sendiri. Pasti ada sisi yang lebih baik dari sisi brengsek itu dari diri elo"

Jimin lagi-lagi terdiam, masih mencerna kalimat yang dikeluarkan Lisa.





"Lis, ayok" tak lama Taehyung datang setelah merapikan semua alat untuk dibawa ke kompetisi besok malam.

"Jim, kita duluan" Taehyung berpamitan.

"Oh. Oke. Tolong jagain pacar gue. Awas jangan sampai lecet" kata Jimin dengan melambaikan tangan pada Taehyung.

Vomment juseyo

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang