33. Just?

361 27 1
                                    

"Elo nggak bisa memaksanya, sobat"


"Minggir. Jangan ikut campur urusan kita" Jimin tak peduli lagi bagaimana makhluk tak diundang itu muncul begitu saja. Kepeduliannya kembali kepada cintanya yang tak boleh kandas setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk cintanya. Jimin kembali menarik tangan Lisa dan berusaha menerobos tubuh besar Taehyung.

"Sorry. Tapi kali ini gue akan ikut campur" Taehyung menggenggam tangan Jimin dan tangan lainnya menggenggam tangan Lisa. Taehyung menarik kuat tangan Jimin dari pergelangan Lisa, dengan kekuatannya yang tersisa Taehyung berhasil melepaskan tangan Jimin dari Lisa.

"Elo siapa? Elo hanya temen Lisa. Elo nggak berhak ikut campur urusan gue dan Lisa" mata Jimin membara menampakkan kemarahannya. Seorang Jimin yang telah menggebu tidak bisa dicegah dengan mudahnya, Jimin kembali berusaha meraih tangan Lisa. Namun pertahanan Taehyung lebih kuat, Taehyung menghalangi Jimin dengan tubuh besarnya. Dan Lisa bisa ditarik mundur untuk berlindung di balik tubuh Taehyung.

"Well. Kenapa sahabat nggak boleh ikut campur? Haruskah punya hubungan spesial dulu? Haruskah pacaran dulu baru bisa ikut campur?"

Jimin terdiam. Dan tak satupun diantara mereka dapat menjawab itu. Lisa pun yang tersadar dengan omongan Taehyung yang mulai ngelantur menarik-narik lengan Taehyung, berusaha menyadarkan Kim Taehyung sebelum langkahnya semakin menjauh.

"Terserah dengan omongan bulshit elo" Jimin tidak mempedulikan kalimat-kalimat Taehyung. Baginya Taehyung hanya melanturkan omongan-omongan tak berguna. Jimin kembali meraih tangan Lisa yang terlepas dari perlindungan Taehyung. Jimin pun mampu menorobos pertahanan Taehyung.

"Tunggu" Taehyung memutar tubuhnya menghadap pada Jimin yang sudah beberapa langkah menjauh dari Taehyung. "Terserah elo percaya atau tidak. Mulai saat ini mulai detik ini Lisa adalah pacar gue. Urusan Lisa jadi urusan gue, pacarnya. Jadi lepaskan tangan elo dari pacar gue. Sekarang juga" Taehyung melepas paksa tangan Jimin dari Lisa.

"Jangan terlalu banyak bermimpi, Tae. Elo pikir gue akan percaya dengan omongan elo? Nggak. Kalo Lisa pacar elo, Rose yang setia di samping elo mau elo kemanain?" Jimin menyangkal pernyataan Taehyung yang menurutnya tak masuk akal dan menyadarkannya dengan mengungkit tentang Rose, pacar Taehyung yang sebenarnya. "Atau jangan-jangan elo nggak pernah mencintai Rose. Elo hanya kasian dengan Rose yang sudah lelah mengejar elo" Jimin kembali menyerang Taehyung dengan senjata Rose, dan Taehyung pun tak bisa menguatkan pertahanannya. Taehyung hanya terdiam mendengar dengan kenyataan yang telah diketahui oleh semua orang bahwa Rose adalah pacarnya saat ini.

"Jim, cukup" Lisa mencoba menghentikan Jimin.

"Atau... Rose hanya menjadi pelampiasan elo karena nggak bisa menggapai gadis yang elo inginkan" Jimin terus saja mengeluarkan tudingan-tudingan yang ada dalam kepalanya.

Taehyung tak bisa menjawab. Kenyataan yang memang benar adanya bahwa Rose adalah kekasihnya saat ini, tapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa Taehyung juga masih mencintai Lisa dan mengharapkan kehadiran cinta dari Lisa juga. Kejujuran Lisa tentang statusnya yang tidak lagi bersama dengan pria manapun membuat Taehyung berani menggali kembali perasaannya yang telah lama ia kubur untuk Lisa. Meski dia sendiri tahu bahwa masih ada wanita lain yang telah berdiri di sampingnya untuk menerima cinta dari Taehyung.

"Nggak bisa jawab? Jadi itu benar? Rose hanya pelampiasan? Rose yang malang. Gue harap Rose nggak pernah bertemu dengan manusia kayak elo" Jimin mengarahkan jarinya pada Taehyung dengan mata penuh amarah. Menganggap diri taehyung adalah pria yang serakah atas cinta.

"Rose?" Lisa menyebut nama yang tanpa sengaja menjadi topik pembicaraan Jimin juga Taehyung saat ini.

Taehyung menoleh pada seseorang yang telah disebutkan oleh Lisa. Sesosok wanita cantik tak diundang telah berdiri di belakang mereka. Tanpa sengaja Rose mendengar perdebatan mereka tentang cinta dan juga siapa yang memiliki siapa. Tanpa mereka tahu, Rose telah berdiri sejak lama. Tidak. Jimin nampaknya telah mengetahui kehadiran Rose disana dan mulai memancing keterkaitan Rose.

"Rose"

Rasa sakit yang dirasakan Rose menuntunnya untuk berpaling dari tatapan bersalah Taehyung dan melangkahkan kakinya menjauh. Taehyung mengejar Rose untuk menjelaskan kesalahpahaman.

"Dan gue harap Sua, Lisa ataupun semua makhluk di muka bumi ini tidak pernah bertemu dengan makhluk kayak elo"

Entah dari mana, makhluk-makhluk lainnya muncul tanpa diundang. Kali ini lelaki berawakan tinggi besar datang dengan mempercepat langkahnya. June, hanya dengan kaos hitam yang dibalut jaket yang tidak dipasang resletingnya berjalan cepat menuju Jimin dan Lisa dengan membawa segenggam tinju di tangannya.

Brakk

Tinju di tangannya kini telah melayang kepada satu-satunya pria yang berdiri disana. Jimin yang tak memiliki kuda-kuda, tameng ataupun pertahanan lainnya langsung saja terjatuh pada lantai bumi yan keras disana.

"Kalo elo nggak menyukainya jangan mendekatinya"

Brakk

"Kalo elo nggak menyukainya jangan membuatnya jatuh cinta"

Lagi, June menarik kerah Jimin dan kembali memberikan segenggam tinjunya yang tak ingin ia sia-siakan pada Jimin.

"Jun, apa yang elo lakukan?" Lisa berusaha menghentikan June sebelum berlanjut pada luka yang lebih parah.

Terlambat. June tak bisa dikendalikan.

Brakk

"Kalo elo nggak menyukainya jangan menciumnya"

Sudut bibir Jimin telah mengalirkan darah segar, sementara pipinya juga sudah mulai biru lebam. Jimin pun tak dapat memberikan sepatah kata pertanyaan ataupun alasan bahkan memberikan balasan pukulan menyakitkan itu pada June. Pukulan beruntun membuat Jimin tak dapat melakukan apa yang akal sehatnya perintahkan. Hanya menahan rasa sakit pada wajahnya.

Brakk

"Kalo elo nggak menyukainya katakan dari awal dan jangan membuatnya terluka"

Brakk

"Jun, hentikan !!"

Puas memberikan tinju yang tidak sia-sia ia bawa, June berdiri dan menarik napasnya. June membenahi pakainnya yang sempat lusuh. June menatap mata Lisa yang berdiri di belakangnya. Puas menatapnya, mata June turun mencari tangan Lisa.

"Jangan pernah bertemu dengannya lagi. Sekarang ataupun di kehidupan yang akan datang" June menggenggam tangan Lisa dan menariknya pergi dari tempat itu.

"Jun"

*****


"Rose, tunggu. Gue bisa menjelaskannya" Taehyung terus mengejar Rose. Berusaha ingin menjelaskan apa yang tidak pernah ia katakan. Meski, mungkin yang dikatakan Jimin ada benarnya. Tapi tak sepenuhnya benar. Dan Taehyung hanya berusaha menjelaskan ketidakbenaran itu. Setidaknya Taehyung berusaha mencegah rasa sakit hati yang tentu saja tidak akan mudah untuk diobati.

"Tidak perlu. Semuanya sudah jelas bagi gue" Rose terus melangkahkan kakinya cepat agar tidak terkejar Taehyung. Sakit memang, dan biarlah hanya sakit yang dia rasakan saat ini. Bukan rasa sakit yang semakin mendalam jika Taehyung benar-benar mengatakan bahwa dirinya hanyalah pelampiasan.

"Rose" Akhirnya Taehyung berhasil menggapai tangan Rose. Rose berhasil menghentikan langkahnya, namun wajah cantiknya tak lagi mampu menatap ke arah depan ataupun menatap wajah tampan kekasih hatinya. Rasa sakit dalam hatinya melemahkan seluruh tubuhnya dan tangannya tak mmapu menepis genggaman Taehyung untuk melawan dan melarikan diri dari rasa sakit. Kakinya melemah, Rose terduduk diatas lantai halaman kampus. Matanya tak lagi dapat membendung air yang sedari tadi ingin menerobok pertahanan dari kelopak matanya.

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang