26. Bukan Gue

1K 100 3
                                    

Anyeong...

Next yah..






Happy reading




















Sudah hampir tigapuluh menit Taehyung berdiri.

Angin malam yang dingin bukanlah masalah besar bagi Taehyung untuk tetap berdiri dan hampir membuat pita suaranya terputus dengan tanpa hasil apapun. Nihil.

Taehyung berdiri di depan sebuah pintu besar coklat kayu. Sesekali mungkin bahkan sudah puluhan kali Taehyung mengetuk pintu itu dengan sisa tenaganya setelah terkuras bertengkar dengan Lisa.

"Yuri, elo harus jujur"

Tak ada jawaban dari pemilik ataupun penghuni lain rumah itu.

"Gue udah maafin semua kesalahan elo. Tapi kenapa elo ngelakuin ini ke gue?"

Berkali-kali, namun masih tak ada suara atau tanda Yuri akan membuka pintu itu.

Taehyung memang sudah tau dari awal, Yuri yang membuat Lisa terluka. Tapi saat itu Taehyung hanya berbicara empat mata dengan Yuri. Hanya berbicara untuk mencari tahu alasan sebenarnya bukan untuk menghakiminya.

*

"Kak"

"Gue tau elo yang ngelakuin itu ke Lisa"

"Tapi...gue udah ngelakuin semua hal buat elo. Kenapa Kak Tae lebih memilih Kak Lisa? Jelas gue kecewa. Terus salahkah gue ngelakuin ini buat dapetin Kak Taehyung?"

"Elo tau? Cinta tak bisa dipaksakan. Semua mengalir begitu saja tanpa adanya paksaaan. Semakin elo memaksa maka yang ada cuma luka yang menyakitkan"

"Tapi, Kak"

"Gue tau elo sayang sama gue. Tapi bukan seperti ini caranya. Kadang cinta memang menyakitkan. Butuh pengorbanan untuk mendapatkan cinta. Dan merelakan dia bahagia adalah salah satu caranya"

"Gue.."

"Gue tau gue jahat ke elo. Tapi elo nggak perlu jadi jahat juga buat dapetin seseorang yang elo mau"

"Maaf"

Yuri menunduk. Merasa bersalah, merasa semua yang dilakukannya memang sudah salah dari awal. Yuri menyembunyikan titik air matanya.

"Gue tau perasaan elo" Taehyung memeluk Yuri, memberikan perasaan nyaman saat tau beberapa tetes air mata itu meleleh di Yuri.

"Gue malu menampakkan diri di depan Kak Lisa. Terlebih sama elo, Kak"

"Nggak papa. Elo pasti menyesal udah ngelakuin ini karena ini bukan elo. Bukan Yuri yang gue kenal. Bukan Yuri yabg ceria walau kadang jadi pemalu. Bukan Yuri yang selalu tersenyum menunjukkan ssmangatnya"

Taehyung sudah memaafkan Yuri walau sudah mencelakai sahabatnya. Taehyung hanya meminta Yuri untuk tidak melakukan kecerobohan itu lagi dan berharap Yuri kembali menjadi pribadi Yuri seperti sebelumnya.

*

"Gue tau elo di dalem. Kalo elo nggak pengen ketemu sama gue, setidaknya elo harus jujur ke gue juga Lisa. Bukan kayak gini"

Teriakan Taehyung masih menyelimuti rumah besar itu. Sendiri tanpa ada sahutan yang diharapkan Taehyung.

Kleck

Usaha keras tanpa menyerah mendapatkan hasil yang diharapkan. Pintu itu terbuka. Seorang wanita paruh baya dengan baju daster dan kemoceng di tangannya mempersilakan Taehyung memasuki rumah besar bak istana itu.

"Kak"

Taehyung menoleh pada sumber suara setelah tak lama duduk di sofa panjang itu.

"Yuri?? Elo kenapa?? Elo Oke??"

Yuri tak menjawab dan hanya duduk di sofa seberang Taehyung.

"Jadi ini yang dikatakan Lisa?"

"Kak Lisa sudah mengatakan semuanya?" Yuri membuka suara.

"Ya, walau gue nggak paham yang dikatakannya"

"Kak Taehyung percaya kan? Mungkin tidak. Bahkan sampai sekarang gue masih nggak percaya apa yang dilakukannya waktu itu"

"'Waktu itu'?? 'Dia'??" Taehyung mengulang beberapa kata Yuri yang menurutnya aneh. "Bukan gue?"

"Kak Taehyung?" Yuri justru balik bertanya, tak mengerti. "Bukan bukan. Nggak mungkin Kak Taehyung tega ngelakuin ini. Gue tau Kak Taehyung bukan orang seperti itu" Yuri mengelak sekaligus menolak.

"Tapi kata Lisa.."

"Nggak nggak. Kak Lisa pasti salah paham. Gue bilang yang ngelakuin semua ini adalah pacarnya. Bukan Kak Taehyung"

"Tapi... Bukannya yang elo tau gue adalah pacar Lisa"

"Ya, gue juga udah tau semuanya. Dia yang mengatakan semuanya walau gue harus berakhir dengan wajah mengerikan seperti ini"

"Yuri"

"Dia bilang kalian nggak pernah pacaran. Karena kalian hanyalah bersahabat"

"Ya, memang itu kenyataannya. Gue memang cuma sahabat baginya. Sorry, gue udah bohongin elo selama ini"

"Gue tau diri. Tapi gue masih nggak percaya dengan apa yang dilakukannya saat itu"

"Dia?? Siapa?"

*

"Elo tau siapa gue?"

Yuri hanya menelan ludahnya berat.

Sebuah pesan mengisyaratkan Yuri untuk datang ke Laboratorium Kimia setelah berakhirnya jam pelajaran. Dan disinilah Yuri sekarang, berdiri disana dengan seorang pria yang ia tahu juga menjadi pujaan gadis-gadis di kelasnya.

"Gue nggak ada urusan sama elo, Kak" Yuri berdiri di samping jendela kaca berselimut tirai hiaju muda itu.

"Tapi Lisa ada. Dan urusan Lisa menjadi urusan gue juga" kata pria itu.

"Kenapa? Elo siapa?"

"Gue pacarnya"

"Pacar? Gue tau Kak Taehyung lah pacarnya. Bukan elo" bantah Yuri karena Taehyung sempat memperkenalkan Lisa sebagai pacarnya saat ia ingin mengungkapkan perasaannya.

"Elo bego ato apa? Mereka cuma berteman. Dan gue pacarnya"

"What?" Yuri terkejut akan kebenaran yang entah itu kebenaran atau hanya bualan si pria. Karena kebenaran itu tak akan merubah apapun. Yuri tak lagi mengejar Taehyung sejak penyesalannya dan maaf hangat dari Taehyung.

"Tapi Kak Taehyung udah maafin gue. Jadi gue nggak ada urusan lagi sama Kak Lisa" tambah Yuri

"Tapi bukan sama gue. Elo masih ada urusan sama gue. Keadilan harus berlaku. Elo udah membuat Lisa pincang, dan elo juga harus dapat balasannya"

Pria yang mengaku sebagai pacar Lisa itu meraih beaker glass berisi cairan kimia disampingnya dan menyiramkannya pada Yuri. Membuat Yuri berteriak kesakitan karena panas hingga membuat wajahnya hancur terbakar.




Siapa? Kenapa?

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang