18. Missing You

632 67 2
                                    

Banyak yang menikmatinya, tapi kebanyakan dari mereka tak peduli dengan keadaannya.










Don't wanna say again.








Just









Hope you enjoy it










"Ah, jadi kalian akan melakukan pertunjukan?" Taehyung mengalihkan pembicaraan, tak ingin melanjutkan pembicaraan yang akan membuat hatinya terluka lebih dalam. Taehyung menghentikannya.

"Ya, walau bukan pertunjukan besar. Tapi ini cukup menarik. Itu untuk acara amal" Lisa menutup album di pangkuannya, berganti topik pembicaraan mengikuti alur yang Taehyung inginkan.

"Benar. Rose sudah mengatakannya" sebenarnya Taehyung sudah tahu tentang pertunjukan itu. Dia hanya bertanya basa-basi untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ah, benar. Rose pasti sudah mengatakannya" kata Lisa lirih.

Tentu saja, Rose pasti sudah mengatakan semuanya. Hal besar bahkan sekecil apapun, pasti Rose sudah mengatakannya pada Taehyug, kekasihnya.

"Gue turut berpartisipasi dalam kegiatan amal itu"

"Elo? Bagaimana kalo nyokap elo tau?" Lisa sedikit menaikkan nadanya sembari meletakkan album foto itu di atas ranjang. Lisa mengkhawatirkan Taehyung, sangat. Meskipun Taehyung pria usil yag selalu menjahili siapa saja, tapi dia sangat tahu, Taehyung tak mungkin menolak ataupun membantah permintaan ibunya. Elo tahu? Devil berhati angel.

"Apa?" Taehyung butuh penjelasan dari kalimat Lisa.

"Bukannya elo dilarang main musik?"

"Nyokap mengatakannya?" Taehyung diam sejenak menatap Lisa, sedetik kemudian pandangannya beralih lurus ke depan. "Ya, gue memang dilarang main musik lagi. Tapi bermusik bukan satu-satunya jalan berpartisipasi kan"

"Ah, benar juga. Jadi?" Lisa membutuhkan penjelasan, dia menatap Taehyung yang berdiri dan berjalan menuju salah satu lemari di ruangan itu.

"Gue mengumpulkannya" Taehyung sudah berdiri di hadapan lemari coklat dan membukanya. Dia menunjukkan beberapa toples berukuran sedang. Semuanya berisi koin hampir penuh.

"Musisi jalanan?" Lisa menebak. Bukan. sebenarnya dia sudah tahu. Hanya... dia tak percaya Taehyung mengumpulkan semuanya hingga sebanyak itu tanpa menggunakannya.

"Elo tau?"

"Ah, maksud gue... Rose pernah mengatakannya" Lisa memberi alasan yang masuk akal saat dia adalah partner tim dance dengan Rose. Walau sebenarnya dia tahu semuanya dari matanya sendiri. Hampir setiap hari Lisa datang ke tempat itu hanya untuk melihat Taehyung bernyanyi.

"Ya, gue harus melenyapkannya sebelum nyokap tau"

Dan Lisa tahu, Taehyung menyembunyikan aktivitas bermusiknya dari ibunya. Dia tidak bisa membantah perkataan ibunya, tapi dia juga tak bisa melenyapkan semua kesenangannya dalam bermusik.

"Elo masih suka bermusik"

"Tentu saja. Bagaimana bisa gue berhenti bermusik. Musik adalah bagian hidup gue. Dan...musik membawa kenangan gue dengan seseorang"

Ya, tentu saja. Karena Rose juga ada dalam musik elo.

Lisa pernah melihat Taehyung melakukan pertunjukan musik jalanan itu bersama Rose.

"Elo tau? Gue punya penggemar rahasia" Taehyung mengambil sebuah album kecil berwarna merah dari laci lemarinya.

"Penggemar rahasia?"

Taehyung membuka album kecil itu dan menunjukkan beberapa stikynote bertuliskan beberapa kalimat puisi yang menyentuh hatinya.

"Ternyata seperti ini rasanya" Taehyung tersenyum lebar mengingat betapa bahagianya memiliki seorang penggemar. Terdengar kekanak-kanakan, tapi dia benar-benar menyukainya.

"Apa?"

"Dulu gue pengen merasakan punya penggemar rahasia saat elo selalu mendapatkan kado dari penggemar rahasia. Rasanya menyenangkan"

Taehyung masih bisa mengingatnya dengan jelas saat Lisa tersenyum bahagia, ketika dia mendapatkan kado dan juga bunga dari penggemar rahasianya. Bahkan dia sempat berlari menuju kamar Taehyung hanya untuk menunjukkan kado yang ia dapat dari Taehyung. Ia tidak dapat menyembunyikan perasaan bahagia itu dan Taehyung masih mengingat sifat kekanak-kanakan itu. Sangat menggemaskan, pikir Taehyung.

"Apa elo tau siapa penggemar rahasia itu?"

Taehyung menyengir, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Gue. Sorry. Gue memang pengecut yang cuma bisa mengakuinya di belakang elo. Tapi elo sudah sama Jimin. Jadi...lupakan hal memalukan itu"

Apa elo tau? Gue ada disini karena kado, surat dan bunga yang elo berikan. Gue disini karena elo. Dan elo meminta gue untuk melupakannya semudah itu?

Lisa menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Rasanya terlalu sesak untuk terus berada di sampingnya namun dia tak menginginkannya.

"Gue harus pulang" Lisa beranjak dari duduknya. Rasanya sulit melakukan apa yang diminta Taehyung

"Thanks" Taehyung menahan tangan Lisa, menahan kepergiannya. "Thanks elo udah ada disini. Thanks elo udah mengobati kangen gue ke elo" Taehyung memutar tautan tangannya hingga kini melingkar di depan dada Lisa. "Gue kangen elo" Taehyung merengkuh tubuhnya ke dalam pelukannya.

Lisa menutup matanya rapat, menikmati momen singkat pelukan hangat yang telah lama ia rindukan. Hingga butiran embun bening dari matanya mengalir ke dalam pipinya yang mulus. Lisa ingin menghentikan waktu untuk merasakan kehangatan itu. Namun logikanya masih berfungsi dengan baik. Taehyung sudah memiliki orang yang dia cintai. Salah besar jika dia terus mengharapkan kenikmatan singkat itu jika akhirnya akan ada yang terluka karena dia.

Gue juga. Tapi...sepertinya gue harus membuang semuanya sekarang.

"Kita akan ketemu lagi" Lisa menghapus airmatanya. Dia melepas tangan Taehyung dari tubuhnya. "Datanglah pada pertunjukan nanti"

Tentu saja. Tanpa dimintapun dia pasti akan datang, untuk kekasihnya.

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang