17. Besok Malam

1.4K 150 5
                                    

Anyeoong..

Next??

YOLO YOLO YOLO YO..

Don't forget to Vomment..








Happy reading
















Pak Bagas, ayah Lisa, masih belum mengetahui insiden besar yang menimpa anak tunggalnya karena urusan pekerjaan yang ia jalani beberapa hari ini sehingga ia harus menetap di kantornya. Lisa pun tak berencana memberitahukannya, ia tak ingin membuat ayah tunggalnya merasa khawatir. Kini Lisa lebih memilih mengurung diri di dalam kamarnya.

"Lisa, turunlah. Makanannya sudah siap" teriak Pak Bagas dari lantai bawah. Lisa yang tak menginginkan kondisi kakinya diketahui ayahnya, memilih tak menjawab teriakan ayahnya dan terbaring di atas ranjangnya yang nyaman. Merasa tak mendapat respon, Pak Bagas menaiki tangga menuju kamar Lisa. Dan mendengar derap langkah kaki ayahnya, Lisa pun segera bangkit dan menuju ke meja belajarnya sebelum ayahnya menyadari kondisi kakinya.

Ckleck

"Makanan sudah siap. Ayo makan"

"Ayah makan dulu aja. Lisa harus menyelesaikan tugas ini dulu" Lisa menoleh berpaling dari buku Bahasa Inggris di depannya yabg terbuka pada sembarang halaman. Tangannya masih memainkan pensil untuk mengelabuhi ayahnya.

"Oke. Cepetan turun kalo sudah selesai"

"Iya"

Pak Bagas segera menutup pintu setelah mendengar jawaban Lisa dan pergi menjauhi pintu itu.

Hfft. Akhirnya.
Gue nggak perlu berpura-pura lagi. Batin Lisa.

Lisa menyandarkan punggungnya pada badan kursi belajarnya.


Tak tak tak.

Ckleck

Pintu kamarnya terbuka kembali.

"Lisa"

"Ya??" Lisa menarik tubuhnya, duduk tegap dan menoleh pada sumber suara tak terduga. "Kenapa Ayah kembali??"

"Kau punya gaun?" Pak Bagas masuk tanpa permisi.

"Gaun?? Entah. Kenapa ayah cari gaun??" Lisa masih duduk dikursinya dengan heran.

"Kerjain tugas kamu. Akan Ayah cari sendiri" Pak Bagas mendekati lemari Lisa.

Beruntung dengan alasannya mengerjakan tugas, Lisa tak perlu berdiri sempoyongan menyambut kedatangan ayahnya.

Pak Bagas sudah membuka lemari coklat Lisa.

"Nggak ada?? Kalo gitu ayah belikan gaun besok"

"Ah" Lisa menjentik jarinya, mengingat sesuatu.

"Punya?"

"Tidak"

"Terus??"

"Lisa nggak punya. Tapi ibu punya"

Lisa berdiri mendekati lemarinya.

"Auh" Lisa meringis kesakitan. Kakinya masih terasa sakit untuk bergerak.

"Kenapa? Sakit?"

"Kram" bohongnya

Beruntung, celana panjangnya menutupi kakinya yang terbalut perban.

"Duduk aja. Ayah carikan"

Lisa mengangguk.

"Ayah buka laci itu aja"

FINNA [Lisa X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang