2 〰 Upacara dan Perkenalan

23.3K 1.4K 21
                                    

Karen bersama 14 anak lain yang akan menempati kelas dan angkatan baru berbaris dengan rapih. Cewek di sebelah kiri dan cowok di sebelah kanan. Di depannya ada Keisha, di sebelah kanannya ada Aska, dan di belakangnya ada ketua osis yang tadi mengantar Karen. Di belakang Aska ada wakil ketua osis.

"Kami ucapkan proviciat untuk 4 anak kelas 10 yang lolos tes akselerasi untuk melangkah ke kelas 11. Sekali lagi, proviciat!" ucap sir Damian selaku ketua yayasan yang saat ini merangkap menjadi kepala sekolah dan ditanggapi tepuk tangan dari murid-muridnya.

"Saya juga mengucapkan selamat datang kepada 10 anak baru, baik yang akan masuk ke kelas 11 maupun 10, yang saya liat data-data kalian, kalian tidak berasal dari satu negara. Semoga kalian bisa cepat beradaptasi di sini. Kembali saya ingatkan untuk seluruh anak SMA Dirgantara, saya sangat mengharapkan kesolidaritasan kalian. Kalian satu keluarga, hanya dibedakan dengan tingkatan kelas. Tingkatan kelas bukan berati kalian lebih tua, kalian bisa memperlakukan adik kalian dengan semena-mena. Semakin tinggi tingkatan kelas kalian, kedewasaan kalian harus semakin dipertanggung jawabkan. Agree?" tanya opa membuat satu lapangan serentak menjawab,

"Yes, Sir."

"Great," gumam opa.

Acara selanjutnya adalah pelantikan dan serah terima siswa dari wali kelas lama ke wali kelas baru.

⚪⚪⚪

Jam sudah menunjukkan pukul 10.45 yang artinya jam pelajaran ke 5 akan di mulai. Karen belum masuk kelas. Ia bersama cowok yang tadi pagi ia minta nomornya --Aska,  sedang duduk di depan kelas 11 IPA 4. Jam pelajaran ke 2, 3, dan 4 tadi mereka habiskan untuk mengisi angket, biodata, administrasi, buku-buku baru, dan hal-hal lain. Keisha bersama 1 orang anak baru lain sudah masuk sejak jam ke 4.

"Lo pindahan dari mana?" tanya Karen memulai pembicaraan. Ia tidak biasa dengan suasana yang diam.

"Maryland." jawab Aska.

"Itu di Amerika?" tanya Karen membuat Aska terkekeh.

"Menurut lo?" tanya Aska balik

"Gatau, makanya gue nanya. Kalo gue tau kan gue gak bakalan nanya lo," jawab Karen.

Aska lagi-lagi terkekeh, "US, lah." jawab Aska membuat Karen mangut-mangut.

"Kok lo senyum mulu sih?" tanya Karen lagi mendapati daritadi orang yang baru dikenalnya itu selalu tersenyum menanggapi perkataan atau pertanyaan dari Karen.

"Gigi gue tonggos." jawab Aska sontak membuat Karen tertawa.

"Bisa aja," balas Karen.

Lagi-lagi, Aska terkekeh.

"Di sini gapapa 'kan kalau cat rambut?" tanya Aska.

"Gak papa, asal warnanya gak aneh-aneh. Nih gue ngecat," jawab Karen mengambil beberapa bagian rambutnya dan menunjukkannya ke depan wajah Aska.

"Gue kira itu rambut asli lo," balas Aska menautkan kedua alisnya yang tebal.

"Rambut gue emang coklat gitu, tapi warnanya keluar kalo di luar ruangan atau deket jendela doang. Terus bokap gue bilang cat aja semua jadi coklat, yaudah gue cat." jawab Karen.

"Oh." balas Aska.

"Lo orang Indonesia?" tanya Karen lagi membuat Aska mengangguk kecil.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah depan, tepatnya gedung-gedung pencakar langit yang letaknya berdekatan dengan sekolah 5 lantai itu.

Aska mengangguk lebih mantap, "Gue bukan orang Maryland. Gue cuma punya keluarga yang sebagian besar dari sana." jawab Aska membuat Karen mangut-mangut.

Rester [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang