Jam sudah menunjukkan pukul 2.45 siang. Bel pulang baru saja berbunyi dan sekarang Karen sedang memberesi buku-bukunya.
"Hari ini gue futsal. Lo nanti pulang naik apa?" tanya Dodit.
"Di jemput. Tapi katanya jemputnya agak telat. Gue liat lo futsal aja ya nanti kalo papa jemputnya kelamaan," jawab Karen membuat Dodit tersenyum lalu menaikkan jari jempolnya ke udara..
"Gue duluan ya, mau ngeciwi nih!" pamit Karen lalu dengan tergesa meninggalkam kelas yang isinya tinggal Aska, Alvin, Adam, Dodit, Gilbert, dan Timoti.
"Lo kok ga basket Dit?" tanya Adam membuat Dodit yang hendak mengganti sepatunya terdiam.
"Kan basket Rabu, Dam," jawab Dodit.
"Ini kok fitsalnya hari jumat sih? Bukannya kalau jumat itu pramuka sama.paskibra?" tanya Aska.
"Hari ini pengarahan doang. Mulai minggu depan eskulnya hari selasa," jawab Dodit.
"Ih berarti mulai minggu depan lo sering pulang sore dong, Dit," celetuk Gilbert membuat Timoti menabok pipi Gilbert dengan kaos kali futsalnya.
"Mau eskul ngga eskul juga dia pulang tunggu gerbang di gembok," balas Timoti.
"Kalo udah di gembok kan gabisa keluar, gimana sih goblok lo!" timpal Dodit melempar gumpalan kaos kaki sekolahnya mengenai wajah Timoti.
Mencium bau kaos kaki itu membuat mata Timoti terbuka lebih lebar. Ia mengembalikan kaos kaki itu dengan jijik, membuat anak-anak yang ada disitu tertawa.
"Bau banget bangsat," ucap Timoti.
⚽⚽⚽
Karen mendudukkan pantatnya di aspal lapangan futsal bersama Gabi. Nadine dan Keisha sudah pulang duluan karena mereka akan ke toko buku membeli alat-alat untuk mading kelas mereka. Eskul futsal baru akan di muali. Sekarang anak-anak yang mengikuti futsal sedang duduk di sudut lapangan, briefing bersama pelatih mereka untuk kegiatan hari ini. Nath, Kenny, dan Rama ternyata juga mengikuti eskul futsal.
"Lo balik jam berapa Gab?" tanya Karen membuat Gabi yang sedang memainkan hpnya menoleh.
"Kalo gue bosen. Emang kenapa?" tanya Gabi balik.
"Gapapa.. Kayaknya bokap gue jemputnya setengah limaan deh," jawab Karen.
"Mau di tungguin pulangnya?" tanya Gabi.
Karen menatap Gabi, "Emang nanti lo pulang naik apa?" tanya Karen.
"Naik angkot kali," jawab Gabi.
"Emang rumah lo di mana?" tanya Karen lagi.
"Apartment yang di paling depan komplek sekolah itu," jawab Gabi.
"Yaelah deket amat," balas Karen membuat Gabi terkekeh.
"Apartment bokap gue juga deket-deket situ. Agak jauh sih, tapi lumayan deket juga kalo naik motor." ucap Karen membuat Gabi manggut-manggut.
"Emang lo gapunya rumah?" tanya Karen membuat Gabi bingung.
Gabi menaikkan satu alisnya, "Ya itu rumah gue di apartment.."
"Rumah beneran rumah," balas Karen membuat Gabi manggut-manggut lagi.
"Engga. Dulu sebelum pindah ke apartment gue ngontrak. Terus pas masa kontraknya udah abis, bokap gue beli apartemen," jawab Gabi.
"Kenapa ngga beli rumah sekalian?" tanya Karen lagi.
"Waitu itu nyokap bokap gue ada tugas di luar negri gitu, tapi beda negara. Jadinya daripada beli rumah gede-gede terus gue sendirian, mereka beli apartment. Tapi enakan apartment juga sih, Ren. Mau apa-apa tinggal turun," jawab Gabi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rester [COMPLETED]
Подростковая литература[completed story] [highest rank : #3 in SadEnding, 8 July 2019] •°•°•°• "Dit, kenapa lo bisa lengket terus sih sama cewek penyakitan kayak Karen? Kenapa nggak cari cewek lain aja yang bisa di ajak have fun? Karen kan lemah. Diajak main basket aja n...