16 〰 HSS Nath!

7.7K 618 17
                                    

"Happy birthday," ucap Karen menyodorkan kotak hadiah di depan tubuh Nath.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh dan teman-teman lain sudah pulamg. Sisa Dodit dan Gabi dkk. Mereka rencananya akan pulang sebentar lagi, berhubung di luar masih hujan lebat. Sedari tadi, Karen hanya duduk di belakang dan diam menikmati nyanyian-nyanyian yang dilantukan dari teman-temannya. Acara ulang tahun malam ini tidak seperti ulang tahun, melainkan seperti retret. Suasana nya tenang, dingin dan remang-remang.

"Makasih." jawab Nath menerima kado ulang tahun itu dan membukanya. Di sana terdapat kartu ucapan berbentuk sapi berwarna coklat.

Happy sweet seventeen, Nathanael. Wish you all the best, as always. Semoga lo sadar kalo gue mau kita punya hubungan normal kayak kakak-adek lain. Gue sayang lo.

-kayen.

Nath tersenyum kecil melihat surat itu. Entah kenapa, Nath mulai suka melihat Karen ikut tersenyum dengan hal kecil yang ia lakukan seperti bermain gitar. Sekalipun gitar itu bukan dimainkan untuk dirinya, Karen tetap suka melihat itu.

"Bentar lagi naik kelas geng," ucap Nadine melihat jadwal libur yang ada di handphonenya.

"Nanti sebelum uas kita refreshing dulu yuk," ajak Kenny.

Karen langsung mengangguk setuju. Ia sangat suka liburan, apalagi keluar kota yang memakan perjalanan jauh. Karen senang berada di mobil.

"Kita ke Jogja aja! Bokap gue baru beli rumah fitu di sana," usul Keisha.

"Ih gak ada barang-barangnya dong kalo rumah baru?" balas Gabi.

"Iya bener. Nanti kita tidur dimana?" tanya Karen.

"Itu tuh rumah bos bokap gue. Emang dulu sering di jadiin tempat nginep buat keluarga bos bokap gue itu. Tapi gara-gara kemaren keluarga besar gue ada acara di istu, bokap gue beli rumah itu. Tenang aja, rumahnya bersih kok. Ada pembantunya juga jadi santai," jawab Keisha.

"Oh, gitu." balas Nath datar.

"Sultan mau ikut ngga?" tanya Dodjt kepada Nath.

"Pipi ikut aja, pi. Nanti kalo nggak ada pipi kita gabisa beli ubi cilembu," timpal Kenny membuat mereka kecuali Nath tertawa.

"Gasken." jawab Nath.

"Berarti kalo Nath ikut, Karen ikut ya!" seru Dodit senang.

"Ijin papa dulu," balas Karen.

"Kalo perginya sama Nath mah pasti boleh. Rumah lo itu di pedesaan atau komplek atau apa?" tanya Rama kepada Keisha.

"Di komplek sepi gitu. Jatohnya di desa, soalnya kalo dari tembok belakang itu pemandangannya sawah. Ada di Dieng gitu deh," jawab Keisha.

"Cold dong," jawab Kenny.

"Dieng itu di Jogja?" tanya Nadine.

"Iya, norak." jawab Nath membuat Nadine melempar anak yang baru merayakan hari legalnya dengan sampah bekas bungkus kado.

"Dieng itu di dalem-dalemnya Jogja. Dingin. Sepengalaman gue juga sih susah sinyal," ucap Gabi.

"Iya di rumah papa itu emang susah sinyal. Musti ke depan komplek dulu baru nyampe. Tapi tergantung kartu, sih," timpal Keisha.

"Yaudah, 3 hari aja di sana. Pas banget rumahnya deket sawah," ucap Kenny membuat yang lain mengangguk.

Mereka melanjutkan obrolan sampai tak terasa malam semakin larut. Padahal besok sekolah dan Nath ada ulangan bahasa Inggris. Untung hanya bahasa Inggris, bukan kimia.

🌙🌙

"Nanti nginep disini. Papa pulang jam 2 nanti dia kesini bawa seragam besok." ucap Nath membuat Karen mengangguk senang.

"Gue tidur di mana?" tanya Karen.

Nath melihat sekelilingnya, lalu menunjuk kamar utama dengan dagunya.

"Nanti gue pake kasur Palembang." jawan Nath membuat Karen mengangguk.

"Gue pulang duluan ya," ucap Gabi bangkit mengambil tasnya.

"Naik apa." tanya Nath.

"Bareng Dodit kok," jawab Gabi.

"Oh, Dodit nganterin kalian?" tanya Karen dijawab anggukan Gabi, Keisha, dan Nadine.

Karen bangkit menghampiri Dodit yang sedang duduk di meja pantry sambil meminum segelas besar starbucks, lalu menepuk pelan kedua pipi Dodit.

"Nggak ngantuk kan?" tanya Karen memastikan, membuat Dodit yang matanya sayu tersenyum.

"Deket-deket begini ya jadi nggak ngantuk," jawab Dodit.

"Gombal mulu lo Dit, nggak tau waktu," celetuk Nadine membuat seisi ruangan itu tertawa.

"Ah bilang aja lo iri, Nad. Ken, Nadine iri tuh. Katanya mau juga lo gombalin," ucap Dodit.

Kenny yang sedang menyeruput starbucksnya berhenti, "Nanti ajalah gombalinnya kalo udah jadi. Daripada sekarang gue gombalin terus gajadi, kasian Nadinenya." jawab Kenny.

"Waduh apakah ini tanda?" gumam Rama polos, membuat mereka lagi-lagi tertawa.

"Udah ayuk cepetan. Besok sekolah tau," ucap Keisha membuat Dodit yang notabenenya adalah supir untuk malam ini mengangguk paham.

"Gue balik ya," pamit Dodit mencubit kedua pipi Karen gemas.

Karen melepaskan tangan Dodit dari pipinya, lalu tersenyum lebar.

"Hati-hati bawa mobilnya," balas Karen diangguki Dodit.

"Kenny sama Rama juga hati-hati ya bawa motornya. Licin jalannya," ucap Karen berbalik menatap dua teman laki-laki Nath.

Mereka mengangguk, lalu memungut barang-barang mereka seperti helm, jaket, tas, dan lainnya.

"Nadine bareng gue aja, kan searah. Biar lo gak kemaleman pulangnya Dit," ucap Kenny menenteng helmnya.

"Gaada helm," balas Nadine.

"Gapapa udah malem ini," timpal Kenny dan Nadine setuju.

"Pelan-pelan bawa cewek." ucap Nath membuat mereka mengangguk.

Beberapa menit kemudian, mereka pulang ke rumah masing-masing. Karen memunguti sampah bekas starbucks mereka dan membuang ke tempatnya. Sedangkan Nath mematikan ac di ruang tengah dan masuk ke kamar. Di dalam kamar, Nath menyalakan ac dan lampu tidur. Ia kemudian menggelar kasur palembang yang memang ada disitu sedari dulu. Nath mengambil selimut tebal dari lemari. Ia juga mengambil bantal dan guling. Setelah rapih, Nath langsung tidur disitu. Ia belum melepas piyama unicornya. Kakinya juga masih terbalu kaus kaki berbentuk kaki unicorn yang ada sepaket dengan pakaiannya.

"Lampu depan matiin?" tanya Karen masuk ke kamar.

Nath yang wajahnya tertutup bantal hanya bergumam. Karen kembali ke ruang tengah untuk mematikan lampu. Setelah beres, ia masuk ke kamar dan naik ke kasur.

"Sorry." ucap Nath masih dengan posisi yabg sama, membuat Karen yang sedang membereskan selimutnya terdiam lalu menatap kakaknya itu.

"Buat?" tanya Karen karena merasa Nath sedang berbicara dengan dirinya.

"Kemaren." jawab Nath.

Karen tersenyum kecil, lalu entah kenapa sebutir air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Gue gasuka digitun, apalagi lo kakak gue. Gue iri liat orang lain akur sama kakaknya," balas Karen.

"Jangan harepin itu dari gue." jawab Nath membuat Karen tertegun.

"Semoga besok-besok kita akur ya," gumam Karen.

Karen berdoa, lalu memutuskan untuk tidur. Niatnya ia ingin bertemu dengan papa, tetapi mata sudah memintanya untuk tidur. Lagipula besok juga sekolah dan harus bangun pagi.

--

HAIHAII
maaf lama updateeee
hehe ✌💞

griertoast.

Rester [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang