Hari ini adalah hari valentine. Dodit terbangjn dengan perasaan yang campur aduk. Antara deg-degan, semangat, juga penasaran. Ia deg-degan dan penasaran melijat ekspresi Mama dan Karen saat mihat kado yang sudah ia siapkan. Saat Dodit turun ke bawah tadi, Mama sudah menunggunya di meja makan. Buru-buru Dodit menghampiri Mamanya, lalu memeluk Mamanya.
"Happy Valentine, Ma!" ucap Dodit mencium pipi Mamanya.
Mama mengangguk, lalu tersenyum menatap Dodit.
"Nih kado buat kamu," ucap Mama memberikan setangkai bunga mawar.
Dodit tersenyum lebar, "Makasih, Maaaa," balasnya.
Ia kemudian mengeluarkan sebuah kotak dari tas sekolahnya. "Ini buat Mama. Di pake ya, Ma," ucap Dodit memberikan kotak itu kepada Mama.
Mama menerima kotak itu, lalu membukanya dengan pelan. Ketika kotak itu terbuka, Mama langsung tersenyum lebar. Dodit memberikannya kalung dengan liontin R. Sama seperti yang Dodit beli buat Karen kemarin, hanya saja ini dengan inisial nama Mama.
"Makasih banyak, Dodit," ucap Mama.
"Sama-sama. Makasih juga, Mama masih percaya sama Dodit. Maaf ya, Ma, kalo aku masih sering ngecewain Mama," balas Dodit.
Mama meraih tubuh Dodit, lalu memeluk anaknya. Ia mengelus punggung Dodit untuk beberapa saat.
"Mama sayang banget sama kamu," gumam Mama.
Setelah beberapa saat, mereka melepas pelukan mereka. Dodit kembali memakai tasnya, lalu mengambil kunci motornya yang ia letakkan di meja makan. Ia kemudian memgecup pipi Mamanya lagi.
"Aku berangkat," pamit Dodit.
🌻🌻
Seperti yang sudah direncanakan kemarin, Karen hari ini masuk sekolah untuk ikut merayakan valentine. Sebenarnya ia sudah masuk sekolah dari kemarin. Kemarin setelah pulang sekolah, ia bersama Dodit pergi ke mall untuk membeli hadiah. Di depan Karen sekarang sudah ada tas tenteng berukuran sedang berisi kado-kado untuk teman-temannya. Untuk Dodit, Kenny, Nath, Rama, Gabi, Keisha, dan Nadine, Karen meletakkan kado mereka di dalam kotak karena itu adalah hadiah spesial. Sisanya adalah hadiah-hadiah kecil untuk teman-temannya yang lain.
Karen berjalan menuju kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap pantulan dirinya sendiri yang dibalut celana model boyfriend jeans biru yang terobek di beberapa bagian dan kemeja pink pucat yang lengannya di lipat sampai sikut. Celananya juga ia lipat sampai mata kaki. Ia mengenakan sepatu vans hitam sebagai pelengkap outfitnya. Karen tersenyum kecil. Setelah sekian lama hanya mengenakan pakaian biasa di rumah sakit, akhirnya ia bisa memakai baju bagusnya.
Ia kemudian beranjak mengambil tas kecilnya dan tas tentengnya. Setelah memakai tasnya dan meneteng tas tenteng, ia keluar kamar untuk sarapan di bawah. Ia dapat melihat Nath dan Opa sudah mulai sarapan saat ia turun. Tak lama, Dodit dan Kenny juga Rama datang denga keceriaan mereka seperti biasa. (baca : rusuh)
"Wih Karen cantik bener!" seru Kenny setelah menyalim tanngan Opa.
Mereka duduk, lalu mulai makan. Dodit menyikut kengan Kenny, "Gatel lo!" ucapnya membuat teman-temannya tertawa.
"Gue bawa kado spesial buat Karen," ucap Dodit lagi.
Karen tersipu. "Kado apa?" tanyanya.
"Spesial deh nanti pokoknya. Tunggu aja ya di sekolah,"
Opa tersenyum jahil menatap Karen. Kenny dan Rama menggoda-goda Karen yang wajahnya sudah memerah. Sedangkan Nath, seperti biasa, ia hanya diam. Lalu menjelang jam tujuh, mereka sudah siap berangkat. Karen ikut mobil Opa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rester [COMPLETED]
Teen Fiction[completed story] [highest rank : #3 in SadEnding, 8 July 2019] •°•°•°• "Dit, kenapa lo bisa lengket terus sih sama cewek penyakitan kayak Karen? Kenapa nggak cari cewek lain aja yang bisa di ajak have fun? Karen kan lemah. Diajak main basket aja n...