Beberapa hari kemudian, kondisi Karen berangsur membaik. Ia sudah kembali ke ruang rawat yang biasanya. Mulai hari ini, sekolah sudah libur. Dodit, Nath, dan kawan-kawannya tinggal menunggu waktu ujian saja. Seperti biasa, Nadine dan Keisha semakin disibukkan dengan jadwal les. Dodit juga belakangan ini sering belajar di kelas tambahan online saat ia menemani Karen di rumah sakit. Melihat Dodit belajar membuat Karen merasa senang. Jauh-jauh hari sebelum ujian, Karen memang memaksa Dodit untuk mengikuti kelas tambahan online. Hal itu sebagai pengganti karena Dodit menolak tawaran Mama untuk les di tempat les biasa. Dodit pikir, kalau ia ikut les akan membuat waktunya dengan Karen berkurang. Dan Karen menyuruh Dodit ikut kelas tambahan online sebagai solusi. Dan untungnya, Dodit mau mendengarkan Karen. Terkadang Karen terkikik sendiri melihat Dodit yang sedang fokus di depan laptop sambil berusaha mengerjakan soal yang diberikan.
Sekarang, Karen sedang di ruang rawat inap yang biasa bersama teman-temannya. Mereka duduk di sekitaran ranjang Karen, bercanda gurau agar Karen juga bisa tertawa. Wajah Karen terlihat bersemu hari ini. Dodit tidak berhenti menggoda Karen, membuat cewek itu tertawa.
"Kalian nggak pulang? Ini udah mau malem, loh," tanya Karen.
Dodit yang sedang duduk di sebelah Karen sambil mengelus-ngelus lengan Karen menggeleng.
"Gue nginep ya hari ini. Nath biar di rumah aja sama Opa," jawab Dodit.
"Lah, kenapa nginep? Gue kan udah nggak apa-apa. Nggak harus di jagain 24 jam kali," jawab Karen.
"Itu Dodit caper, Ren. Bilang aja dia mau berduaan sama lo," celetuk Kenny membuat teman-temannya tertawa.
"Ada aja ya modusnya." timpal Nath.
"Yaampun, Nath.. Lo tuh jangan nethink dulu sama gue. Gue masih jadi pacar Karen aja lo udah begini. Gimana nanti kalo kita beneran ipar-iparan? Bisa tekanan batin kali gue tinggal bareng lo," balas Dodit kembali mengundang tawa teman-temannya.
Karen memukul perut Dodit pelan, "Kalo udah nikah ya pisah rumah lah. Gimana sih, Dit,"
"Enak aja." balas Nath cepat.
Gabi yang mendengar itu tersenyum kecil. Nath menunjukkan kalau ia memang sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
"Iya, bener juga. Nanti kan istri ikut suami," jawab Dodit.
Nath berdecak, "Ngga ada."
"Kenapa sih, Nath? Lo mau kepoin urusan rumah tangganya Karen ya nanti?" tanya Keisha menabok lengan Nath pelan.
"Nggak kepo." jawab Nath.
"Terus?" tanya Keisha lagi.
"Ya jaga-jaga aja. Nanti dia di apa-apain." jawab Nath membuat Karen tersenyum.
Karen menyenggol lengan Dodit, "Liat deh sekarang ada yang perhatian sama gue juga selain lo,"
Dodit mendengus, "Ikut-ikutan aja dia, Ren. Tetep lebih perhatian gue,"
Mendengar itu, teman-temannya tertawa kecil. Mereka juga senang melihat perubahan yang terjadi pada diri Nath. Kalau mengingat sikap Nath dulu, rasanya sangat aneh mendengar Nath memperhatikan Karen seperti ini. Tapi untungnya, ini dalah kenyataan yang terjadi.
"Eh, dari kemaren sebenernya gue mau ngomong sesuatu. Tapi nggak pernah sempet karena kalian sibuk. Mumpung sekarang kalian semua di sini," Karen berucap sambil mengambil paper bag kecil yang sedaritadi ada di meja sebelah ranjangnya.
Ia mengeluarkan tiga buah kotak kecil berwarna hitam, lalu memberikan kotak itu untuk Gabi, Keisha, dan Nadine.
"Apa nih, Ren?" tanya Gabi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rester [COMPLETED]
Ficção Adolescente[completed story] [highest rank : #3 in SadEnding, 8 July 2019] •°•°•°• "Dit, kenapa lo bisa lengket terus sih sama cewek penyakitan kayak Karen? Kenapa nggak cari cewek lain aja yang bisa di ajak have fun? Karen kan lemah. Diajak main basket aja n...