Dodit menggelar tikar kecil di atas rerumputan yang lembab karena udara malam yang cukup dingin. Setelah tikar itu rapih, Dodit meletakkan piring-piring makanan yang tadi ia dan Karen pesan. Ada gelas-gelas minuman juga.
"Karen makan," ucap Dodit.
Karen mengangguk, "Dont forget praying before makan,"
"Udah dong. Berdoa supaya kenyang sampe besok siang," balas Dodit.
Karen menyuap sesendok penuh nasi goreng teri pedas yang tadi ia pesan, lalu menatap Dodit bingung. "Emang lo baru mau makan lagi besok siang?"
"Iya. Duit bulanan gue ditahan sama mama, cuma di kasih buat bensin. Tau nggak setiap hari gue bawa uang berapa?" tanya Dodit balik membuat Karen menggeleng.
"Ceban doang," jawab Dodit terdengar miris yang malah membuat Karen tertawa.
"Beli goodday pake jeli juga abis," balas Karen dengan sisa tawanya.
"Jahat ya mama,"
"Emang kenapa, kok bisa dikasih uang bensin doang?" tanya Karen.
"Gara-gara ketauan ngerokok," jawab Dodit.
"Lo masih ngerokok?" tanya Karen lagi membuat Dodit mengangguk pelan.
"Tapi nggak setiap hari kok," ucap Dodit membela diri.
"Nanti kalo sering ngerokok bisa sakit paru-paru lho," balas Karen.
"Lo nggak suka cowok yang ngerokok ya?" tanya Dodit membuat Karen langsung mengangguk mantap.
"I hate rokok so f much," balasnya.
"Yang ngajarin gue ngerokok itu si Jordan sama gerombolanya," ucap Dodit. "Untung gak setiap hari ketemu. Kalo tiap hari ketemu bisa-bisa gue gak berenti ngerokok," lanjutnya.
"Mereka itu anak mana?" tanya Karen.
"Sekolah Samantha situ yang deket lapangan," jawab Dodit.
"Banyak blasterannya ya," balas Karen membuat Dodit terkekeh.
"Iya. Sekolah mereka bahasa dasarnya Inggris," balas Dodit.
"Kalo cewek yang di panggil 'Ren tadi.. Namanya sama kayak gue?" tanya Karen pelan.
Dodit mendongak untuk meatap Karen, "Enggak. Namanya Lauren. Cantik ya?" tanya Dodit dengan sedikit senyum, membuat Karen menggeleng.
"Cakepan gue lah jelas," balasnya acuh membuat tawa Dodit pecah.
"Cie cemburu gue dideketin cewek lain," goda Dodit.
Karen mendengus, lalu melanjutkan acara makannya dengan fokus. Sebenarnya Dodit masih mencoba untuk mengajak Karen ngobrol lagi, tapi ia menanggapi dengan setengah-setengah karena ia sangat menikmati makanan yang ada di hadapannya.
🏀🏀
Karen mendudukan dirinya di bangku penonton yang terletak di pinggir lapangan sekolah mereka. Jam menunjukkan pukul satu lebih lima belas menit. Mungkin banyak yang bertanya kenapa jam segini mereka sudah bisa keluar kelas, yang biasanya bel pulang akan berbunyi jam 3 siang. Pelajaran hari ini berlangsung hanya sampai jam setengah 12 karena ada pertandingan basket antara tim basket Dirgantara melawan Samantha Highschool, sekolah di komplek lapangan kemarin.
"Nanti lo semangatin guenya harus yang kenceng ya!" seru Dodit kepada Karen yang sedang memakan bakmie bersama Keisha.
Nadine dan Gabi ikut bertanding karena mereka memang anggota tim inti basket putri. Seharusnya Karen bisa ikut bermain hari ini tetapi karena belum diseleksi menjadi tim inti, ia hanya bisa menonton. Mengingat kejadian kemarin saat di mall, sampai saat ini Karen dan Gabi tidak terlalu banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rester [COMPLETED]
Novela Juvenil[completed story] [highest rank : #3 in SadEnding, 8 July 2019] •°•°•°• "Dit, kenapa lo bisa lengket terus sih sama cewek penyakitan kayak Karen? Kenapa nggak cari cewek lain aja yang bisa di ajak have fun? Karen kan lemah. Diajak main basket aja n...