FL - 1

9.1K 338 9
                                    

"Assalamualaikum.."

"Abi.."

"Umi..."

"Abi!!!!"

"Umi!!.. "

Teriakan semua teriakan terdengar nyaring di sepanjang ruang rumah besar itu. Terlihat gadis manis, bertubuh mungil dengan rambut panjang hampir mencapai pinggang berwarna hitam alami semakin menambah kesan manis pada gadis ini. Jangan lupakan mata bulat jernih miliknya, hidung mancung tak lupa kulit putih mulus semakin menambah kesempurnaan Aisya sebagai seorang gadis yang segera beranjak dewasa itu.

Ialah Aisya, Putri cantik dari sepasang suami istri Ali dan Prilly, kecantikan dan kesempurnaan Aisyah murni diturunkan dari sang Ibu, yang masih tetap cantik meskipun sudah memasuki usia kepala tiga. Jangan lupakan ayahnya yang semakin tampan dan hot diusianya yang semakin matang.

"Pada kemana sih ini orang rumah, masak enggak ada yang ingat ini hari apa tanggal berapa, iihh sebal!!"ucap Aisya sambil menghentakkan kakinya menuju ke kamar dilantai dua yang hampir 15 tahun ditempati olehnya.

Aisya benar-benar menekuk wajahnya, biasanya jika masih sekolah teman-teman Aisya yang akan merayakan ulang tahunnya setiap tahun disekolah lalu malamnya ia baru mendapatkan kejutan dari Abi, Umi juga abangnya yang kadang-kadang menyempatkan diri disela kesibukan kuliahnya tapi sepertinya di ulang tahunnya yang ke 17 ini mereka benar-benar tidak mengingatnya.

Aisya ingin menangis tapi tidak, ia bukan gadis cengeng ia gadis kuat maka dari itu hal sepele seperti ini tidak akan membuatnya menangis, sama halnya seperti tahun lalu saat ia lulus sekolah menengah atasnya dengan nilai terbaik tapi tidak bisa memasuki Universitas impiannya. Bukan rejeki mungkin iya tapi semua lebih kepada Umi dan Abi nya yang benar-benar menentang dirinya masuk Universitas impiannya itu.

"Dek, kamu bisa ambil jurusan itu disini ngapain sampai ke Paris kalau cuma mau jadi tukang jahit."ucap Abinya kala itu.

Aisya mengerucutkan bibirnya, ia memang ingin meneruskan impiannya untuk masuk salah satu Universitas kenamaan di Paris, lalu mengambil jurusan Desainer karena cita-citanya dari kecil memang ingin menjadi Desainer jadi Paris yang merupakan kiblat Fashion dunia itu sangat cocok untuk baginya untuk menuntut ilmu sesuai dengan keinginannya. Tapi kedua orang tuanya benar-benar menolak mentah-mentah keinginannya itu.

"Enggak asik,Abang bisa kuliah di ke Luar Negeri masak adek enggak."protes Aisya dengan bibir manyun.

Prilly hanya tersenyum melihat putrinya, "Abang kan cowok dek!."ujar Prilly sambil mengusap pelan kepala putrinya.

Aisya mendengus sebelum merapatkan tubuhnya pada tubuh mungil sang Ibu,"Adek bisa jaga diri kok,kan adek bisa berantem juga."tambah Aisya lagi, ia belum menyerah.

Ali mendengus, "Berantem apa, kamu disuruh latihan aja malesnya minta ampun."ucap Ali semakin membuat Aisya kesal. Ali memang mengajarkan bela diri pada anak-anaknya apalagi Aisya dengan tingkat kejahatan yang semakin merajalela apalagi pada kaum wanita yang lebih sering mengalaminya seperti pelecehan.

"Enggak!Abi ngawur yang setiap hari latihan di Taman belakang itu siapa? Yang setiap hari jadi bahan percobaan abi itu siapa? Adek bi, adek!"pekik Aisya tak terima. Ia benar-benar kesal saat ini.

Ali dan Prilly sontak tertawa, putrinya jika sudah marah bukan menakutkan tapi lebih kepada menggemaskan, seperti saat ini bibir manyunnya dengan pipi bulat mata mendelik kesal semakin menambahkan kesan imut pada Aisya, Putri mereka.
"Imut banget sih!!"Ali tidak tahan untuk tidak mencubit pipi putrinya.

Hingga teriakan kesal dan sakit Aisya memenuhi ruang keluarga itu, inilah kebahagiaan keluarga Ali, setelah melewati waktu yang tidak singkat dengan bermacam-macam ujian dalam rumah tangga mereka akhirnya mereka bisa bernafas lega, saat ini Putra kebanggaan mereka sedang menempuh pendidikan untuk gelar magister bisnis diusianya yang akan menginjak 23 tahun, kecerdasan Dion benar-benar tidak diragukan lagi, diusianya yang masih sangat muda Dion sudah hampir menyelesaikan gelar magister dan sebentar lagi Putra mereka akan kembali lalu akan mengambil alih perusahaan Ali. Wijaya Group.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang