17 : : Good Bye

2.4K 216 13
                                    

Terkadang, agar tidak terluka, kau tidak perlu menggemggam cinta itu terlalu erat

~A Thousand Hearts for Veny

...

Langit tampak cerah menyelimuti kota Oxford, daun-daun mapple jatuh berguguran membuat setiap jalanan di kota itu tampak indah. Penuh warna dan bercahaya.

Dari kamar bernuansa krim itu tampak Veni masih terlelap di alam mimpinya, sudah berapa hari cewek itu bergadang mencari informasi tentang Rengga, namun nihil. Yang ada dirinya malah ngantuk setengah mati dan kebablasan tidur nyaris hingga siang hari.

Alvin tersenyum miris, menatap Veny yang tengah heran berdiri bersamanya di lantai dua menatapi sekeliling Universitas. "Makasih udah pernah singgah di hidup gue."

Veny mengernyit. "Kenapa harus makasih Nat?"

Alvin menunduk, mengembus napas panjang, merapatkan mantel musim gugurnya. "Ada orang yang lebih dekat dengan lo, ada orang yang lebih kenal lo dibandingkan gue, dia pasti bisa jaga lo dibandingkan gue."

Tubuh Veny seakan membeku, diperhatikannya kedua mata Alvin dalam-dalam menuntut jawaban. "Kamu sadar kan Nat? Kamu enggak ada pikiran buat matahin komitmen kita kan?"

Alvin menatap Veni dengan sendu. "Maaf Ven, gue mau matahain komit..."

Sontak kedua mata Veny terbuka lebar, cewek yang tadi tengah seru berada di alam mimpinya kini menarik napas terengah-engah, dipegangnya dahi sejenak lalu duduk di atas tempat tidurnya.

Berharap mimpi itu pergi dari pikirannya, cewek itu menggeleng, mengambil segelas air di atas meja kecil lalu meneguknya sedikit. Mimpi. Tadi hanya mimpi dan benar-benar terasa seperti nyata.

Wajah Alvin... 

Suara cowok itu....

Bahkan ekspresinya masih saja terngiang di kepala Veny.

Secepat mungkin Veny meraih hp-nya lalu mengetik pesan.

Venysha → Alvinando
= Nat, kamu baik-baik aja?

Pesan terkirim, Veny mengusap wajah sejenak mengambil ikatan rambutnya lalu beranjak dari tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan terkirim, Veny mengusap wajah sejenak mengambil ikatan rambutnya lalu beranjak dari tempat tidur. Baru saja ia ingin mengambil handuk di belakang pintu, sontak saja pintu terbuka dan untungnya sempat ia menahan dengan sebelah kakinya.

"Mama," panggil Veny memerhatikan perempuan paruh baya yang membuka pintu kamarnya secara tiba-tiba. "Untung kepala Veny enggak terantuk pintu Ma."

Tak menghiraukan gerutuan Veny, perempuan itu menatap anaknya dengan serius. "Kamu belum siap-siap ke kampus?"

"Kesiangan, ini mau mandi dulu."

A Thousand Hearts for Veny [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang