Karena perjuangan cinta yang sesungguhnya adalah....
Memertahankannya.
~A Thousand Hearts for Veny
...
Cinta memang menyenangkan, cinta memang memberi kita suatu keindahan, dimana seseorang dapat terasa hidup dan merasa berharga bila sedang merasakan cinta. Tujuan hidup yang dulunya begitu sedikit kini seolah terasa begitu banyak, dan menyadari bahwa betapa pentingnya kita dibutuhkan di dunia ini.
Namun jangan lupa, adakalanya cinta memberi kita cobaan, cinta juga dapat memberi sebuah kesedihan. Tergantung bagaimana seseorang menghadapi cobaan itu. Dan akan lebih baik bila diselesaikan dengan secara dewasa, dimana setiap masalah yang ada dapat diselesaikan dengan secara bijak, tanpa ada bentakkan satu sama lain, hingga membuat salah satunya menjadi tidak dihargai.
Karena sesungguhnya hal yang terpenting dalam cinta adalah saling toleransi serta mengasihi, saling menghargai, dan tentu saja dengan sikap tenang itu kita dapat memertahankan suatu hubungan dengan baik.
"Ma, haduh kenapa lagi Ma?" tanya Veny, gadis dengan dress berwarna putih dengan motif bunga biru selutut itu mengernyit, mengikuti langkah Mama yang menariknya kembali ke kamar.
Kamar ditutup, perempuan paruh baya itu menggeleng pelan, memerhatikan anaknya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Sini biar Mama benarin rambut kamu."
"Gini aja Ma," sanggah Veny, cewek itu menghadap kaca lalu membalikkan badan, rambut hitam lurus, dan hanya sedikit bedak tipis. Untuk makan malam di kafe apa harus berdandan lebih? Tidak juga kan? Apalagi mengingat kafe itu sudah diserahkan dan dikelola oleh abang sepupunya. Pasti tidak ada aturan yang aneh-aneh, termasuk berpakaian, asalkan sopan saja.
Mama berdecak lalu menggeleng, membenarkan rambut hitam anaknya agar terlihat ikal.
Veny mendaratkan tubuh, duduk di depan kaca seraya memerhatikan pantulan dirinya, sesekali pula ia memerhatikan Mama yang berada di belakangnya.
"Ven..." panggil Mama. Dari belakang Veny, perempuan itu tersenyum sesekali mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut. "Seandainya kamu memilih untuk hidup dengan Nathan. Mama boleh minta tolong?"
"Hidup dengan Nathan?" Kedua alis Veny terangkat, lalu menoleh belakang. "Maksud Mama kalau Veny nik..."
Perempuan paruh baya itu mengangguk. "Mama tolong, hiduplah dengan baik bersamanya, berikan dia kebahagiaan, berikan dia kenyamanan."
Veny terdiam, cewek itu mengerjap sesekali memerhatikan bayang dirinya di pantulan kaca. "Hormati dia, hargai, di dalam situasi apapun bahkan ketika kamu dalam puncak amarah sedikit pun jangan membentaknya, jangan menyakitinya. Ya?"
Veny mengangguk pelan.
Perempuan itu menarik napas sedalam-dalamnya memenuhi ruang paru-parunya dengan oksigen lalu mencoba tersenyum meskipun dapat Veny lihat kedua mata perempuan paruh baya itu tampak memerah dan berair.
"Mama kenapa?" tanya Veny penasaran, wajah ovalnya tampak begitu polos, seolah-olah seperti Veny yang perempuan itu asuh berapa belas tahun yang lalu. Begitu kecil, penuh dengan gelak tawa, dan begitu lincah bermain di dalam rumah.
Mama Veny menggeleng, lalu tersenyum puas melihat hasil ikalan di rambut Veny dengan puas. "Mama yakin, Nathan yang terbaik untuk kamu. Mama percaya padanya untuk menjaga kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/118491836-288-k852339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Hearts for Veny [COMPLETE]
Narrativa generale[SEQUEL A Thousand Stars for Nathan] "Hati memang satu, tapi ruangnya ada 1000. Dan aku harap, kamu bisa nempati 1000 ruang itu." -Veny- ___ Ini tentang Nathan dan Veny, ini tentang dua orang saling terikat dalam hubungan yang berbeda. Bukan pacaran...