26 : : Start

1.9K 199 17
                                    

Ujian hidup itu selalu datang tiba-tiba, oleh karena itu persiapkanlah dirimu sematang-matangnya.

~A Thousand Hearts for Veny

...

Alvin berjalan cepat begitu juga Veny, tanpa banyak bicara lagi tadi ia langsung membawa Veny ke tempat nuansa obat-obatan ini.

"Papa ambruk di tempat kerja."

Alvin meraih sebelah tangan Veny, menuntun agar cewek itu berjalan lebih cepat kembali. Entahlah, Alvin ingat benar bagaimana reaksinya ketika mendengar penuturan Veny tadi.

Sungguh, rasanya napas Alvin terhenti sejenak begitu membayangkan apa yang terjadi dengan pria paruh baya itu di dalam kantornya, dan tentu saja bukannya Alvin tak tahu seperti apa bentuk ruang kerja pria itu, mungkin sudah dipastikan pria itu ambruk di dalam ruangannya sendirian dan ditemukan oleh sekretaris atau karyawan lainnya.

Alvin menoleh ke arah Veny sejenak, memerhatikan kondisi gadis di sampingnya. Cewek itu menarik napas terengah, kedua matanya senantiasa menatap ke depan dan menggenggam tangan Alvin dengan erat.

"Itu nyokap lo Ven," ucap Alvin, begitu memerhatikan perempuan paruh baya yang tengah duduk di bangku koridor rumah sakit. Secepat mungkin kedua anak muda itu menghampiri.

"Ma... kabar Papa gimana Ma?" tanya Veny langsung, duduk di samping Mama seraya memegang kedua pundak yang tampak tertunduk lesu itu.

Kedua alis Alvin terangkat, berjongkok di hadapan perempuan itu. Jangan tanya, sebagai salah satu orang terdekat, sudah dipastikan perempuan itu merasa kacau sekarang.

"Tante..." panggil Alvin lembut. "Tante tenang ya, ada Nathan sama Veny di sini."

Perlahan perempuan itu tersenyum samar, mengangguk. Menatap Alvin sejenak lalu menoleh ke arah samping, memerhatikan anak gadis satu-satunya.

"Papa ada di dalam, kita doakan semoga Papa kuat ya?" ucap Mama Veny seraya tersenyum.

Alvin mengangguk, begitu juga Veny. Tak lama cewek bermata bundar itu kembali menoleh memerhatikan Mama. "Papa kecapekan ya Ma? Kok Papa beberapa bulan ini sering drop ya Ma?"

Perempuan paruh baya itu memerhatikan Alvin sejenak, dibalas dengan bungkaman oleh Alvin.

Mama Veny mengangguk, lembut. "Iya. Makanya Veny harus jaga kesehatan ya? Tumbuh jadi anak baik, jaga nama baik Papa Mama."

Veny terdiam sejenak lalu mengangguk kuat, seraya mengulum bibirnya, menunjukkan raut wajah sungguh-sungguh.

Diam-diam Alvin menghembus napas panjang, memerhatikan sosok gadisnya itu dalam diam. Seandainya Veny tahu apa maksud di balik perkataan itu...

Entahlah Alvin tak yakin cewek itu akan menjawabnya dengan senyuman seperti ini.

💗💗💗

Dalam cinta memang seharusnya tak ada yang saling ditutupi, cinta saling keterbukaan, membagi rasa kebahagiaan maupun kesedihan bersama orang terkasihnya. Berjuang bersama dan menghadapi kelamnya dunia bersama-sama.

Namun bagi Alvin ini bukan saatnya terbuka pada Veny. Entahlah, baik ia maupun keluarga perempuan itu belum benar-benar siap untuk memberitahu apa yang terjadi pada Papa Veny yang sebenarnya. 

A Thousand Hearts for Veny [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang