EMPAT BELAS

5K 623 28
                                    

Sakura menduduki sebuah bangku yang menjadi tempatnya. Tempatnya dikala sedih. Tempat ia menyendiri. Sebuah bangku di bawah pohon besar dan tua dan sangat rindang. Inilah tempat pelariannya, Sasuke bahkan tidak mengetahui tempat ini. Sakura selalu duduk disini dan menikmati semilir angin jika ia lelah untuk berdebat dengan Ino.

Air mata Sakura jatuh tanpa henti. Bahkan ingus nya juga jatuh. Sakura menangis sesenggukan. Sasuke sudah membencinya, lagi. Dulu Sakura sudah mencoba segala cara untuk mendekati Sasuke. Bahkan Sasuke juga yang memintanya untuk tidak meninggalkannya. Kini Sasuke yang akan meninggalkannya. Sakura kembali menangis tidak karuan. Taman ini sangat sepi karena memang letaknya di belakang Sakura yang hanya terdapat hutan-hutan dan sebuah air mancur tua. Bahkan letaknya di belakang auditorium sekolah membuat tak ada orang yang berlalu lalang kecuali ada acara di dalam audit.

Sebuah sapu tangan terulur ke arah Sakura. Dengan cepat Sakura meraihnya. Menghapus kasar jejak air matanya dan menyeka ingusnya yang mulai menghalangi jalur pernapasannya.

"Kau tau, aku baru melihat perempuan sebodoh dirimu, Sakura."Sakura mengenal suara itu. Saingan terberatnya. Yamanaka Ino kini duduk di sampingnya.

"Kenapa ... Kau disini?"Sakura bahkan membutuhkan waktu untuk mengucapkan dua kata karena tangisannya tidak bisa ia kontrol lagi.

Ino menyender di kursi tua itu. "Kau tau, aku mungkin saja menyukai si Uchiha. Tapi setelah kupikir, tidak. Aku tidak menyukainya. Aku mungkin hanya suka berdebat denganmu. Dan bodohnya kau masih menyukainya setelah ia membentak mu tadi."Ujar Ino.

Sakura mengalihkan tatapannya. Matanya perih menatap Ino yang memandang ke langit.

"Kau melihatnya?"

Ino mengangkat bahunya tidak peduli.

"Aku tadinya juga ingin ikut minta maaf denganmu. Tapi kakak kelas muncul dan aku bersembunyi. Saat aku hendak kesana, yah aku melihat semuanya."Jelas Ino.

Sakura menyeka air matanya yang masih keluar tanpa ia sadari, mungkin saja karena matanya sudah terlalu perih karena menangis dengan deras tanpa suara.

"Sasuke sedang kesal. Sedikit lagi akan baikan."Sakura mengikuti Ino memandang langit yang sedang berawan dan semilir angin yang mengeringkan jejak air matanya.

Ino membuang napasnya keras. Bahkan suaranya sangat terdengar, "Sebenarnya aku bosan merebutkan pria datar itu. 5 tahun kita bersaing dan aku tidak tau apa yang kulakukan."Ino mengerucutkan bibirnya.

Sakura masih menutup matanya, tenggorokan nya terasa serak kini, "Aku tau apa yang kulakukan. Aku melindungi suamiku dari perebut sepertimu."

Ino tertawa mendengar ucapan Sakura.
"Kau sangat polos Sakura. Aku telah memanfaatkan kepolosan mu."

Sakura tidak menjawabnya. Membiarkan hening diantara mereka. Ino menatap gadis merah muda di depannya yang pantang menyerah.

"Sasuke bodoh Sakura. Karena ia telah menyiakan kehadiran mu. Aku iri padanya."Ucap Ino mengikuti Sakura.

"Kau tidak ke kelas?"Tanya Sakura.

"Tidak. Ibiki-sensei sangat membosankan."Jawab Ino.

Sakura tertawa kecil lalu menjawab, "Aku mencintai Sasuke kau tau. Aku tau ini Cinta."

"Kau tidak ke kelas?"

Sakura menjawab dengan menggumam pelan. "Aku tidak ingin bertemu Sasuke sekarang. Aku lagi jelek, Sasuke tidak akan melihatku."

Ino terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Kau sangat bodoh Sakura."

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang