TIGA PULUH TUJUH

4K 554 60
                                    

"Sakura... Saku..."

Sasuke mengejar sahabat merah mudanya itu di koridor. Cukup lama ia mencari keberadaan sahabatnya itu, tapi tidak cukup lama ia mendengar berita yang tersiar akan perdebatan Sakura dan Shion. Setelah mendengar ceritanya, Sasuke langsung bergegas mencari Sakura.

Seragam yang Sakura kenakan saat ini membuktikan bahwa semua yang ia dengar benar terjadi. Sakura mengenakan kaus olahraga bukan kemeja yang seharusnya.

"Apa?"

Sakura menghentikan langkahnya dan berbalik karena ia mengenali suara yang memanggilnya. Rambutnya masih basah dan sebaiknya ia segera pergi ke ruang konseling untuk melaporkan insiden yang menyebabkan ia tidak dapat mengenakan seragamnya sebelum ia mendapat teguran lalu dirinyalah yang disuruh pergi kesana.

Sasuke menyadari bahwa koridor cukup sepi karena mereka berada di area laboratorium. Ia menarik lengan Sakura untuk duduk di kursi terdekat.

"Kau baik-baik saja? Ku dengar Shion menyirammu di kantin? Sial, Dia keterlaluan."

Sakura memegang handuk dan masih berusaha mengeringkan rambutnya. Kalau ada yang bertanya kemana Ino? Sakura juga tidak tau keberadaan perempuan pirang itu. Tadinya ia berada diruang ganti bersama Sakura, tetapi begitu Sakura mengalihkan perhatiannya, perempuan itu sudah menghilang.

"Biarkan saja. Apa boleh buat."Jawab Sakura pasrah. Apalagi yang mau diperbaiki, jus sirsak sudah tumpah di kepalanya.

Sasuke merada bersalah, "Sakura. Aku minta maaf. Gara-gara Shion..."

"Sasuke, Kenapa kemarin malam kau melarangku pergi? Padahal, Kau juga memiliki rencana kencan dengan Shion bukan?"Sakura memotong permintaan maaf Sasuke. Ia tidak butuh itu, yang ia butuh adalah penjelasan. Kenapa Sasuke tidak memberitahunya bahwa ia memiliki kencan sendiri dengan Shion. Ia merasa bersalah.

"Aku sakit Sakura. Pertanyaan bodoh." Sasuke mengerutkan keningnya. Menganggap bahwa pertanyaan Sakura sudah sahabatnya tau sendiri jawaban tersebut.

"Kau tidak mengatakannya pada Shion?"Tanya Sakura serius. Karena setelah ia menyadari kebodohannya, ia kini merasa kesal.

"Aku tidak ingin dia khawatir dan kerepotan. Aku sudah mengatakannya tadi pagi ke dia."jelas Sasuke.

Sakura tersenyum miring, menghela napas. Tentu saja, hanya Sakura yang tidak ada masalah jika dikorbankan. It's Oke, dia sudah terbiasa. Karena disini hanya perasaannya lah yang tidak perlu dipikirkan.

"Begitu."

"Hn."

"Boleh aku egois? Aku mau kamu putus sama Shion."Sakura meremas handuk di tangannya erat, tidak berani menatap mata Sasuke. Ia bahkan tidak tau dari mana keberanian itu berasal.

"Aku akan memutuskannya kalau itu yang kau mau Sakura..."Jawab Sasuke tanpa ragu. Sakura menatap Sasuke. Sedikit memiringkan kepalanya. Menatap Sendu Sasuke.

"...Aku tidak ingin persahabatan kita rusak karena masalah kecil begini."

Sakura terkekeh pelan.

"Bisa kau berhenti? Berhenti seakan-akan kau peduli dan selanjutnya menekankan bahwa kita adalah sahabat." ujar Sakura. Jujur saja ia lelah menjadi pihak yang selalu mengalah, pihak yang selalu berpikir bahwa kebahagiaan dia belum saatnya. Pihak yang selalu pasrah akan keadaan yang di hadapi.

"Ada apa Sakura?"Tanya Sasuke, ini bukan seperti Sakura yang ia kenal. Sakura yang ia kenal, bukan dia. Sakura sudah terlalu banyak berubah. Ini pasti karena Ino, pikirnya. Perempuan pirang itu benar-benar mengancamnya.

"Pernah kau memikirkan bahwa aku masih menginginkan kita lebih dari sahabat?"Tanya Sakura.

"Harus bahas hal ini lagi ya Sak?"

"Harus."

Sasuke tersenyum miring menatap mata hijau sahabatnya, menjelaskan dengan perlahan setiap kata-kata yang ia utarakan.

"Aku lebih suka kita seperti ini. Kita tidak mungkin lebih."

Sakura mengerutkan keningnya.

"Kenapa tidak?"

"Karena, Aku tidak berpikir akan membalas perasaan apapun yang kau inginkan."jawaban Sasuke cukup kembali membuat Sakura sadar akan posisinya. Sahabat, tidak mungkin lebih.

Sakura menghela napas kasar tanpa sadar.

"Oke. Aku mengerti sekarang. Kita lebih baik tidak usah terlalu dekat. Kamu tidak mungkin membalas perasaanku kan? dan Aku tidak bisa menerima hal itu. Jadi, Please... Berhenti mengatur segalanya tentangku. Berhenti peduli padaku, Sasuke. Aku juga pantas bahagia kan?"

Kini giliran Sasuke yang mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti dengan kata-kata Sakura.

"Kenapa aku harus berhenti peduli Sakura?"

Tanpa Sakura sadari suaranya bergetar dan matanya berkaca. Ia berusaha menahan isakannya. Pertanyaan Sasuke tidak mungkin dijawabnya.

Sakura berdiri di hadapan Sasuke.

"Kita mulai dari awal saja. Mungkin dari awal memang sudah salah. Anggap saja perkenalan kita 13 tahun lalu dan perasaanku ini tidak pernah ada Sasuke. Semudah itu."

Sakura mengadahkan kepalanya sejenak, menahan air matanya yang sesak ingin menetes. Berdehem pelan, kemudian menatap Sasuke dengan senyum dan cengiran khasnya.

"Hai nama aku Haruno Sakura. Aku tinggal di depan rumahmu."

Sakura mengulurkan tangan kanannya.

Sasuke memandangi tangan itu sejenak sebelum menyambutnya.

"This is awkward you know."balas Sasuke Sasuke.

Sakura tidak berani bertahan lebih dari sedetik di hadapan Sasuke lagi. Karena Sasuke tidak tau pada detik dimana pria itu membalas jabatan tangannya, Sakura yakin ia sudah resmi harus membuang perasaannya.

Tidak ada Sakura yang selalu menggilai Sasuke lagi,

Tidak ada Sakura yang selalu bodoh lagi, dan

Tidak ada Sakura yang selalu rela berkorban demi Sasuke lagi.

Dia sudah berhenti mencintai Sasuke. Seperti kata Ino ; urusan hidupnya, lembaran hidup berikutnya, Sasuke bukan lagi urusannya dan apapun yang ia lakukan, Sasuke tidak bisa mempengaruhi apalagi mencampurinya.

"Yep, i know. Nice to meet you."

...

The last one before i face the mid test.

See u next.... I don't know when.

Tbc
...

Ini chapter yang menguras emosi bagi saya.

Sasuke dengan pemikiran bahwa ia dengan Sakura tidak akan lebih dari seperti awal dan Sakura yang akhirnya merestart kembali hidupnya, yang membuat 13 tahun ini sia-sia.

Kalau kalian sadar, itu ucapan yang Sakura gunakan saat pertama kali pintu rumah Uchiha terbuka untuknya.

Aku sendiri sebagai orang yang menuliskan cerita ini kecewa dengan Sasuke. Sudahlah, seperti kata Sakura, apalagi yang bisa dilakukan.

Benarkan?

But this is life, ready for the new Sakura?

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang