DUA PULUH ENAM

4.2K 554 42
                                    

Konoha, Musim gugur
Tahun lalu.

Suasana kelas ramai layaknya pasar. Berlalu lalang. Karena Kakashi, guru biologi mereka tidak 'berniat' untuk mengajar. Catat, tidak niat. Pria itu ada di dalam ruang guru duduk dengan santai dan memilih menggoda Konan, guru baru bahasa Inggris mereka. Bahkan memasuki akhir ini, Kakashi hanya beberapa kali masuk. Mengajar singkat dengan metode Video. Memberikan kesempatan untuk bertanya sebanyak mungkin, namun itu menjadi Boomerang ketika ternyata semua pertanyaan itu akan berubah menjadi tugas rumah. Tidak ada yang bertanya artinya langsung kuis. Pertemuan selanjutnya ulangan harian. Bahkan pria itu menjelaskan seadanya di depan kelas. Guru biologi yang merangkap sebagai guru konseling itu bahkan lebih sering duduk di depan mengamati rok pendek siswanya.

Coba tebak siapa yang menjadi sahabat Sasuke sekarang?

Naruto Uzumaki.

Benar sekali, bocah pirang itu akhirnya berdamai dengan Sasuke setelah insiden Naruto menyatakan cinta pada Sakura di bangku Junior high school. Sakura jelas menolak mentah-mentah, lalu menangis ketakutan kedalam pelukan Sasuke.

Dan tebak siapa sahabat Sakura?

Si pirang juga, Ino yang sekarang penyandang sebutan queen bee karena mulutnya yang tidak bisa berhenti menggosipkan orang. Bahkan Sasuke tidak diperbolehkan duduk di dekat Sakura lagi karena perempuan itu. Ritual makan siang? Jangan harap. Sakura akan diculik bahkan sebelum Sasuke berbalik menatap Sakura untuk diajak makan siang bersama. Sepertinya Ino menaruh dendam kesumat pada Sasuke.

Sasuke memperhatikan Sakura yang duduk di dekat Ino. Sakura terlihat antusias menyimak cerita Ino, Sasuke dapat menebak itu adalah gosip terbaru. karena lihat saja, para perempuan langsung mengerubungi mereka, menutup akses Sasuke melihat Sakura. Sasuke membuang napasnya keras. Naruto yang menyadari hal ini mendecih.

"Lama-lama pengen aku kebiri ulang Sasuke."Dengus Naruto gemas dengan tingkah pria dingin itu.

"Salah apa coba?"Sasuke tidak memperdulikan ucapan Naruto memang. Shikamaru hanya tertawa mendengarnya.

"Kalau aku, Sakura sudah ku kawini."Sambung Naruto emosi. Cukup geram melihat tingkah Sasuke terhadap Sakura. Tsun-tsun meminjam istilahnya Sai. Katanya doang 'B' aja, tapi sengasara kalau jauh sama Sakura.

"Bisa nggak nutup mulut?"Sasuke menyerit tak suka mendengar ucapan Naruto.

Shikamaru menepuk pelan pundak Sasuke, memberikan peringatan untuk sabar dengan tingkah Naruto, "Kau itu cari yang gimana lagi sih?"Tanya Shikamaru juga akhirnya. Membuat Sasuke kembali menghela napas berat.

Sai yang dari tadi diam kini mengutarakan isi pikirannya, "Satu pertanyaan Sasuke. Kenapa kamu ngga mau jadian sama Sakura?"

Mereka bertiga diam menunggu Sasuke yang nampak berpikir.

"Karena.... Sakura udah aku anggap...... seperti.....

... anak."Jawaban Sasuke yang ini jelas bukan yang mereka harapkan.

"Parah!" Naruto memutar matanya bosan.

"Sasuke..........." Sakura terlihat merajuk dari tempat duduknya. Ino menatap Sasuke dengan tatapan menusuk. Perempuan yang bergerumul sepertinya sudah bubar.

Naruto tertawa sumbang, penuh sarkasme, "Jangan kaget kalau besok Sakura bawa undangan kawinan ke rumahmu, Teme."

Sasuke melirik tak suka dengan panggilan Naruto terhadapnya.

Sakura berjalan mendekati Sasuke, dengan senyuman khas merajuk miliknya, "Sasuke, Aku lapar, Ayo makan."Ucapnya seraya menarik lengan Sasuke berdiri.

"Malas."Jawaban Sasuke membuat Sakura mengerucutkan bibirnya kesal. Baik Shikamaru dan Sai saling berpandangan lalu memutar mata bosan.

Sakura kembali menarik lengan Sasuke berdiri. Naruto meeleng tidak percaya.

"Ck. Jahat! Ayo, temani saja. Ino ada urusannya ."Kali ini Sakura memeluk Sasuke dan menarik sekuat tenaga agar Sasuke berdiri dan menemaninya.

"Tidak Sakura.", Tolak Sasuke dingin. Menahan tubuhnya agar tetap duduk.

"HOI Sak PERCUMA!"Teriak Ino dari jauh, membuat Sakura melepaskan pelukan Sasuke. "Percuma."Kata Ino lagi dengan penuh sindiran, perempuan itu menatap dari tempat duduknya sembari mengipasi wajahnya.

"Sak, kamu mau makan? Kita temani mau?"Ujar Shikamaru dengan senyuman. Sakura melirik ragu pada Sasuke yang memasang tampang datar, kemudian beralih melihat pada Sai dan Naruto juga yang tersenyum lebar.

"Tidak masalah kok, kita temani mau?"Tawar Naruto dengan kalem. Tentu saja, rasa sukanya dengan Sakura belum padam. Ia hanya memberi jarak akan trauma saat ia menyatakan cinta pada Sakura.

"Heum boleh deh, Sasuke sepertinya tidak bisa dipaksa. Ayo!"Sakura terlihat antusias. Perutnya memang tidak bisa dikompromi lagi, ia sangat lapar. Kalau mau merajuk Sasuke dulu bisa-bisa kena sakit maag dia. Jadi lebih baik ia menerima usul teman-temannya yang lain.

"Ayo jalan. Makan dimana?"Sasuke langsung berdiri dan menarik lengan Sakura pergi meninggalkan kelas. Menyeretnya dengan langkah yang besar.

"Eh... Maaf yah. Bye guys!"Sakura terkejut hanya bisa berarti sambil melambaikan tangannya yang terbebas dari tarikan Sasuke.

"Membunuh itu haram nggak sih?"Seru Naruto kesal saat Sasuke dan Sakura sudah keluar dari kelas.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang