Sakura berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak akan cukup tegar mengantar kepergian Sasuke. Jadi lebih baik ia tetap di kamar dari pada mengantar Sasuke pergi ke bandara dan sakit hati melihat pria itu perlahan menghilang di terminal keberangkatan.Sakura menarik napas sebanyak mungkin ketika paru-parunya terasa sesak dan jantungnya berdenyut dengan keras. Ia dapat merasakan nyeri itu perlahan menyebar keseluruhan tubuhnya.
"Sakit."Sakura bergumam sembari menyentuh dadanya. Tubuhnya gemetar pelan, ia memeluk tubuhnya sendiri.
"Kenapa?"Sakura menjatuhkan dirinya di atas kasur. Membiarkan wajahnya tenggelam dalam bantal dan air mata mengenanginya. Ia terisak perlahan. Terlalu sakit hingga Sakura tidak bisa mengeluarkan suara. Tenggorokannya terasa tercekik dan suaranya tercekat.
Sasuke hanya pergi, dan ini bukanlah akhir dari segalanya. Sasuke hanya pergi dan ini bukanlah akhir dari segalanya. Sasuke hanya pergi dan ini bukanlah akhir dari segalanya. Sakura terus mengulang kata itu dalam hatinya.
Sakura segera bangkit dari kasurnya, setidaknya ia mengantar Sasuke pergi. Kenapa ia begitu bodoh?
Sakura mengintip pelan dari jendelanya. Sasuke masuk ke dalam mobil, dan sedetik kemudian mobil itu berjalan pergi. Sakura mengigit bibirnya menahan teriakan yang tidak bisa ditahannya. Ia berlari keluar kamarnya secepat mungkin, mengabaikan teriakan ibunya dan sakit ditubuhnya akibat berbagai barang yang menghalangi jalannya. Sakura membuka pintu rumahnya dengan keras, berdiri ditengah jalan dan melihat mobil itu telah hilang dari pandangannya.
"Sakura, Apa yang kau lakukan?"Suara ibunya terdengar gemetar ketakutan dan terengah-engah berdiri disampingnya. Sakura berdiri dan memeluk ibunya dengan keras. Air mata ini harusnya tidak pantas ia keluarkan untuk Uchiha Sasuke, tidak ketika pria itu terlalu sering menyakitinya dan Sakura tetap saja jatuh cinta pada sahabatnya itu.
Mebuki mengelus punggung Sakura perlahan. Berusaha menenangkan putrinya yang baru saja kehilangan sahabatnya.
...
"Haruno."Sakura terkesiap mendengar teriakan yang diserukan padanya. Sedari tadi ia menolak masuk ke dalam rumahnya dan hanya duduk di depan pintu sembari terisak pelan. Menyesali apa yang dilakukannya.
"Sh... Shion. Apa yang kau lakukan disini?"Sakura mengusap air matanya yang menghalangi pandangannya. Matanya terasa pedih, berapa lama ia telah menangis? Sakura yakin, ibunya telah lelah membujuknya hingga akhirnya membiarkan ia sendiri.
Shion mendekatinya dengan bingung, "Aku kira kau mengantar Uchiha."Perempuan itu mengecek arloji ditangannya. Sakura kembali terisak mendengar Shion mengucapkan nama Sasuke. Entah kenapa nyeri di seluruh tubuhnya membuat Sakura tidak bisa lagi melakukan hal apapun.
"Kenapa kau tidak mengantar Sasuke? Kau pacarnya kan?"Sakura sebenarnya tidak sanggup mengucapkannya. Tapi begitulah, kebenaran itu selalu pahit.
Shion mendesah pelan, dan mendudukkan dirinya tepat disebelah Sakura. Sakura kaget dengan apa yang dilakukan Shion.
"Jadi si bodoh itu belum mengatakannya? Sial, padahal dia tau aku tidak sanggup mengatakannya. Sudah kukatakan padanya, Jahat sekali."Shion menggerutu dengan keras dan penuh emosi.
Kemudian Shion berdiri, "Ayo. Sepertinya kita masih punya waktu untuk mengejar Sasuke ke bandara dan aku perlu bicara denganmu."Shion mengulurkan tangannya. Sakura dengan ragu menyambut uluran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanficFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...