LIMA PULUH DUA

3.1K 443 9
                                        

Sakura sedang tertawa bersama Ino saat ia merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya. Sakura berbalik dengan cepat untuk mendapati Sasuke berdiri dibelakangnya tersenyum. Senyuman kecil yang Sakura tau jarang dilakukan oleh bungsu Uchiha itu. Sakura melirik tangan Sasuke yang masih berada dibahunya, tangan itu menyalurkan kehangatan padanya. Kehangatan yang Sakura tanpa sadar ia rindukan dari pria itu. Ini adalah sentuhan yang dilakukan sahabatnya itu setelah beberapa lama.

Saat tangan itu sudah tidak berada lagi dibahunya, Sakura tersadar dan tersenyum membalas Sasuke.

"Ada apa?"Tanya Sakura.

Sasuke terlihat bingung, namun kemudian berbicara dengan sedikit terbata.

"Aku pikir, kita bisa makan siang berdua. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu."Ucapan Sasuke langsung saja mendapat respon sinis dari Ino.

"Oh, Kau pikir bisa membawa Sakura dariku. tapi maaf Uchiha..."

Sakura menyela dengan cepat, "Hanya berdua?", Sasuke mengangguk.

Sakura berbalik menatap Ino dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Memperingati Ino. Namun Ino seakan tidak peduli dan kembali berkata, "Dimana kah kekasihmu tersayang itu? Apa karena ia tidak bisa menemanimu makan siang, kau baru mencari Sakura untuk mengurangi kesepian hidupmu yang menyedihkan itu?" sekali lagi Ino menyindir Sasuke, dan ia merasa masih belum seberapa.

Sakura menatap Ino dengan tajam. Namun respon yang diberikan Sasuke jelas tenang, seakan memang tidak ingin berurusan dengan Ino.

Sasuke tersenyum, "Kebetulan, Shion memang sedang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Tapi aku hanya memang ingin membicarakan sesuatu dengan Sakura dan tidak ada hubungannya dengan Shion. Kita bisa bicara disini kalau Ino keberatan."Nada Sasuke sangat datar. Namun senyum setelah Sasuke melontarkan ucapannya jelas membalas Ino dengan hina.

Sakura menggeleng menatap Ino, kemudian menarik Sasuke menjauh.

...

Kedua insan itu duduk dibawah pohon. Tempat dimana mereka selalu menghabisi waktu luang mereka berdua dulu. Dulu. Sepuluh menit mereka berada disana dan sepertinya Sasuke belum berniat menyampaikan apa yang ingin ia bicarakan. Sasuke berbaring dengan kedua tangannya menjadi bantalnya, sembari memejamkan matanya. semilir angin sesekali menggerakan rambutnya.

Sakura duduk menyender di pohon tersebut. "Apa yang ingin kau bicarakan Sasuke?"Tanya Sakura.

Sasuke menggumam pelan sebelum menjawab, "Tidak ada."Ucapannya menimbulkan tanya pada Sakura. Lalu untuk apa Sasuke mengajaknya kemari.

Sasuke membuka matanya, "Ada apa? Kau sudah tidak betah denganku berlama-lama?"Tanyanya.

Sakura menggeleng pelan, giliran ia yang memejamkan matanya menikmati semilir angin, "Hanya Saja, sudah lama kita tidak pernah seperti ini."

Sasuke kembali memejamkan matanya, "And i miss it."Gumam Sasuke membenarkan ucapan Sakura. Meskipun kecil Sakura mendengarnya dan tanpa sadar ia tersenyum kecil.

Ah, yah... Ia juga merindukannya, Ujar Sakura dalam hati.

Sakura masih bertanya-tanya dalam benaknya, kenapa ia merasakan perasaan asing ini kembali. Perasaan hangat yang menjalar ketubuhnya. Jantungnya yang berdebar semakin kencang setiap detiknya. Perasaan gugup yang mengguncang akal sehatnya, hinggah tanpa sadar ia tersenyum sedari tadi. Sakura merindukan perasaan ini juga.

"Aku kira Ino berhasil."Sasuke memecah keheningan mereka. Sakura membuka matanya menatap Sasuke yang terlihat tersenyum pelan.

Sasuke membalas tatapan Sakura, "Aku tidak melihat tatapan itu lagi Sakura. Ino berhasil membuatmu untuk menyadari perasaaanmu padaku."

Sakura ingin sekali membalas ucapan Sasuke. Namun ia sama sekali tidak tahu jawaban apa yang tepat untuk menjawab pria itu. Sakura ingin membantahnya, ingin mengatakan bahwa perasannya tidak bisa berubah secepat itu. Namun debaran yang sebelumnya ia rasakan perlahan melambat membuat nyeri yang terus berdatangan setiap debarannya dan sesak ketika ia bernapas. Bukan, mengenai perasaannya, Sakura saat ini ia masih belum bisa mengenali apa itu.

Sakura tertawa pelan, "Aku hanya tetap Sakura yang dulu, namun dengan sedikit pikiran dewasa."

Sasuke ikut tertawa.

Kapan terakhir kali mereka melakukan ini? Childish dan menertawakan masalah mereka. menghilangkan jarak yang memisahkan mereka. Menghancurkan tembok ego yang membuat mereka bagai orang asing di dalam ruangan yang penuh dengan orang dan memori disetiap tarikan napas mereka.

"Mau ikut berbaring di sampingku? Aku yakin Ino sangat sebal karena..."

Sakura ikut berbaring di samping Sasuke.

"Ino sebal karena apa?"

Sasuke tidur menyamping menatap Sakura, "Ino hanya kurang jeli. Bilang padanya nanti, Ia menang. Karena aku yang menyerah."Sasuke tersenyum lebar. Senyum yang Sakura lihat ketika hanya ada mereka berdua. Senyuman yang Sakura ingat terjadi saat malam natal dulu saat ia datang mengetuk pintu rumah Uchiha. Senyuman yang Uchiha Sasuke berikan hanya padanya.

Detik itu juga Sakura menyadari, ia hanya harus bersikap dewasa dengan perasaannya.

Sasuke benar,

Jatuh cinta itu tidak mudah. Ketika kau mencintainya, sangat sulit mengatakan kau mengatakan kata-kata tersebut. Ia tidak ingin semuanya kembali terasa sulit. Jadi biarkan Sakura berpura-pura bahwa ia telah berhasil. Biarkan saja.

Sakura tersenyum.

"Aku hanya penasaran apa yang akan dilakukan Sai, Naruto dan Shikamaru setelah lulus."

"Mereka..."

Sakura menatap Sasuke. Setidaknya ia tidak ingin mereka berdua kembali jauh. Walaupun ini harus kembali menyakitinya.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang