Konoha, Musim gugur
tahun lalu
Semenjak Sasuke bertekad mendaftar untuk sekolah diluar negeri, Sakura dan Sasuke sering belajar bersama. Membahas soal-soal yang sekiranya akan muncul di ujian. Tempat belajarnya pun dimana saja, di rumah Sakura atau dirumah Sasuke. Bahkan kedai ramen paman icharaku pun jadi tempat untuk mereka belajar. Sakura tidak mempermasalahkan hal ini, ia hanya menjaga agar Sasuke dekat dengannya saja. Iya, Menjaga Sasuke agar tidak lari dari kepemilikannya. Posesif.Namun berhembus kabar tidak enak bagi Sakura. Bagai badai angin topan datang di musim gugur ini. Sesekali Sakura melirik Sasuke, mengabaikan soal yang sedang di cakarnya. Bibir Sakura mengerucut. Ia merasa sesak terngiang akan berita itu dan Sasuke terlihat santai. Padahal mereka selalu bersama. Sakura tidak pernah melewati sehari pun. Mana mungkin dia bisa kecolongan seperti itu.
"Apa?"
Merasa diperhatikan, Sasuke menatap Sakura yang menatapnya murung. Bahkan Sakura tidak mengalihkan tatapannya padahal ia tertangkap basah sedang memperhatikan Sasuke sedari tadi. Seakan ia memang menunggu Sasuke untuk berbicara.
Mereka sedang duduk bersampingan di ruang keluarga rumah Uchiha yang kosong akibat sang Ibu Mikoto yang sedang pergi belanja mingguan.
Sakura masih mengerucutkan bibirnya sambil berbicara, "Sasuke, kau benar pacaran sama Shion?"Pertanyaan Sakura memiliki nada penekanan ditiap intonasinya. Menandakan ia tidak suka dengan pertanyaan yang ia lontarkan sendiri.
Sasuke mengalihkan pandangannya kembali pada buku, berdehem lalu terdiam sebentar. Rasa gugup menghampirinya. Sasuke kembali melirik Sakura yang terlihat kesal diabaikan.
Dengan ragu, Sasuke menjawab perlahan.
"Yep?"
Sakura merasakan paru-parunya seketika kosong, rasa sesak itu muncul meremas jantungnya.
"Kapan kau nyatakannya?"Tanya Sakura lirih.
Sasuke menutup bukunya, Lalu menghela napas pelan. "Bukan aku sih, dia yang bilang."
Sakura terdiam lalu menunduk, perlahan menutup buku di depannya.
"Sak?"Panggil Sasuke pelan.
Sakura masih menunduk dan berusaha memasukan buku-buku ke dalam tasnya. Mood belajarnya hilang. Minat belajarnya sama sekali tidak ada. Sakura merasa lebih baik pulang.
" Apa?"Sahut Sakura kesal. Sasuke bingung, kenapa jadi dia yang salah?
"... kau menerimanya,"
"Woooooo.. emosi dengarnya. Giliran aku tidak pernah diterima."Seru Sakura kesal. Wajahnya sangat memerah.
Sasuke tidak pernah melihat Sakura sekesal ini, biasanya perempuan itu akan menangis atau paling tidak merengek dan merajuk. Tapi kekesalan Sakura seakan murni emosi dan tidak menimbulkan efek yang berlebihan. Yang seperti Sasuke selama ini lihat.
"Saku, padahal kau sudah masuk kedalam hidupku tidak cukup?"Tanya Sasuke bingung. Sakura memutar mata lalu mendengus. Terdengar sarkasme dan emosi.
Sakura menatap Sasuke ragu, "Lah memang tidak cukup. Kalau nanti nikahnya bareng aku aja yah."tawar Sakura.
Sasuke menggeleng keras.
" Tidak..."Jawabnya , "...Nggak napsu."Tambah Sasuke sambil kembali fokus pada bukunya.
"Oh... begitu." Sakura sudah bersiap memakai tasnya. Rasanya ingin Sakura cepat beranjak. Lama-lama disini bisa-bisa ia serangan jantung dan terkena asma akut. Paru-paru nya masih terasa nyeri bahkan tenggorokannya dapat ia rasakan saking perihnya ia rasa menghirup udara.
"Mana mungkin seorang bapak nau mengawini anaknya sendiri? Makanya Saku, Penalaranmu dipake biar tidak keratan." Sasuke menatap Sakura yang bersiap akan pulang.
"Ck! Kenapa bapak sih? Bapak dari anak-anak aku?"Tanya Sakura lagi. Sasuke menggeleng tegas. Sakura memutar matanya kesal. Ia berdiri akan pulang.
"Mau kemana?"Tanya Sasuke menarik tas Sakura, hingga Sakura terjatuh diatas pangkuannya.
Sakura meringis, "Mau pulang lah, mau kemana lagi emang?"Jawab Sakura kesal. Ia tidak ingin berdekatan dengan Sasuke saat ini. Emosinya sedang memuncak.
"Jangan pulang dulu. Tidak ada orang di rumah."Bujuk Sasuke agar Sakura tidak pulang. Sasuke menahan tas Sakura.
Sakura berdesis keras sebelum berkata, "Bodoh ah. Aku nggak peduli! Mau di makan Slenderman kek, dibunuh Jack the reaper kek, ataupun di mutilasi Sadako sekalian nggak peduli."Sakura berusaha berdiri dan ingin pulang.
Sasuke memeluk Sakura, membuat Sakura menghentikan rontaannya. Ia merasakan Sasuke bersandar pada punggungnya.
"Aishiteru, Sasuke."Bisik Sakura perlahan di deru napasnya. Sakura tidak yakin Sasuke dapat mendengarnya.
"Kau tidak merasa kedinginan. Jangan pulang dulu, tadi mama ada bikin sup sih. Makan yuk." Perlahan Sasuke melonggarkan pelukannya. Sakura segera berpindah tempat.
"Ayo."Jawab Sakura perlahan dengan lirih. Pada akhirnya ia selalu kalah dengan perasannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/137850011-288-k13083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanfictionFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...