TIGA PULUH SATU

3.9K 487 8
                                        

Konoha, Masih musim Gugur
Tahun lalu, seminggu kemudian.

Sakura mengaduk nasi goreng di hadapannya. Telur mata sapi yang berbentuk bulat sempurna kini seperti telur orak-arik. Memasukan satu suapan dengan malas ke dalam mulutnya. Mengunyah dengan tidak semangat, lalu menghembuskan napas selayaknya ia sangat lelah dengan apa yang sedang ia lakukan. Sakura memangku wajahnya dengan tangan kiri. Kembali mengaduk nasi goreng di hadapannya, tapi kali ini sambil melihat dua orang yang sedang duduk di pojokan. Uchiha Sasuke dengan kekasih barunya Shion.

Ino menarik piring Sakura. Sakura jelas sangat tidak napsu makan sama sekali, karena begitu Ino menarik piringnya, ia sama sekali tidak mengeluh ataupun berkomentar. Hanya meletakkan sendoknya diatas piring dan menatap Ino meminta penjelasan.

"Gaara lihatin kamu terus."Ino menunjuk dengan lirikan matanya pada lelaki berambut merah yang duduk tidak jauh dari mereka.

Sakura menarik kembali piring nasi goreng ke hadapannya dan mendengus pelan, "Lalu? Aku tidak kenal."Jawab Sakura tidak berselera. Sakura memasukan satu suapan nasi goreng lagi kedalam mulutnya dan mengunyah dengan pelan.

Ino memukul meja cukup keras, tidak terlalu mengandung perhatian orang banyak, karena suaranya cukup teredam dengan bising kantin. "Terusssss... Kamunya malah melihat bapakmu pacaran sama kekasihnya."Sindir Ino kesal dengan tingkah Sakura akhir-akhir ini. Perempuan itu mau dibilang seperti mayat hidup bisa, tapi punya akting yang bagus di depan Sasuke. Sakura bisa tersenyum seakan luka yang ia tangisi tidak ada, bagai tertutup plaster luka dengan baik, berkamuflase dengan keadaan sekitar. Padahal, Ino ingin sekali menabur garam kalau luka itu benar ada fisiknya.

"Kenapa bapak sih?"Sakura kembali ngambek. Bukan hal baru, tapi kali ini terlalu sering muncul hingga membuat Ino mual.

Ino mengaduk jus alpukat nya. "Iya kan, Sasuke bilang sendiri, kalau kau itu sudah kayak anak dia."

Ino berusaha menjelaskan tiap kata yang dia lontarkan. Memastikan bahwa Sakura mengerti dengan apa yang diucapkannya. Ino sudah sangat geram, Seminggu dan Sakura masih terbayang cinta halusinasinya dengan Sasuke.

"Untuk kesekian kalinya Adek kakak, adek kakak."Wajah Sakura cemberut tidak terima dengan ucapan Ino.

Ino terdiam, "Terserah kau Saku. Eh... Gaara kesini."Wajah Ino sumringah melihatnya.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang