TUJUH

5.7K 681 6
                                    

Sasuke terdiam. Memandang kosong pada televisinya. Mendecak sebal karena kemudian menyadari bahwa ia sedang memikirkan tetangga merah mudanya yang menyebalkan, yang pergi dengan teka teki.

"Sasuke. Ayo makan malam telah siap.", Mikoto tersenyum pada anak bungsunya yang wajahnya selalu terlihat datar itu. Sasuke bergumam dan langsung mengikuti sang ibu menuju ruang makan.

Ayahnya telah duduk beserta kakaknya di meja makan. Ibunya tersenyum menarik kursi untuk Sasuke. Melihat berbagai menu diatas meja membuat Sasuke untuk sesaat lupa dengan pikirannya akan Sakura.

"Sasuke? Mau pimpin doa?", Tawar sang Ayah. Sasuke mengangguk pelan kemudian menunduk.

"Tuhan yang maha kuasa, terima kasih atas segala kebaikan mu. Amin."Ucap Sasuke.

"Heh?"Itachi menatap polos sang adik. "Singkat sekali doa-mu? Tidak ada permintaan agar Sakura dapat hadir untuk mengisi salah satu kursi kosong disini?"Ledek Itachi.

Mikoto menegur putra sulungnya yang menganggu sang adik. Fugaku menggeleng pelan sambil menahan tawanya. Sasuke hanya melemparkan tatapan tajam pada sang kakak.
Mikoto mulai membagikan piring untuk mereka semua. Lalu mengisi piring Fugaku dengan Nasi dan lauk pauk.

Lalu pertanyaan itu keluar dari mulut kepala keluarga Uchiha. "Sakura sudah tidak pernah terlihat. Sakura kemana?"

Pertanyaan itu telak membuat napsu makan Sasuke hilang. Dengan pelan Sasuke memasukan sedikit demi sedikit lauk pauk pada piringnya. Itachi Uchiha yang menyadari itu tersenyum kecil.

"Sakura pergi ke Suna. Ia kini tinggal bersama neneknya. Soalnya Ibu dan ayahnya sedang sibuk."Jawab Itachi. Jawaban ini memang benar walaupun sebelumnya ada konflik kecil dengan Sasuke sebelum Sakura pergi. Namun itulah alasan sebenarnya. Sakura menangis karena ia akan pergi ke Suna. Nyatanya bahwa Sakura berpamitan dengannya adalah hal yang di sembunyikan dari Sasuke. Itachi ingin sekali menganggu sang adik sehingga merahasiakan hal ini. Sang ibu dan Sasuke sedang pergi saat Sakura menenteng tas ransel bergambar kelinci, memakai topi merah, dan memeluk boneka beruang ke rumahnya siang itu. Sakura tersenyum dengan lebar saat mengetuk pintu dan pulang dengan sedih karena ia tidak dapat berpamitan dengan Sasuke.

Dan Itachi memilih untuk tidak mengatakan hal tersebut pada semuanya.

"Oh, sayang sekali. Sakura anak yang manis. Ayah harap dia bisa segera kembali."

Mikoto tersenyum mendengar tuturan suaminya.
"Iya sayang. Ayo kita lanjut makan lagi."

Lalu sampai makan malam itu berakhir. Sasuke tidak mengeluarkan suara apapun, selain menyadari bahwa hari-harinya memang berbeda sejak Sakura datang ke dalamnya. Lalu kembali berbeda saat Sakura meninggalkannya.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang