Ino melirik sesaat pada Sakura yang masih mengadahkan kepala. Kedua matanya tertutup dan nafasnya perlahan beraturan. Ino mendengus menyadari bahwa teman, tunggu teman yah mungkin Ino harus mengakuinya. Sakura adalah temannya. Bahwa temannya sedang tidur. Rasa tak tega membangunkan Sakura dari lelapnya membuat Ino enggan beranjak. Tapi sudah berapa lama mereka di sini Ino juga tidak tahu.
Ino dengan ragu berdiri dan meninggalkan Sakura di taman sendiri.
...
Sasuke memperhatikan kursi di sebelahnya yang kosong. Sakura belum juga kembali bahkan setelah satu pelajaran terlewati. Kelas kembali kosong karena sepertinya guru pengganti mereka sedang sibuk.
Sasuke perlahan menenggelamkan kepalanya dalam lipatan lengan diatas meja. Kepalanya sangat pusing hari ini. Tidur sejenak tidak akan menganggu.
...
Ino berjalan menuju ke kelas secepat mungkin. Ia telah melihat jam dan seharusnya ibiki-sensei sudah keluar sejak 30 menit yang lalu. Saking langkahnya terlalu cepat dan tergesa-gesa ia tidak sengaja menabrak Naruto, teman sekelasnya yang sangat menyebalkan.
"Apa kau tidak punya mata?!"Seru Ino kesal. Naruto hanya tertawa meringis sebelum kembali pergi, karena ia juga sedang tergesa-gesa.
"HEIII!"Seru Ino tidak terima. Naruto bahkan tidak mengucapkan satu patah katapun.
"Nanti saja minta maafnya Ino-chan. Aku sedang terburu-buru."Seru Naruto berbalik.
Ino menyadari hal itu, sejak Sakura memperkenalkan diri. Naruto menyukai Sakura.
"Apa Sakura?!"Tanya Ino. Langkah Naruto terhenti. Ino tersenyum, benarkan lelaki pembuat obat itu mencari Sakura.
"Kau tahu dimana dia?"Tanya Naruto. Ino menyerit berpikir. Ia ragu memberitahukan keberadaan Sakura apa tidak. Tapi ia tidak tega membiarkan Sakura tertidur sendiri di taman. Jika ada orang yang ingin berbuat jahat bagaimana. Tujuannya kembali ke kelas adalah untuk memberitahu Uchiha yang bodoh itu untuk menemani Sakura. Tapi Ino tersenyum. Ia hanya ingin memastikan sesuatu.
"Cari dia di taman belakang Auditorium Sekolah."Ucap Ino, setidaknya ada yang menjaga Sakura sementara.
"Terimakasih. Oh yah, maaf."Naruto berlari menyusuri koridor dengan cepat. Ino mengangguk pelan, ini kesempatan nya bukan?
...
Ino tiba di kelas hanya untuk menemukan si Uchiha bodoh itu sedang tidur dan tidak berusaha mencari Sakura yang menghilang. Bahkan Naruto saja terlihat uring-uringan. Sedangkan pria yang Sakura bilang adalah cintanya, sedang asik tenggelam di dalam kabut mimpi.
Perlahan Ino duduk di tempat Sakura. Melakukan hal sama dilakukan oleh Sasuke tetapi dengan Ino yang memandangi Sasuke yang terlelap.
Seakan menyadari kehadirannya, Sasuke mulai membuka matanya perlahan.
"Sakura?" Panggil Sasuke lirih.
Ino terkejut kemudian tersenyum sinis."Ino apa yang kau lakukan?!"Sasuke langsung bangun dan duduk dengan tegak.
Ino melakukan hal yang sama. Ia duduk tegak menatap Sasuke.
"Apa yang kulakukan? Aku hanya duduk disini dan merenung apa yang sebenarnya aku sukai darimu?"Ino berdiri dari kursi Sakura dan berjalan di hadapan Sasuke. Sasuke hanya menatap perempuan itu datar.
Ino menyajarkan wajahnya dengan Sasuke. "Aku tertarik pada wajahmu saja ternyata selama ini. Hmm, sayang sekali. Aku kalah dari Sakura ternyata. Oh yah? Apa kau tidak ingin mencari Sakura? Terakhir aku melihatnya menangis tidak karuan berlari menuju....", Ino mengantungkan perkataanya.
"Minaaaaa! Sensei sedang sibuk. Halaman 75 kerjakan di rumah dan hari Senin di kumpulkan."Ketua kelas yang pemalas itu mengatakan pengumuman yang membuat kelas berubah riuh.
Ino menepuk pelan meja Sasuke, "Btw... Aku lapar, tadi makan siang aku bertengkar dengan Sakura dan aku melupakan makan siangku. Oh yah mengenai Takoyaki itu. Aku minta maaf well, itu terakhir kalinya kau bakal melihatku dengan Sakura berkelahi hanya karena merebutkanmu. Bye."Ino berjalan meninggalkan kelas untuk pergi ke kantin.
Sasuke terdiam, ia melihat kotak bekal merah muda Sakura di dalam tas. Sakura belum makan siang. Perlahan ia mengeluarkan kotak bekal yang masih berat dan botol air milik Sakura. Tapi Ino tidak menyebutkan dimana Sakura berada tadi.
"Oh yah!"Seruan Ino membuat Sasuke terlonjak kaget dan berbalik untuk memberikan tatapan mematikannya.
"Apalagi maumu?"tanya Sasuke dingin.
Ino terlihat tak acuh, "Sakura di belakang taman auditorium. Lelah menangis, tertidur dan sendiri. Kalau kau mencarinya. Tapi tenang saja. Harusnya Naruto sudah menemaninya saat ini."Ino kemudian menyusul kedua temannya yang menunggu di depan kelas dengan senyum yang Sasuke anggap sebagai ejekan.
Sasuke menunduk melihat kotak bekal dan botol air milik Sakura.
.
.
.
ATTENTION!
Chapter FALLING mulai 16-Selesai akan di private. Mohon pengertiannya.
Silahkan memfollow saya untuk kelanjutan cerita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanfictionFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...