SATU

14.6K 897 25
                                    

Konoha, Musim semi.
13 tahun yang lalu.


"Hay... Halo... Nama aku Sakula. Aku tinggal di depan lumahmu."Seorang anak kecil mengenakan dress kuning pastel berdiri sembari memeluk boneka beruang berwarna coklat tua tersenyum lebar di depan pintu rumah Uchiha.

Mikoto Uchiha, melihat pada perkarangan seberang rumahnya dan melihat banyak karton serta sebuah truk pindahan terparkir di depannya. Ia tersenyum membalas gadis kecil berambut unik di bawahnya.

"Hai gadis kecil, Sakula. Rumahmu di depan kami yah."

"Sakula. Dengan la. Kayak nama bunga Sakula."

Sakura. Nama Gadis itu. Ia membenarkan namanya yang salah diucapkan oleh Mikoto. Mikoto terdiam dan memproses sejenak perkataan anak kecil imut tersebut. Sebelum ia menyadari bahwa nama anak itu ada hubungannya dengan rambut unik yang dimilikinya.

"Oh haha... Iya. Seperti rambutmu kan merah muda. Sakura. Kau penghuni baru rumah kosong di depan?"

"Hu'uh." Sakura mengangguk dengan semangat. Kemudian melanjutkan jawabannya, "Aku balu saja pindah dengan kelualgaku. Ibu dan ayahku sibuk membelsihkan. Banyak debu. Sakula tidak suka."Sakura menyerit dahi, ia mengingat tumpukan debu dirumah barunya dan betapa ia membenci melihat tumpukan kotoran di segala sisi serta sarang laba-laba, Sakura benci itu. Ia kemudian memutuskan untuk pergi berjalan-jalan ke tetangga depan rumah yang halamannya terlihat sangat indah.

Sakura menatap jajaran rumput terpotong rapi yang menjadi karpet di depan halaman rumah bernuansa putih itu. Capung juga kupu-kupu berterbangan diatas rumput dan Sakura tau, seperti ini rumah impiannya kelak.

"Aku suka tamanmu Bibi. Aku senang pagal lumahmu tidak sebesal lumah-lumah lain. Jadi aku bisa melihat lumputmu." Sakura berkata dengan nada penuh kekaguman terselip disana. Matanya berbinar mengatakan bahwa ia sangat menyukainya.

Mikoto tertawa mendengar pujian dari seorang anak kecil yang mengaku baru saja menjadi tetangganya.

"Ada apa Bu?"Tanya seorang remaja laki-laki mengintip dari pundak Mikoto.

"Ah, Itachi, tetangga baru kita. Namanya Sakura."Jelas Mikoto. Ia menyingkirkan sedikit memberi celah untuk Itachi melihat Sakura.

"Waaaw... Kakak kau tampan, namaku Sakula."Sakura mengadah menatap kagum sosok Itachi. Anak pertama di keluarga Uchiha itu.

Itachi yang mendengar pujian untuknya tertawa.

"Namaku Itachi. Ibu kenapa aku tidak mempunyai adik sepertinya?"Tanya Itachi menatap Ibunya. Menggap bahwa Tuhan tak cukup adil karena ia tidak memiliki adik seperti Sakura.

"Hush Itachi! Apa yang kau katakan?"Mikoto menegurnya. Itachi hanya merenggut kemudian kembali tersenyum menatap Sakura yang terlihat sangat imut.

"Apa ibumu atau ayahmu tau kau kemari? Nanti dia mencarimu."Tanya Mikoto, berusaha mengalihkan ucapan Itachi yang tidak sopan.

Sakura menggeleng pelan.
"Meleka sedang sibuk."

Itachi menyukai bagaimana Sakura menjawab pertanyaan, lidahnya yang cadel membuatnya imut. Apalagi pipi tembem dan dihiasi rona seperti rambutnya. Itachi tidak bisa menahan dirinya untuk mencubit salah satu pipi Sakura yang terlihat menggelantung bebas, "Dia imut sekali Bu. Apa dia satu umur dengan Sasuke?" Sakura terlihat pasrah ketika Itachi memainkan salah satu pipinya. Karena ia juga mengagumi wajah tampan Itachi.

"Sasuke?" Sakura menyeritkan dahinya.

"Ayo masuk, biar bibi kenalkan pada anak bibi yang satunya. Dia sedang menonton."Mikoto mendorong Itachi untuk berhenti memainkan pipi Sakura.

"Ayo Sakura."Itachi menggenggam tangannya.

"Kakak kau sangat tampan."

Sekali lagi dan wajah Itachi tersenyum menatap Sakura. Setelah itu ia cemberut. Wajahnya masam, kenapa ia tidak punya adik seperti Sakura? Kenapa ia mempunyai adik seperti Sasuke yang berwajah tembok.

"Ibu aku ingin adik seperti Sakura."Rengek Itachi sekali lagi.

"Itachi, Sasuke juga adikmu."Mikoto mengingatkan.

"Bisa kita mengadopsinya? Kita jadikan dia adik angkat. Atau kita menculiknya saja."Usul Itachi yang langsung mendapat decakan emosi ibunya.

"Itachi, jaga mulutmu."

"Sasuke. Lihat tetangga baru kita. Sakura."

Seorang anak lelaki yang tadinya duduk di kursi sofa berbalik mendengar perintah sang ibu.

Sakura melihat Sasuke.

Dunia kecil Sakura yang penuh imajinasi langsung terhenti. Seakan ada ribuan kupu-kupu yang mengelilinginya, Sakura kecil tersenyum semanis (selebar) mungkin. Bagaimana sosok lelaki yang dipanggil Sasuke ini berbalik menatapnya, cahaya seakan menyinari wajah tampannya. Inilah Cinta, Sakura tahu itu. Ini yang ada di dalam dongeng yang selalu neneknya bacakan padanya sebelum tidur. Perasaan ini, Sakura mengenalinya dengan cepat. Lalu bagaimana Sasuke menatapnya balik, Sakura melihat getaran itu. Getaran yang sering Sakura lihat ketika ayahnya menatap sang ibu. Sakura tersenyum lebar, itulah cinta pertama nya. Sakura dengan cepat berlari dan memeluk pria kecil bernama Sasuke itu.

Detik itu juga, wajah Itachi berubah, senyuman mengembang di wajahnya.

"Sepertinya, dia bisa menjadi adikku suatu saat nanti. Aku hanya harus menunggu."

"Ibu... Dia siapa? Ibuuuu.... Itachi.... Tolong...."

"Hahahaha..."

Pagi itulah yang merubah kediaman Uchiha menjadi lebih berwarna.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang