EMPAT PULUH DUA

4.2K 498 21
                                        

"Aku akan menghancurkan otakmu seperti squishy."

Ino memandang Sakura dengan jijik dan emosi. Perempuan itu baru saja menceritakan kejadian dan perjanjian dengan Sasuke.

"Ino...", Sakura merengek. Sepertinya Sakura tidak punya harapan bahwa apa yang dilakukannya itu benar. Ino jelas membenci cerita Sakura. Alis Ino berkendut, suara gerakan tertahan terdengar.

"Tidak! Pokoknya Aku tidak mau tau, Sasuke tidak boleh ikut, Kau dan Garaa akan menontonnya hanya berdua."Ucap Ino tegas. Ia masih bingung dengan Sakura. Kemarin otaknya sudah benar, sekarang rusak lagi.

"Inoo..."Rengek Sakura lagi.

"Aku tidak mau mendengar apapun pembelaan mengenai Sasuke. Aku muak dan emosi mendengarnya. Dia sudah menyiakanmu Haruno!"

Apa Ino harus membuat list kejahatan Sasuke terhadap Sakura dengan kedok persahabatan dusta mereka? Ino bahkan tidak yakin hubungan Sasuke dan Sakura dapat dikatakan sahabat.

"Inooo..."Sakura tidak suka kalau Ino merendahkan Sasuke. Biar bagaimanapun, pria itu tetap sahabat kecilnya.

"Biar tau diri itu Ayam Banci! Yang paling mengerti dia ada di depan mata, tidak bisa dihargai dan giliran yang di pojokan WC dijadikan pacar."

Sakura memutar matanya bosan. Walau ia setuju dengan perkataan Ino. Shion adalah kotoran WC. So rude, but sorry not sorry.

"Ino, berhenti. Makananmu hancur semua."

"Ck, tidak bilang dari tadi. Ini gara-gara kamu sama Sasuke."

Selanjutnya Ino memakan makanannya yg sudah tidak terbentuk dengan penuh emosi.

Sakura tertawa pelan.

Saat ini biarkan Ino menuntunnya untuk keluar dari perasaannya yang menyiksa.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang